Menengok Kondisi Terkini Gunung Bromo Saat Pandemi, Suasananya Bikin Rindu
Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, rombongan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI mengunjungi kawasan wisata Gunung Bromo di Jawa Timur. Jam belum tepat ada di angka 03.00 WIB dini hari, saat beberapa mobil hartop memasuki area parkir sebuah hotel di kawasan Cemorolawang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Para pengemudi hartop bergegas turun untuk menunggu para penumpang naik ke mobil. Hartop-hartop ini disewa oleh rombongan dari Kemenparekraf.
Dikutip dari Antara (3/10/2020), kunjungan Kemenparekraf ini untuk melakukan sosialisasi serta simulasi panduan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan di kawasan wisata Gunung Bromo.
-
Dimana wisata Gunung Bromo berada? Salah satu daya tarik utama di Malang adalah kawasan wisata Gunung Bromo, sebuah keajaiban alam yang menakjubkan dengan pemandangan gunung berapi, lautan pasir, dan langit berbintang.
-
Kapan Gunung Bromo ditutup? 'Kawasan taman nasional ditutup pada 21 Juni pukul 00.00 WIB, hingga 24 Juni 2024 pukul 24.00 WIB,' kata Septi dilansir dari Antara, Senin (17/6).
-
Apa yang dilakukan selama penutupan Bromo? 'Kawasan hanya terbuka bagi masyarakat yang akan mengikuti ritual Yadnya Kasada, beridentitas sesuai dengan ketentuan yang tertulis pada surat edaran PHDI Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo,' katanya. Sementara pada 23-24 Juni, lanjutnya, kawasan hanya dibuka untuk masyarakat dan petugas yang berkepentingan dalam melakukan pembersihan kawasan.
-
Siapa yang boleh masuk saat Bromo ditutup? 'Kawasan hanya terbuka bagi masyarakat yang akan mengikuti ritual Yadnya Kasada, beridentitas sesuai dengan ketentuan yang tertulis pada surat edaran PHDI Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo,' katanya.
-
Dari mana saja akses ke Bromo ditutup? Penutupan akses wisata Gunung Bromo dari wilayah Kabupaten Probolinggo dilakukan dari pintu masuk Cemorolawang.Sementara dari arah Kabupaten Pasuruan, akses ditutup dari wilayah Dingklik.Sementara untuk untuk pintu masuk dari arah Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, ditutup di wilayah Jemplang, Kabupaten Malang.
-
Apa yang istimewa dari Gunung Bromo? Gunung Bromo adalah tempat wisata di Probolinggo yang tak hanya terkenal di kalangan wisatawan lokal saja, melainkan juga mancanegara. Ketenarannya disebabkan oleh keindahan pemandangan alamnya yang menakjubkan..
Rombongan Kemenparekraf di Bromo
Hartop atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jip Bromo biasanya ditumpangi 6-7 orang. Namun, di masa pandemi Covid-19, kapasitasnya dikurangi hanya menjadi 3-4 orang. Di dalam mobil juga dipasang sekat plastik sebagai pembatas antar kursi.
Sekitar 30 menit kemudian, tujuh jip yang membawa rombongan Kemenparekraf berangkat menuju kawasan wisata Gunung Bromo. Menelusuri jalan sempit dan berliku, naik turun perbukitan di tengah cuaca dingin.
©2019 Merdeka.com
Setelah menyusuri lautan pasir dengan debu yang tak berhenti beterbangan, kendaraan berhenti sejenak untuk mengambil jarak supaya tidak terlalu berdekatan dengan yang lain. Pasalnya jalan yang dilalui menanjak.
Pak Dirman, pengemudi hartop, mengingatkan penumpang untuk pegangan karena jalanan yang terus naik dan berkelok.
"Pegangan tidak apa-apa. Meski gelap, tapi pemandangan depan bagus kok," selorohnya, sembari tertawa kecil.
Menyaksikan Matahari Terbit
Tidak sampai satu jam, rombongan hartop sudah sampai di Penanjakan. Mayoritas wisatawan Gunung Bromo menyempatkan diri berkunjung ke Penanjakan untuk menyaksikan matahari terbit.
Lokasi yang memiliki ketinggian 2.770 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini menjadi lokasi favorit para wisatawan menyaksikan sang mentari muncul dari ufuk timur. Penanjakan sendiri termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), tepatnya berada di arah barat daya Gunung Bromo.
©2015 merdeka.com/debby restu utomo
Selain menikmati sinar matahari pagi, wisatawan juga dapat menyaksikan pesona deretan gunung eksotis yang memanjakan mata, yaitu Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru.
Di sana, ternyata sudah ada ratusan pengunjung yang menunggu matahari terbit. Para wisatawan tampak menikmati minuman panas penghangat tubuh di tengah cuaca dingin dan hembusan angin yang menusuk kulit.
"Sekarang dinginnya 12 derajat, tapi tadi saat jalan ke sini sempat 11 derajat," ujar Faiq Azmi, salah seorang pengunjung asal Surabaya, sembari memperlihatkan layar depan ponselnya yang memperlihatkan informasi suhu.
Setelah sinar matahari memancar dan terlihat jelas, para wisatawan berangsur-angsur turun dari Penanjakan, menuju lokasi wisata lain di kawasan Bromo.
"Di sini kalau matahari sudah naik ya seperti ini, sepi. Tapi sekarang alhamdulillah, karena sempat tutup enam bulan. Pelaku UMKM di sini juga tak bisa jualan karena tak ada pengunjung," ucap salah seorang pedagang suvenir yang berharap pandemi Covid-19 segera berakhir.
Dari Penanjakan, rombongan Kemenparekraf menuju lautan pasir atau yang dikenal dengan sebutan pasir berbisik. Di sana, mereka sempat mengabadikan momen dengan berfoto sembari menerima penjelasan dari pemandu wisata. Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju bukit savana yang dikenal dengan sebutan Bukit Teletubbies.
Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Setelah sempat ditutup sementara sebagai akibat dari Covid-19, kawasan wisata TNBTS kembali dibuka pada 28 Agustus 2020 lalu. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) selaku pengelola dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sepakat pembukaan kawasan wisata itu dibersamai dengan penerapan protokol kesehatan ketat guna mencegah penyebaran Covid-19.
Di masa awal pembukaan kembali, pengelola membatasi jumlah wisatawan yang bisa berkunjung ke Gunung Bromo hanya sebesar 20 persen dari total kapasitas di hari-hari biasa. Sampai berita ini ditulis, kawasan wisata Gunung Bromo hanya menyediakan kapasitas kunjungan sebanyak 739 orang per hari.
Dari total kuota 20 persen itu dibagi untuk masing-masing destinasi. Kapasitas wisatawan di Penanjakan sebanyak 178 orang per hari dari total kapasitas 892 orang, wilayah Bukit Cinta sebanyak 28 orang per hari dari total kapasitas 141 orang, dan Bukit Kedaluh yang diperbolehkan 86 orang per hari dari total kapasitas 434 orang.
Kemudian, kawasan Savana Teletubbies maksimal 347 orang per hari dari total kapasitas 1.735 orang, dan kawasan Mentigen 100 orang per hari dari total kapasitas 500 orang.
Tiket Hanya Bisa Dibeli Secara Daring
Dikonfirmasi melalui telepon, Kepala BB-TNBTS John Kenedie menjelaskan, pembukaan wisata Gunung Bromo dilakukan bertahap setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Selama dua pekan pelaksanaan sudah kami evaluasi dan hasilnya bagus. Kalau di awal dibuka 20 persen pengunjung, sejak sepekan lalu sudah 40 persen. Pekan depan dievaluasi lagi dan diharapkan tetap bagus sehingga bisa sampai 50 persen pengunjung," ujarnya.
©2020 Merdeka.com/Instagram @princessyahrini
Pembukaan kembali wisata alam Gunung Bromo menerapkan sejumlah persyaratan kunjungan yang disusun sesuai penerapan adaptasi kebiasaan baru. Salah satunya ialah pembelian tiket wisata yang hanya bisa dilakukan secara daring.
Tiket bisa diperoleh pengunjung dengan memesan di laman "bookingbromo.bromotenggersemeru.org". Selanjutnya, hanya pemesan daring inilah yang diizinkan masuk ke area Gunung Bromo.
Tak itu saja, wisatawan juga wajib menyertakan surat keterangan sehat dan bebas infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dari puskesmas, termasuk pengecekan suhu tubuh maksimal 37,3 derajat Celcius.
Sementara itu, jika ada wisatawan yang melanggar, pihak yang berwenang akan memberikan sanksi bagi pelanggar.
"Sebab kalau ada klaster baru, maka dengan sangat terpaksa Bromo ditutup kembali. Kita berdoa, karena ini menyangkut ekonomi rakyat banyak di sana. Mudah-mudahan aman, semua kini rindu Bromo," terang John Kenedie.
Sementara itu, Munadi, seorang pemandu wisata, mengaku terkesima dengan kawasan Gunung Bromo sekarang. Menurutnya, selama tutup dan tidak pernah dikunjungi, suasana kawasan wisata Gunung Bromo semakin asri dan hijau.
"Tapi sayang, kita tidak bisa naik ke kawah Bromo karena memang belum dibuka. Harapan kami, semoga pengunjung tetap bisa menikmati Gunung Bromo di masa pandemi ini, tapi tetap memperhatikan protokol kesehatan," harap Munadi. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian kawasan Bromo ditutup karena kebakaran hutan dan lahan. Ini potret terbarunya.
Baca SelengkapnyaGeliat ekonomi sudah kembali normal di kawasan Gunung Bromo.
Baca SelengkapnyaBeberapa jenis tanaman, seperti pepohonan, masih butuh waktu panjang untuk kembali pulih seperti wujud semula.
Baca SelengkapnyaSesungguhnya di kawasan Gunung Bromo aktivitas perkemahan tidak diperbolehkan.
Baca SelengkapnyaPenutupan tersebut dilakukan untuk kelancaran proses pemadaman dan keamanan pengunjung akibat kebakaran yang terjadi pada 6 September 2023.
Baca SelengkapnyaPembelian karcis masuk kawasan Bromo dan sekitarnya hanya dapat dilakukan secara online.
Baca SelengkapnyaBumi Perkemahan Bedengan menjadi tempat wisata populer yang wajib untuk dikunjungi di Malang.
Baca SelengkapnyaKepala Bagian Tata Usaha TN BTS, Septi Eka Wardhani menjelaskan soal fenomena embun upas.
Baca SelengkapnyaPendakian Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur ditutup sejak 2020
Baca SelengkapnyaKebakaran terjadi sejak Rabu 30 Agustus. Upaya pemadaman masih terus dilakukan.
Baca SelengkapnyaKebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sudah padam. Kebakaran itu berdampak pada 661 hektare lahan di sana.
Baca Selengkapnya