Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kiamat Jakarta sudah dekat

Kiamat Jakarta sudah dekat Jalan Sudirman ambles. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Tengoklah menara Syah Bandar di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Menara pantau peninggalan zaman Belanda itu kini terlihat miring. Sekarang lebih dikenal dengan sebutan menara miring. Penyebabnya bukan lantaran pondasinya ambles, namun muka tanah di daerah itu turun.

Lalu lihat juga Kampung Apung di Jakarta Barat. Kampung terletak di Kelurahan Kapuk Muara ini mulai tergenang air laut sejak awal 1990. Padahal sebelum tergenang air laut, nama daerah itu dikenal Kampung Teko.

Berdasarkan penelitian dilakukan oleh Amrta Institute, selama 1982 hingga 1997 daerah cengkareng mengalami ambles tanah lebih dari 160 sentimeter. Ketinggian air di Kampung Teko kini lebih dari 150 sentimeter. "Penurunan itu telah menyebabkan dua bayi tenggelam," kata Siti Badriah Syarif, peneliti dari Amrta Institute for Water Literacy, saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya beberapa waktu lalu.

Orang lain juga bertanya?

Siti mengatakan penurunan permukaan tanah lebih terasa di Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Dua wilayah ini merupakan pesisir ibu kota terus mengalami ambles hingga saat ini.

Dalam Peta Amblesan Tanah di DKI Jakarta bikinan Badan Geologi pada 2009, pada 1982 hingga 1997 terjadi penurunan tanah lebih dari 180 sentimeter di daerah Cengkareng, Kapuk, dan Penjaringan. Wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat juga masuk area kritis dengan penurunan tanah lebih dari 120 sentimeter. Penurunan itu terjadi di Sunter, Cempaka Putih, dan Kemayoran.

Akibat penurunan itu bangunan, rumah-rumah warga, dan infrastuktur lainnya ambles. Bukti otentik penurunan muka tanah itu terlihat jelas di Kampung Teko. Hampir setengah warga tinggal di RT 10/ RW 1, Kampung Teko, Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat, menaikkan rumahnya dengan bahan dasar kayu. Banyak pula rumah di daerah ini berada di bawah badan jalan.

Siti menjelaskan penurunan muka tanah bukan hanya terjadi di Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan mengalami hal serupa. "Rumah berada di bawah badan jalan tidak mampu beradaptasi dengan penurunan muka tanah dan risiko banjir banyak ditemukan di Jakarta," ujarnya.

Penelitian oleh Kelompok Keilmuan Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) di 23 titik di sekitar Jakarta menemukan penurunan permukaan tanah beragam, mulai dua sentimeter hingga lebih dari 12 sentimeter selama 1997 sampai 2007.

Seperti dikutip dari materi diskusi Pengelolaan air dan pemanfaatan air tanah di Jakarta serta kaitannya dengan banjir oleh Firdaus Ali dari Indonesia Water Institute, kecepatan penurunan muka tanah di Jakarta pada 2007-2008 mulai dari 17 sampai 26 sentimeter. Penurunan ini terjadi di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

Siti mengatakan amblesan tanah di Jakarta tidak dapat dilihat dalam waktu seketika namun memiliki dampak negatif. Contohnya banjir di Jakarta kerap terjadi dan daerahnya terus meluas. "Luasan wilayah banjir di Jakarta terus bertambah," ujarnya. (mdk/fas)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bangkok Hingga Jakarta Diprediksi Tenggelam di 2100, Ini Penjelasannya
Bangkok Hingga Jakarta Diprediksi Tenggelam di 2100, Ini Penjelasannya

Ini daftar 11 kota yang diperkirakan akan tenggelam pada 2100.

Baca Selengkapnya
Waspada! Permukaan Tanah di Selatan Jakarta Menurun, Begini Kondisinya
Waspada! Permukaan Tanah di Selatan Jakarta Menurun, Begini Kondisinya

Penurunan muka tanah di selatan Jakarta ini karena penggunaan air tanah.

Baca Selengkapnya
ESDM: Permukaan Tanah Jakarta Turun 6,3 Cm per Tahun
ESDM: Permukaan Tanah Jakarta Turun 6,3 Cm per Tahun

Tren penurunan muka tanah di wilayah DKI Jakarta tersebut terus mengalami perbaikan  dibandingkan tahun 1997 hingga 2005.

Baca Selengkapnya
Penampakan Perumahan Warga di Kampung Aquarium Lebih Rendah dari Air Laut, Sungguh Mengerikan
Penampakan Perumahan Warga di Kampung Aquarium Lebih Rendah dari Air Laut, Sungguh Mengerikan

Penampakan perumahan warga yang terletak di sekitar kawasan Kampung Aquarium lebih rendah dari pada air laut.

Baca Selengkapnya
Update Banjir Jakarta: 7 RT dan 21 Ruas Jalan Terendam
Update Banjir Jakarta: 7 RT dan 21 Ruas Jalan Terendam

Penyebab banjir dan genangan lantaran hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Selasa (13/02) hingga Rabu (14/02).

Baca Selengkapnya
Tanah di Kota Semarang Turun 7-13 Cm per Tahun, Ini Penyebabnya
Tanah di Kota Semarang Turun 7-13 Cm per Tahun, Ini Penyebabnya

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mencatat penurunan muka tanah atau land subsidence di pesisir Kota Semarang berkisar 7-13 cm per tahun.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Terus Menurunnya Permukaan Tanah Jakarta, Terutama di Bagian Utara
Ternyata Ini Penyebab Terus Menurunnya Permukaan Tanah Jakarta, Terutama di Bagian Utara

Studi mencatat bahwa sekitar 40-70 persen faktor penurunan air tanah diakibatkan pengambilan air tanah. Ini berartiselama masih ada yang mengambil air tanah.

Baca Selengkapnya
30 RT di DKI Jakarta Masih Terendam Banjir, Berikut Rinciannya
30 RT di DKI Jakarta Masih Terendam Banjir, Berikut Rinciannya

Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat

Baca Selengkapnya
Penurunan Permukaan Tanah Buat Jakarta Rugi Rp10 Triliun per Tahun
Penurunan Permukaan Tanah Buat Jakarta Rugi Rp10 Triliun per Tahun

Selain ekonomi, nasib 50 juta masyarakat di kawasan pesisir juga dipertaruhkan.

Baca Selengkapnya
Waspada, Ini Titik Banjir di Jakarta Usai Diguyur Hujan Semalaman
Waspada, Ini Titik Banjir di Jakarta Usai Diguyur Hujan Semalaman

Terdapat 22 ruas jalan yang terendam banjir usai diguyur hujan semalaman

Baca Selengkapnya
Jakarta Kembali jadi Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Dunia, Kalahkan Qatar dan Baghdad
Jakarta Kembali jadi Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Dunia, Kalahkan Qatar dan Baghdad

Masyarakat pada kota dengan indeks kualitas udara tidak sehat disarankan untuk memakai masker jika melakukan aktivitas di luar rumah atau outdoor.

Baca Selengkapnya