Banteng bermuka dua
Merdeka.com - Mari kita gali sekali lagi ingatan kita dua tahun lalu. Rabu siang, 22 Desember 2012, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka ikut berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak.
Bersama Gugun Gondrong, Rieke memimpin 50 orang dari kalangan ibu dan mahasiswa berdemonstrasi. Sambil mengitari Bundaran Hotel Indonesia, ibu-ibu memukul-mukul peralatan masak, seperti panci dan penggorengan. Sedangkan mahasiswa menuntun sepeda motor.
Pengunjuk rasa membawa pula spanduk hitam bertulisan Tolak Kenaikan Harga BBM (bahan bakar minyak) dan Sita Harta Koruptor untuk Subsidi Rakyat.
-
Kapan harga BBM naik 60 kali lipat di era Soekarno? Di tahun 1965, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM. Tujuannya demi mengendalikan hiperinflasi dan menambah pendapatan negara.
-
Kenapa rupiah Indonesia hiperinflasi pada tahun 1963-1965? Di awal kemerdekaan Indonesia, sistem nilai tukar rupiah yang diterapkan yaitu kurs tetap. Artinya, sebuah negara harus ada cadangan devisa yang terkontrol. Akan tetapi sebagai negara baru Indonesia hanya punya sedikit cadangan devisa. Ekonomi Indonesia kemudian diperburuk saat bergulirnya agresi militer Belanda II.
-
Kenapa Soeharto marah soal anggaran Bendungan Asahan? “Saudara harus sadar, bahwa proyek Asahan ini penting sekali. Ini proyek jangka panjang dan perlu ditunjang dengan anggaran yang cukup, semua perhatikan ini!“ kata Soeharto.
-
Siapa yang menginstruksikan kenaikan harga BBM di tahun 1965? Ibnu Sutowo yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (persero) dalam buku autobiografinya, mengaku mendapatkan instruksi dari Wakil Perdana Menteri III yang merangkap Menko Kompartemen Pembangunan, Chaerul Saleh, untuk menandatangani sebuah perintah menaikkan harga bensin dari Rp4 menjadi Rp250 per liter.
-
Kapan harga BBM Pertamina diubah? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Kenapa harga BBM dinaikkan di tahun 1965? Tujuannya demi mengendalikan hiperinflasi dan menambah pendapatan negara.
"Pemerintah SBY selama ini meneriakkan slogan kerakyatan justru menaikkan (harga) BBM di tengah rakyat dalam kemiskinan dan pengangguran," kata Rieke penuh semangat. "Karena itu, pemerintah jangan omong soal kerakyatan lagi."
PDIP sampai mengeluarkan buku putih berisi hitungan-hitungan membikin pemerintah tidak perlu menaikkan harga bahan bakar minyak. Namun sangat sulit mendapatkan buku itu. Bayu, salah satu staf Puan Maharani, mengaku sudah tidak lagi menyimpan buku itu. "Saya juga tidak ingat lagi isinya," katanya.
Ini belum seberapa. Enam tahun sebelumnya, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga bahan bakar minyak, Megawati Soekarnoputri sesenggukan ketika berpidato di acara Rapat Kerja Nasional PDIP di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. "Bangsa Indonesia terpuruk dan telah kehilangan martabat dan harga diri," ujarnya.
Tapi itu dulu. Partai berlambang banteng itu kini telah berubah. Sang banteng seolah berwajah ganda. Sebelum memerintah rupanya merah menyala menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga bensin dan solar bersubsidi. Setelah berkuasa paras banteng berubah putih lantaran pucat pasi. Ia malu telah menjilat ludah sendiri dan berkhianat kepada rakyat.
Sejatinya, rakyat tidak boleh kecewa, marah, atau kaget. Dalam politik perubahan sikap dan haluan sangatlah wajar. Sebab Tuhan di arena politik adalah kepentingan bersifat abadi.
Untuk lebih menghayati dan meresapi hal itu, rasanya pas menyandingkan ingatan kita dua tahun lalu dengan sikap politik PDIP sekarang sambil mendengarkan lagu Ahmad Albar berjudul Panggung Sandiwara: "Dunia ini panggung sandiwara. Ceritanya mudah berubah...
Lagi-lagi ingatan kita kembali ke momen enam tahun lalu saat Megawati menyindir Presiden Yudhoyono dengan lirik lagu Iwan Fals. "BBM naik tinggi susu tak terbeli. Orang pintar tarik subsidi, anak kami kurang gizi."
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penuh emosional, Megawati menegaskan saat ini dirinya menjadi provokator.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan menggelar Rakernas V pada Jumat 24 Mei 2024. Ketua Umum Megawati Soekarnoputri akan menyampaikan pidato politiknya
Baca SelengkapnyaMegawati Mengaku Sekarang jadi Tukang Ngamuk: Kalau Enggak Diamukin, Banteng Dipanahin Melulu
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri yang menyinggung penguasa bertindak seperti rezim orde baru.
Baca SelengkapnyaEkspresi Megawati Lihat Patung 'Banteng Dipanah' di Arena Rakernas V PDIP
Baca SelengkapnyaDi depan Jokowi, Megawati mengaku tidak anti gandum.
Baca SelengkapnyaPanel Barus menyebut PDIP tengah memainkan taktik bambu
Baca SelengkapnyaMegawati bahkan mengaku lupa, pernah menjabat sebagai wakil presiden RI
Baca SelengkapnyaPolusi udara di Jakarta menyebabkan dirinya sering mengalami batuk-batuk.
Baca SelengkapnyaMega meminta agar masyarakat tidak kesemsem, karena diberikan bansos.
Baca SelengkapnyaMegawati ingin para petani menikmati hasil kerjanya, sehingga pemerintah tidak perlu melakukan impor beras
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati bebrapi-api saat pidato menyinggung soal penguasa saat ini.
Baca Selengkapnya