Doa Sesudah Tidur Menurut Anjuran Nabi, Hafalkan Segera
Membaca doa sesudah tidur memiliki keutamaan yang besar dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim.
Membaca doa sesudah tidur memiliki keutamaan yang besar dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim.
Doa Sesudah Tidur Menurut Anjuran Nabi, Hafalkan Segera
Doa sesudah tidur dan artinya perlu diamalkan oleh umat muslim. Sebab, doa ini dapat membantu meningkatkan kesadaran serta rasa syukur atas nikmat tidur dan kesehatan yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan membaca doa sesudah tidur, bisa membantu umat muslim mendapatkan pahala.
Melansir dari NU Online, sebelum dan sesudah tidur umat muslim dianjurkan untuk membaca doa. Membaca doa sesudah tidur adalah bentuk syukur karena Allah SWT masih menjaga kita saat tidur serta memberikan kesempatan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.Doa sesudah tidur bisa diajarkan kepada anak sejak dini. Dengan begitu, nantinya anak akan terbiasa mengamalkan doa ini hingga dewasa. Berikut doa sesudah tidur dan artinya yang merdeka.com lansir dari laman NU Online.
Bacaan Doa Sesudah Tidur
Doa sesudah tidur yang paling umum dibaca adalah اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَحْيَانَا بَعْدَمَآ اَمَاتَنَا وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ. Selain doa sesudah tidur tersebut, dalam buku berjudul 24 Jam Hidup dengan Doa dan Amal Harian Rasulullah (2007) oleh Abu Bakar bin As-Sina, masih ada tiga doa sesudah tidur lainnya.Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kalian berbaring di tempat tidurnya maka hendaknya ia meletakkan telapak tangannya sebelah kanan di bawah pipinya dan mengucapkan:
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau menciptakan jiwaku, Engkaulah yang akan mematikannya, Engkau yang menentukan ajalku, jika Engkau memberikan hidup kepadaku maka peliharalah (hidupku), dan jika Engkau mematikanku maka ampunilah dosaku. Ya Allah, aku mohon keamanan." (HR. Muslim)
Sementara itu, dalam buku berjudul Amalan Shalih dari Bangun Tidur hingga Menjelang Tidur oleh Bagus Eko Dono, dijelaskan setiap muslim memiliki kesempatan untuk melakukan amalan sunah setelah bangun tidur seperti membaca doa sesudah tidur. Adapun bacaan doa sesudah tidur yang umum dilafalkan adalah sebagai berikut: 1. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَحْيَانَا بَعْدَمَآ اَمَاتَنَا وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Alhamdulillahil ladzii ahyaanaa ba'da maa amaa tanaa wa ilahin nusyuur.
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah kami mati (membangunkan dari tidur) dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan.”
Ini bacaan doa sesudah tidur yang paling umum dibaca umat muslim. Doa sesudah tidur ini adalah ungkapan syukur dan kesadaran bahwa hanya Allah-lah yang berkuasa atas kehidupan dan kematian.
Dalam doa ini, seorang muslim mengakui bahwa Allah-lah yang telah memberi kesempatan untuk hidup kembali setelah tertidur. Muslim juga menyadari bahwa semua manusia hanya akan kembali kepada Allah pada akhirnya. 2. الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي رَدَّ عَلَيَّ رُوحِي، وَعَافَانِي فِي جَسَدِي، وَأَذِنَ لِي بِذِكْرِهِ
Alhamdulillahilladzi radda ‘alayya ruhi wa 'afani fi jasadi wa adzina li bidzikrihi.
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang mengembalikan ruhku, menyehatkan tubuhku, dan memperkenankan aku untuk mengingat-Nya.” (HR. Tirmidzi dan Nasa'i)
Doa sesudah tidur ini memiliki makna syukur dan pengakuan atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita setelah kita bangun dari tidur.
Dalam doa ini, seseorang mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah mengembalikan ruh kita ke dalam tubuh yang sehat dan memperkenankan kita untuk terus mengingat-Nya.
Maka dengan mengucapkan doa ini, setiap umat manusia menyadari betapa berharganya kesempatan hidup yang diberikan oleh Allah setiap kali kita bangun dari tidur, serta menyadari pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan hati agar selalu siap dalam beribadah kepada-Nya. 3. لا إلهَ إلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ على كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
La ilaha illa Allah, wahdahu la sharika lahu, lahu al-mulk wa lahu al-hamd, wa huwa `ala kulli shay'in qadir.
Artinya: “Tiada tuhan selain Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Ibnu As-Sunni)
Doa sesudah tidur ini adalah ungkapan syukur dan pengakuan atas kebesaran dan ke-Esa-an Allah SWT, serta mengharapkan ampunan dari-Nya. Dalam doa ini, manusia menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tidak memiliki sekutu. Allah SWT memiliki segala kekuasaan dan kebesaran, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu di dunia ini.
Setiap yang berdoa menyatakan bahwa Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa hambanya meskipun sebanyak buih di lautan. Ungkapan ini menunjukkan keagungan dan kemurahan hati Allah SWT dalam mengampuni dosa hamba-Nya yang beristighfar dan bertaubat kepada-Nya.
4. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Laailaha illaallahi wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir, wal hamdu lillah, wa subhaanallaahi wa laa ilaaha illa llaahu wallaahu akbar, wa laa haula walaa quwwata illaa billaah.
Artinya: “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa lagi Maha kuasa. Tuhan langit dan bumi dan apa-apa yang berada di antaranya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.” (HR. Bukhari)
Doa sesudah tidur ini memiliki makna syukur dan pengakuan atas kebesaran dan ke-Esa-an Allah SWT. Dalam doa ini, seseorang mengakui bahwa hanya Allah SWT yang layak disembah dan dihormati, karena Dialah yang Maha Esa dan memiliki kekuasaan yang tak terbatas.
Allah SWT adalah Tuhan langit dan bumi, dan segala sesuatu yang berada di antaranya, yang Maha Mulia dan Maha Pengampun. Maka dengan mengamalkan doa ini, manusia senantiasa diingatkan untuk senantiasa mengagungkan ke-Esa-an Allah SWT, serta menjauhi segala bentuk penyembahan atau pengagungan kepada selain Allah SWT.
Adab Tidur dalam Islam
Setelah mengetahui doa sesudah tidur, umat muslim juga perlu memahami adab tidur.. Ada beberapa adab tidur sesuai ajaran Rasulullah SAW, antara lain:Berwudu
Adab tidur dalam Islam yang pertama, yaitu berwudu. Sebelum tidur, umat muslim dianjurkan untuk berwudu layaknya seperti mau salat. Hal ini sebagaimana disebut dalam sebuah hadis, artinya:
“Jika engkau hendak menuju tempat tidurmu (untuk tidur), maka berwudulah seperti engkau berwudu untuk salat, kemudian berbaringlah di rusukmu (bagian tubuh) sebelah kanan” (HR Bukhari dan Muslim). Berbaring ke Sebelah Kanan
Adab tidur dalam Islam yang dianjurkan Rasulullah selanjutnya, yaitu bertumpu pada tubuh bagian kanan. Hal ini karena Nabi Muhammad menyukai untuk melakukan segala hal baik dengan bagian kanan, seperti makan dengan tangan kanan, membasuh anggota wudu dimulai dari bagian kanan, dan lainnya.
Tidur berbaring ke sebelah kanan juga dianggap lebih cepat untuk bangun, sehingga mudah tatkala hendak dibangunkan oleh orang lain. Hal ini yang kemudian Islam menganjurkan umat muslim memiliki adab tidur berbaring ke sebelah kanan. Berzikir kepada Allah SWT
Adab tidur dalam Islam selanjutnya, yaitu berzikir kepada Allah SWT. Zikir merupakan doa penenang hati dan batin. Maka dari itu, sebelum tidur, umat muslim dianjurkan untuk berzikir terlebih dahulu.
Menurut Imam Al-Ghazali, ada beberapa bacaan zikir yang bisa dibaca, seperti membaca Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq, Surah An-Nas, dan Surah Al-Mulk. Dengan membaca bacaan zikir sebelum tidur, dipercaya dapat membuat tidur lebih tenang dan nyaman. Menghadap Kiblat
Selain menghadap ke kanan, tidur juga dianjurkan untuk menghadap kiblat. Sebab, pola tidur seperti ini juga sering dilakukan oleh Rasulullah. Sebagaimana yang tertuang dalam hadis berikut, artinya:
“Rasulullah memerintahkan ‘Aisyah untuk menyiapkan tempat tidurnya. Tempat tidurnya pun disiapkan, lalu Rasulullah menghadap kiblat. Dan apabila beliau merebahkan diri di atasnya, beliau jadikan telapak tangan kanannya sebagai bantal” (HR Abu Y’ala)