Usaha Konveksi adalah Usaha Produksi Pakaian Massal, Ini Cara Merintisnya
Merdeka.com - Usaha konveksi adalah jenis usaha yang bergerak dalam bidang pembuatan pakaian atau kebutuhan sandang secara massal. Seperti kebanyakan usaha pabrikan, usaha konveksi adalah usaha yang juga membutuhkan banyak pekerja dan mesin-mesin produksi. Usaha konveksi tak harus selalu berskala besar, ada juga usaha konveksi partai kecil yang menerima pesanan secara lebih eksklusif.
Pada usaha konveksi, produk yang dihasilkan diolah mulai dari masih berupa bahan mentah, setengah jadi, sampai pada produk jadi. Pengerjaan di usaha konveksi ini meliputi mengerjakan pakaian kemeja, kaos kaki, t-shirt, dan lain-lain. Pelaku usaha di bidang konveksi juga harus selalu mengikuti perkembangan tren fashion yang sedang berlangsung, agar produk yang dihasilkan sesuai dengan selera pasar.
Usaha konveksi adalah usaha yang cenderung tak pernah mati, karena kebutuhan sandang manusia akan selalu ada. Yang harus Anda pikirkan saat hendak membuka usaha ini adalah bagaimana cara bersaing yang sehat dan bagaimana cara untuk terus memunculkan ide-ide kreatif dalam proses pembuatan pakaian. Berikut selengkapnya.
-
Bagaimana agar pakaian bisa digunakan lama? Pilihlah pakaian yang memiliki model kancing atau ritsleting di bagian depan agar lebih praktis saat menyusui.
-
Gimana cara produsen fast fashion bisa untung banyak? Akhirnya, fashion menjadi lebih mudah dijangkau oleh berbagai kalangan. Sayangnya, kualitas dari suatu fashion menjadi terabaikan karena overproduksi yang berfokus pada keuntungan.
-
Kenapa berbisnis itu harus dilakukan dengan semangat pantang menyerah? Kendala tersebut sudah sepantasnya dijadikan pembelajaran diri sendiri untuk dapat menjalankan bisnis lebih baik lagi di masa mendatang.
-
Bagaimana pabrik sarung tenun Gresik berkembang? Pada tahun 1953, usaha tenun kecil bernama Pertenunan BHS memulai usaha membuat sarung tenun. Saat itu, usaha tenun yang berlokasi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur ini memproduksi saring tenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Seiring waktu, usaha tenun kecil ini terus berkembang. Kapasitas produksi dan jenis produk ditambah. Kini, selain memproduksi sarung tenun manual, pabrik ini juga membuat sarung tenun menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM).
-
Bagaimana pelaku usaha Bontang bisa menang persaingan? Tidak hanya itu, penting juga untuk memenangkan persaingan usaha dengan memilih produk yang inovatif, produk yang dimodifikasi serta mempunyai nilai yang tinggi baik dalam desain warna, ukuran, kemasan, merek, dan ciri-ciri lain.
-
Mengapa pakaian penting untuk manusia? Pakaian melindungi diri dari berbagai hal, memberi manusia cara untuk mengekspresikan diri, dan mencegah ketidaksenonohan di depan umum.
Analisa Bisnis Terlebih Dahulu
Sebelum terjun ke dalam usaha konveksi, ada baiknya Anda mempertimbangkan segala aspek yang berkaitan dengannya terlebih dahulu. Tidak selamanya peluang usaha yang sedang berkembang akan sukses dijalani oleh setiap orang dan dalam jangka waktu yang sangat lama. Sebagai pelaku usaha, Anda harus bisa melihat seberapa besar permintaan sedang naik, dan berapa lama permintaan tersebut ada.
Karena, meskipun pakaian adalah kebutuhan pokok manusia, ada kemungkinan bahwa permintaan pasar tersebut hanya bersifat sementara. Dilansir dari publikasi oleh unigoro.ac.id, berikut adalah beberapa daftar analisa bisnis usaha konveksi yang patut untuk Anda pertimbangkan;
1. Aspek Produksi
Bahan baku utama yang dibutuhkan untuk proses produksi menjadi syarat utama dimulainya usaha konveksi. Anda harus tahu terlebih dahulu di mana tempat-tempat untuk mendapatkan bahan baku. Jika permintaan masih sedikit, Anda tidak perlu terlalu khawatir dengan persediaan bahan baku yang minim.
2. Aspek Pemasaran
Memasarkan produk yang Anda produksi adalah salah satu kunci dalam mencapai kesuksesan kelancaran usaha konveksi. Memasarkan hasil produksi membutuhkan berbagai strategi dan biaya promosi yang harus dipersiapkan. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan observasi pasar. Ketahui terlebih dahulu tren apa yang sedang berkembang di pasaran.
Setelah itu, persiapkan bagaimana cara untuk memberitahukan kepada pasar dan calon konsumen mengenai produk yang akan Anda pasarkan. Anda bisa melakukan promosi melalui media-media lokal atau melalui website dan jejaring sosial. Jangan sungkan untuk menambah biaya promosi demi meningkatkan penjualan produk. Lakukan juga konsultasi kepada pihak-pihak terkait.
Tips Memulai Usaha Konveksi
Dalam memulai sebuah usaha, terkhusus usaha konveksi, Anda membutuhkan beberapa tips di bawah ini;
1. Business Plan.
Pada usaha konveksi, dan juga jenis-jenis usaha lain, yang perlu dilakukan pertama kali adalah membuat business plan. Business plan dibuat untuk merencanakan langkah ke depan mengenai usaha yang akan dijalankan. Misalnya bagaimana modal didapat, perlengkapan apa yang akan digunakan, di mana membeli bahan baku, merekrut karyawan, membuat design, pemasaran, penjualan, untung dan rugi, mengidentifikasi pesaing lainnya, sampai dengan solusi ketika adanya masalah.
2. Modal Awal
Ketika akan memulai bisnis konveksi, memiliki modal awal adalah hal yang sangat krusial. Anda bisa mendapatkan modal awal yang diperlukan melalui kredit bank atau modal sendiri berupa tabungan pribadi.
3. Perlengkapan Konveksi
Usaha konveksi adalah usaha yang membutuhkan perlengkapan seperti mesin jahit, gunting, meteran, mesin obras, resleting, dan lain-lain. Saat mendirikannya, Anda tentu harus membeli perlengkapan-perlengkapan dasar ini, kemudian melakukan rekrutmen karyawan.
4. Pembuatan Design Pakaian
Inspirasi design pakaian bisa didapatkan dari tren pasar atau membuat design sendiri sehingga usaha Anda memiliki ciri khas. Design yang mengikuti tren pasar memungkinkan masyarakat untuk menyukai dan dengan mudah membelinya. Namun, harga jual juga harus bersaing dengan produsen pakaian lainnya.
Apabila perusahaan Anda memutuskan untuk membuat design sendiri, maka akan terciptanya pasar baru. Hal ini akan sangat bagus untuk perusahaan, karena Anda akan memiliki ciri khas dan menciptakan target pasar sendiri. Kelemahannya adalah, target pasar tersebut belum jelas sehingga sulit diukur.
5. Bahan
Untuk bahan sendiri, perusahaan harus menentukan bahan mana yang memiliki kualitas yang bagus serta sesuai dengan modal yang ada. Kemudian, bahan juga harus sesuai dengan desain yang ingin dibuat sehingga produk yang dihasilkan dapat lebih tepat sasaran.
6. Proses Menjahit
Bahan yang sudah siap bisa dibuat sesuai dengan design perusahaan serta sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan. Ketika proses menjahit berlangsung, karyawan yang sedang mengerjakan harus diawasi sehingga tidak terjadi kesalahan.
7. Label
Semua pakaian yang sudah selesai dibuat harus diberi label. Label biasanya berupa nama perusahaan atau merek yang digunakan, dan juga ukuran dari pakaian tersebut. Setelah diberi label, baju juga harus dikemas agar lebih menarik dan terkesan bersih.
8. Pemasaran
Barang yang sudah siap untuk dijual harus memiliki harga saing dengan barang sejenis namun juga harus mendapatkan untung sehingga bisa menutup biaya produksi. Pada proses pemasaran ini perusahaan tentu sudah menetapkan konsumen mana yang akan dijangkau untuk menggaet konsumen tetap. Cara penjualan sendiri bisa dilakukan secara offline yaitu dijual di toko-toko, ataupun secara online yaitu dengan menjualnya melalui website atau platform e-commerce. (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lesunya industri tekstil turut berimplikasi pada PHK karyawan di sejumlah perusahaan konfeksi. Namun, Sinergi ADV mampu bertahan.
Baca SelengkapnyaKelangkaan benang sudah berlangsung selama tiga pekan terakhir.
Baca SelengkapnyaMenteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, tren custom fashion menjadi peluang Usaha Mikro Kecil kuasai pasar lokal.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang ingin membangun bisnis, namun masih terkendala dengan modal.
Baca SelengkapnyaWahyu bercita-cita melalui usahanya ini dia bisa menyerap 1.000 tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaFranchise adalah sebuah sistem bisnis yang memberikan hak khusus kepada pihak lain untuk memasarkan barang dan/atau jasa dengan ciri khas usaha yang sudah ada.
Baca Selengkapnya