Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kasus Risma dan kemandulan PDIP

Kasus Risma dan kemandulan PDIP Risma bangun taman . ©2013 Merdeka.com/Moch Andriansyah

Merdeka.com - Rasionalitas partai selalu mengedepankan kepentingan partai dan kadernya. Tidak peduli bahwa hal itu bertentangan dengan kecerdasan masyarakat dan kehendak publik. Selama tidak terjadi kasus hukum itu pun setelah jadi terpidana– maka partai akan terus membela kepentingan kader yang diatasnamakan kepentingan partai.

Inilah yang terjadi dengan masalah yang membelit Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani. Ini pula yang menyebabkan partai kehilangan simpati, kehilangan kepercayaan, kehilangan dukungan, dan kehilangan suara dalam pemilu. Kasus ini bisa menjelaskan mengapa PDIP tidak menjadi partai besar di Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya.

Wali Kota hebat yang pernah dimiliki negeri ini, Risma mau mundur dari jabatannya. Para elit PDIP menyatakan Risma sedang mendapat tekanan politik. Dengan berkata demikian, seakan-akan masalah utama Risma adalah tekanan politik dari luar, juga dari luar PDIP. Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo menyebut, ada politik adu domba.

Bagi Risma, hasrat mundur itu dipicu oleh masalah sederhana: proses pengajuan dan penetapan wakil wali kota tidak sesuai prosedur. Risma khawatir, jika pengajuan dan penetapan wakil wali kota ini diteruskan, akan menimbulkan masalah politik di belakang hari. Tanpa berkata, Risma ingin pengajuan dan penetapan wali kota diulang. Sikap Risma ini juga didukung oleh fraksi-fraksi di DPRD Surabaya.

Namun di balik alasan yang sederhana itu, sebetulnya warga Surabaya sudah tahu bahwa Risma tidak cocok dengan Whisnu Sakti Buana. Inilah kader PDIP yang diajukan partai untuk menjadi wakil wali kota yang ditinggalkan Bambang DH.

Ketika menjadi wakil ketua DPRD Surabaya, Whisnu menjadi motor penggerak pemberhentian atau pemakzulan Risma. Keputusan ini didukung enam dari tujuh fraksi, termasuk Fraksi PDIP. Banyak alasan yang dipakai. Tetapi warga Surabaya tahu masalah intinya: Risma menaikkan pajak baliho. Padahal banyak anggota Dewan yang memiliki perusahaan baliho, atau setidaknya menjadi beking perusahaan baliho.

Pemakzulan gagal. Selain tidak disetujui Mendagri, tindakan itu juga mendapat perlawanan warga Surabaya. Saat itu elit PDIP Jakarta tidak banyak bersuara, sampai Risma berhasil keluar dari kemelut politik, semata atas dukungan publik.

Kini situasinya berbeda. Elit PDIP kompak menyalahkan menteri dalam negeri dan gubernur Jawa Timur sebagai pihak yang melegalkan proses penetapan wakil wali kota. Memang terdapat kejanggalan proses pengajuan dan penetapan wakil wali kota sebagaimana ditemukan oleh fraksi-fraksi DPRD Surabaya. Beberapa persyaratan administrasi tidak dipenuhi, tapi Whisnu tetap dilantik.

Jika memang itu masalahnya, mengapa PDIP hanya meributkan gubernur Jawa Timur dan mendagri sebagai biang masalah? Mengapa Whisnu tidak dipersalahkan atau dibiarkan mengikuti pelantikan wakil wali kota padahal sudah tahu itu menyalahi prosedur? Mengapa juga PDIP tidak menaruh respek ke Risma, dengan mengikuti kehendaknya agar prosesnya diulang agar sesuai prosedur, baru dilantik?

Tentu saja elit PDIP banyak melakukan kalkulasi politik. Bagi PDIP, Risma bukanlah kadernya. Oleh karena itu membela Risma sama dengan membenamkan Whisnu. Jika itu terjadi Whisnu akan melakukan perlawanan dan dampaknya bisa meluas. Apalagi ini menjelang pemilu, sehingga kenekatan Whisnu bisa diwadahi oleh partai lain.

Apalagi bila menengok ke belakang, sejarah PDIP di Jawa Timur banyak diwarnai oleh pengkhianatan kadernya. Ingat, Kongres Luar Biasa PDI 1993 di Surabaya. Saat itu peserta kongres menghendaki Mega menjadi ketua umum. Tapi dengan memakai Ketua DPD Jawa Timur Latief Pudjosakti, pemerintah menggusur Mega dan menghancurkan PDI.

Situasi dan kondisi yang berbeda tidak membuat berubah kalkulasi. Bagi elit PDIP terlalu kejam mengorbankan Whisnu yang mungkin saja sudah banyak berkorban – termasuk menggelontorkan uang – hanya demi Risma. Dia memang wali kota hebat yang siang malam pikiran dan tenaganya tercurahkan buat warga Surabaya. Tapi dia tidak pernah memikirkan masa depan partai. (mdk/tts)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hasto Bongkar Strategi Rahasia PDIP Menangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jatim
Hasto Bongkar Strategi Rahasia PDIP Menangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jatim

Hasto Kristiyanto membongkar strategi untuk memenangkan pasangan Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans di Pilkada Jatim.

Baca Selengkapnya
Megawati Turun Gunung Menangkan Risma-Gus Hans
Megawati Turun Gunung Menangkan Risma-Gus Hans

Megawati disebut memberikan pesan khusus pada seluruh kadernya agar memenangkan pasangan Risma- Gus Hans di Jatim.

Baca Selengkapnya
Soal Pilkada Jatim, Said Abdullah: Insya Allah Bu Risma
Soal Pilkada Jatim, Said Abdullah: Insya Allah Bu Risma

Menurut Said, pengumuman nama Risma menjadi Cagub Jatim akan dilaksanakan besok, Rabu (28/8/2024).

Baca Selengkapnya
Said Abdullah: PDIP Terbuka Kadernya Diusung jadi Cagub atau Cawagub di Jatim
Said Abdullah: PDIP Terbuka Kadernya Diusung jadi Cagub atau Cawagub di Jatim

Ketua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah, mengatakan partainya terbuka bila dalam bekerja sama dengan partai lainnya

Baca Selengkapnya
Hanura Dukung Risma Jadi Pesaing Khofifah di Pilkada Jatim
Hanura Dukung Risma Jadi Pesaing Khofifah di Pilkada Jatim

Langkah ini merupakan bagian dari aspirasi DPC-DPC yang menginginkan ada perubahan di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Sebut Risma Ibunya Wong Cilik
Said Abdullah Sebut Risma Ibunya Wong Cilik

Ketua Badan Anggaran DPR RI itu meyakini pasangan Risma-Gus Hans akan mendapat mandat dan kepercayaan dari masyarakat Jatim.

Baca Selengkapnya
Lebih Dekat dengan Tri Rismaharini Bakal Calon Gubernur Jatim, Perempuan Asli Kediri yang Punya Segudang Prestasi
Lebih Dekat dengan Tri Rismaharini Bakal Calon Gubernur Jatim, Perempuan Asli Kediri yang Punya Segudang Prestasi

Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini dipastikan maju dalam bursa Pilkada Jawa Timur 2024.

Baca Selengkapnya
PDIP Usung Tagline Risma Resik-Resik Jatim, Ini Maknanya
PDIP Usung Tagline Risma Resik-Resik Jatim, Ini Maknanya

Sedih, kalau Jawa Timur sebagai basis santri, tetapi pemerintahannya di obok-obok KPK.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah: Pencalonan Risma di Pilgub Jatim Permintaan Megawati
Said Abdullah: Pencalonan Risma di Pilgub Jatim Permintaan Megawati

Said meminta komitmen semua kader dan pengurus DPC PDIP di Jatim untuk bersungguh-sungguh memenangkan Risma

Baca Selengkapnya
Adu Popularitas Khofifah dan Risma di Pilkada Jatim Versi Survei LSI Denny JA
Adu Popularitas Khofifah dan Risma di Pilkada Jatim Versi Survei LSI Denny JA

LSI Denny JA membagi kategori popularitas menjadi dua, yaitu tingkat pengenalan dan kesukaan publik kepada cagub.

Baca Selengkapnya
PDIP Calonkan Risma-Gus Hans, Said Abdullah Singgung Keresahan Jatim Diobok-obok KPK
PDIP Calonkan Risma-Gus Hans, Said Abdullah Singgung Keresahan Jatim Diobok-obok KPK

Said menyebut Risma yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Surabaya dan Menteri Sosial memiliki rekam jejak bersih dari korupsi.

Baca Selengkapnya
PDIP Klaim Dapat Sinyal dari RK dan Khofifah, PSI: Enggak Masalah Pilihan Pribadi
PDIP Klaim Dapat Sinyal dari RK dan Khofifah, PSI: Enggak Masalah Pilihan Pribadi

Kaesang menegaskan, jika partainya hanya fokus bekerja.

Baca Selengkapnya