Falsafah hidup tanpa makan makanan bernyawa
Merdeka.com - Keunikan Komunitas Masyarakat Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu memang begitu adanya. Hidup dalam lingkungan eksklusif, namun dari sekitar 100 anggotanya mampu berbaur dengan penduduk Desa Krimun, Blok Tanggul, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Mereka hidup rukun meski berbeda kepercayaan.
Saban hari mereka berbaur dengan masyarakat sekitar pendopo dan hanya mengenakan celana warna hitam putih tanpa pakaian. Pernak-perniknya pun unik, memakai kalung dan gelang serta sebagian anggotanya ada yang memiliki rajah. Bahkan ketika merdeka.com menyambangi markas mereka, murid Ki Takmad, pimpinan kelompok menyapa dengan senyuman di ujung jalan menuju pendopo.
Selain keunikan pakaian yang dikenakan. Masyarakat Dayak Indramayu ini juga pantang memakan makanan bernyawa. Mereka hidup saban hari dengan makan sayur-sayuran. Tak jarang mereka juga mengkonsumsi sayur tanpa bumbu alias tanpa rasa atau hambar. Tujuannya ialah merasakan berkah alam tanpa memakan bahan kimia.
-
Mengapa tidak disarankan untuk menyerang biawak? Meskipun biawak tidak membawa ancaman yang besar, gigitannya tetap mengandung racun yang berpotensi menyebabkan infeksi bakteri. Jika Anda menemukan biawak berada di sekitar tempat tinggal, sebaiknya hindari bereaksi secara agresif dengan mengusirnya menggunakan tindakan keras seperti menyerang dengan tongkat. Tindakan tersebut justru dapat membuat biawak merasa terancam dan membalas serangan.
-
Bagaimana cara menghalau semut dari makanan? Muji Rahayu Ningsih, seorang warganet yang aktif berbagi tips di kanal YouTube-nya, memberikan solusi yang mudah dan ekonomis untuk mencegah semut mengerubungi makanan. Dia menyarankan penggunaan minyak goreng yang sudah ada di rumah sebagai cara yang efektif.
-
Siapa yang melarang memakan kacang? Pythagoras percaya bahwa saat manusia mati, rohnya akan berpindah ke hewan lain. Hal ini membuat dia berhenti makan daging untuk mencegah skenario itu. Fakta yang kurang diketahui tentang Pythagoras dari Samos, meskipun ia seorang vegetarian, ia tidak menyukai kacang-kacangan. Dia juga percaya bahwa manusia dan kacang berasal dari sumber yang sama dan memutuskan untuk melakukan percobaan untuk membuktikannya.
-
Kenapa pepatah Jawa 'Dhemit ora ndulit, setan ora doyan' penting? 'Dhemit ora ndulit, setan ora doyan'. (Berupa doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan)
-
Apa maksud pantang larang di Desa Padang Genting? Pantang larang merupakan mitos yang dipercaya masyarakat Melayu. Mitos tersebut mengenai ajaran-ajaran terhadap perilaku masyarakat berbentuk larangan terkait apa yang tidak boleh dilakukan. Jika larangan tersebut dilanggar maka dipercaya akan memiliki kesan yang buruk.
-
Dimana pantang larang ini berasal? Mitos Pantang Larang Desa Padang Genting yang terletak di Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara memiliki tradisi berharga yang berperan penting dalam membentuk cara hidup dan pandangan masyarakat.
Jadi jangan kaget jika mereka jarang sakit atau mengidap penyakit mengerikan seperti orang-orang yang hidup di kota. Menurut Wardi, 40 tahun, murid Ki Takmad sekaligus orang yang ditunjuk untuk menemui tamu yang datang ke pendopo mengatakan jika kepercayaan Dayak Indramayu ialah memahami hidup dari alam.
Hakikatnya juga menaruh kaum wanita pada puncak posisi teratas. "Coba lihat sayuran yang dijual, semuanya sudah menggunakan bahan kimia mulai dari pupuk untuk menanam," kata Wardi saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu pekan kemarin. "Jangan kan memakan hewan, membunuh semut pun pantang kami lakukan," ujarnya.
Sekilas kepercayaan masyarakat Dayak Indramayu memang seperti perbauran antara agama Hindu Budha dan Kejawen. Maklum mereka menempatkan posisi wanita pada posisi strata atas. Bahkan dalam ritual pujian ada cerita wayang pandawa lima yang di ceritakan oleh Ki Takmad kepada para anggotanya. Kearifan budaya lokal juga menjadi salah satu kepercayaan yang diyakini menjadi sumber penghidupan bagi mereka.
Terkadang ritual juga menyambangi tempat-tempat yang diyakini sakral. Misalnya, mereka kerap mendatangi Gunung Krakatau di Banten dan Kawah Ijen di Banyuwangi. Menurut Wardi, kunjungan mereka datang ketempat tersebut merupakan petunjuk dari Ki Takmad.
Selain itu juga ada sejarah ngaji rasa yang dipercayai tempat-tempat yang dikunjungi memiliki asal muasal dimana pulau Jawa merupakan sumber dari segala kehidupan. "Semua petunjuk dari Pak Takmad," kata Wardi.
Ada tiga golongan dalam kehidupan Dayak Indramayu. Masing-masing anggotanya terdiri dari Dayak Preman, Dayak Seragam dan Dayak Blegir. Perbedaannya; untuk Dayak Preman, mereka masih mengenakan pakaian seperti layaknya orang-orang pada umumnya. Selain itu mereka masih menjalankan aktivitas sehari-hari seperti misalnya berdagang, bekerja dan lain-lain.
Menurut Wardi, Dayak Preman berisi anggota yang menjalani sambil mempelajari ajaran dari kepercayaan komunitas Dayak Indramayu. Mereka belum sepenuhnya menjalani ritual yang ada pada ajaran ini.
Sedangkan untuk Dayak Seragam, berisi anggota yang dengan memakai pakaian hitam-hitam dan celana seperempat. Golongan ini sedang menjalani proses pendalaman terhadap kepercayaan Dayak Indramayu dengan melakukan ritual-ritual dan tidak memakan zat yang bernyawa seperti ikan, telur dan daging.
Sementara yang terakhir adalah Dayak Blegir, anggota dari dayak ini merupakan orang-orang yang tinggal di pendopo. Mereka sudah tidak lagi mengejar duniawi.
Ritual dan pakaiannya pun berbeda. Anggota Dayak Blegir menjalani tradisi kungkum dan pepe selama empat bulan berturut-turut. Kesehariannya mengenakan celana hitam putih dengan aksesoris gelang dan kalung untuk kaum laki-laki. Sedangkan untuk kaum wanitanya mengenakan pakaian putih ditambah pernak-pernik gelang dan kalung.
"Kami tidak mengajak orang. Mereka yang bergabung atas keyakinan mereka sendiri termasuk saya," tutur Wardi.
Masyarakat Dayak Indramayu bisa dibilang cagar budaya bagi Indonesia. Keberadaannya menambah keragaman agama lokal yang sampai saat ini masih dipercayai di beberapa daerah. Di lain sisi toleransi dan hidup berdampingan dengan menjadi ciri khas kepercayaan yang berkembang di Indonesia.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam Islam, dllarang membunuh hewan semut karena termasuk hewan yang dicintai Allah.
Baca SelengkapnyaPotret momen aksi seorang sniper berburu biawak pemangsa ayam ternak warga.
Baca SelengkapnyaMasyarakat adat Baduy sejak dahulu tidak ada yang memelihara kambing.
Baca Selengkapnya