Intip Ritual Sembelih Kambing Kendit di Ponorogo, Berlangsung sejak 200 Tahun Lalu
Merdeka.com - Masyarakat Desa Carangrejo, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menggelar ritual menyembelih kambing kendit atau kambing berwarna dasar hitam kombinasi putih bergaris melingkar seperti cincin tanpa putus di bagian badan.
Ritual adat sedekah bumi yang berlangsung turun-temurun sejak 200-an tahun lalu berlangsung sakral pada Jumat (11/11/2022) di Dam Sumorobangun Kabupaten Ponorogo.
Ritual dimulai sejak pukul 04.00 WIB dengan menyembelih kambing kending yang sudah disiapkan di Dam Sumorobangun. Selanjutnya, daging kambing dimasak bersama-sama oleh kaum laki-laki.
-
Bagaimana ritual penyembelihan kambing kendit? Prosesi penyembelihan dimulai dengan pemotongan kambing kendit oleh seorang ahli yang dipilih secara khusus, kemudian dagingnya didistribusikan kepada warga desa.
-
Kenapa kambing kendit dipilih untuk ritual? Kambing kendit sendiri adalah jenis kambing yang dipilih untuk ritual ini karena diyakini memiliki kualitas daging yang baik.
-
Kapan tradisi gulai kambing di Masjid Gedhe Kauman dimulai? Meski demikian, dia menyebut pada akhir tahun 1960-an, menu gulai kambing itu sudah menjadi tradisi khas di Masjid Gedhe Kauman.
-
Apa yang unik dari kambing kendit? Kambing kendit adalah salah satu jenis kambing yang memiliki ciri fisik yang unik. Tubuhnya kecil dan pendek dengan warna tubuh yang dominan putih dan hitam. Kambing kendit memiliki bulu yang keriting dan tanduk yang pendek, membuatnya mudah dikenali di antara jenis kambing lainnya.
-
Bagaimana tradisi kupatan di Serang dilakukan? Ketupat kemudian dibelah dan dibagikan kepada warga yang sudah hadir di dalam masjid. Masyarakat akan bersama-sama memakan sajian tersebut untuk memeriahkan peringatan Isra Miraj, sekaligus merekatkan tali silaturahmi antar warga.
-
Kapan tradisi obong-obong di Kendal dilakukan? Tradisi obong itu dilakukan setahun setelah kematian almarhum.
"Kami hanya meneruskan apa yang sudah menjadi tradisi para leluhur dahulu,” ungkap Kepala Dusun Bulurejo, Desa Carangrejo, Suyatno.
Pelaksanaan
Ritual sedekah bumi menyembelih kambing kendit dilakukan setiap bulan November bertepatan dengan hari Jumat Legi dalam penanggalan Jawa.
Pada pelaksanaannya, ada beberapa bagian tubuh kambing kendit yang tidak dimasak, melainkan dilarung ke dasar Dam Sumorobangun. Bagian-bagian tubuh kambing yang dilarung yakni kepala, kaki, serta jeroan.
"Bagian kepala, jeroan, dan kulit dilarung di sungai. Lalu ususnya dibentangkan di atas aliran sungai," jelas Suyatno, dikutip dari Antara.
Setelah acara memasak selesai, dilanjutkan dengan doa bersama atau kenduri. Tahapan inilah yang membuat warga tampak antusias.
Wujud Syukur
Suyatno mengungkapkan ritual menyembelih kambing kendit merupakan bentuk rasa syukur warga atas limpahan air dari aliran sungai Dam Sumorobangun untuk pertanian di Desa Carangrejo.
“Ritual ini juga untuk mengenang Mbah Doplang, tokoh sakti yang membuat sungai Dam Sumorobangun dialirkan ke Desa Carangrejo," ujarnya.
Setelah pelarungan dan kenduri usai, ritual dilanjutkan dengan mengawinkan dua sumber air, yakni sumber air Sumorobangun dengan sumber air Beji Sendang Songo di Desa Carangrejo. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kambing kendit adalah jenis kambing yang dijual dengan harga tinggi.
Baca SelengkapnyaRitual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan festival pun melibatkan 8 desa yang ada di Kecamatan Pangkalan Jambu.
Baca SelengkapnyaTradisi itu diadakan sebagai bentuk apresiasi terhadap hewan ternak sapi sebagai makhluk Tuhan
Baca SelengkapnyaMelihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKambing-kambing ini ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi mata tercongkel dan kaki terpotong.
Baca SelengkapnyaKesenian Sapi Gumarang jadi ikon unik khas Kabupaten Bandung Barat.
Baca SelengkapnyaMereka masih mempertahankan tradisi ini karena banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Baca SelengkapnyaTradisi turun-temurun ini sudah dilakukan sejak tahun 1989 silam.
Baca SelengkapnyaJika bibit sapi biasanya dibandrol sekitar Rp 9.000.000 per ekor, bibit Sapi Gerumbungan bisa sampai Rp 11.000.000 per ekor.
Baca SelengkapnyaSelain memohon doa untuk kelancaran pertanian, tradisi ini juga digelar sebagai cara memupuk keguyuban dan persaudaraan petani.
Baca SelengkapnyaKeunikan junjung pusako adalah sebuah kain panjang yang membungkus di dalamnya berisikan tulisan kuno.
Baca Selengkapnya