Kiamat Jakarta sudah dekat
Merdeka.com - Tengoklah menara Syah Bandar di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Menara pantau peninggalan zaman Belanda itu kini terlihat miring. Sekarang lebih dikenal dengan sebutan menara miring. Penyebabnya bukan lantaran pondasinya ambles, namun muka tanah di daerah itu turun.
Lalu lihat juga Kampung Apung di Jakarta Barat. Kampung terletak di Kelurahan Kapuk Muara ini mulai tergenang air laut sejak awal 1990. Padahal sebelum tergenang air laut, nama daerah itu dikenal Kampung Teko.
Berdasarkan penelitian dilakukan oleh Amrta Institute, selama 1982 hingga 1997 daerah cengkareng mengalami ambles tanah lebih dari 160 sentimeter. Ketinggian air di Kampung Teko kini lebih dari 150 sentimeter. "Penurunan itu telah menyebabkan dua bayi tenggelam," kata Siti Badriah Syarif, peneliti dari Amrta Institute for Water Literacy, saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya beberapa waktu lalu.
-
Kapan Jakarta banjir? Sejumlah wilayah DKI Jakarta tergenang imbas hujan yang menguyur sejak Kamis (14/3) malam.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Dimana banjir Jakarta tahun 2020 terjadi? Tercatat sekitar 158 kelurahan terendam banjir. Tak hanya merendam pemukiman warga, air juga menggenang di jalan-jalan.Akibatnya, sejumlah transportasi umum seperti KRL, Transjakarta, dan penerbangan di Halim Perdanakusuma dihentikan.
-
Apa yang menyebabkan kemacetan Jakarta meningkat? Berdasarkan data TomTom Traffic Index pada Februari 2023, terjadi peningkatan signifikan kepadatan lalu lintas di Jakarta. Angkanya mencapai 53 persen.
-
Kenapa banjir Jakarta masih terjadi hingga saat ini? Hingga kini banjir masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Jakarta.Selain karena faktor Jakarta berada di dataran rendah dan dilalui oleh sungai-sungai yang berasal dari Bogor, faktor lain banjir masih terjadi hingga saat ini adalah limbah sampah. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan yang membuat aliran sungai tersumbat.
Siti mengatakan penurunan permukaan tanah lebih terasa di Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Dua wilayah ini merupakan pesisir ibu kota terus mengalami ambles hingga saat ini.
Dalam Peta Amblesan Tanah di DKI Jakarta bikinan Badan Geologi pada 2009, pada 1982 hingga 1997 terjadi penurunan tanah lebih dari 180 sentimeter di daerah Cengkareng, Kapuk, dan Penjaringan. Wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat juga masuk area kritis dengan penurunan tanah lebih dari 120 sentimeter. Penurunan itu terjadi di Sunter, Cempaka Putih, dan Kemayoran.
Akibat penurunan itu bangunan, rumah-rumah warga, dan infrastuktur lainnya ambles. Bukti otentik penurunan muka tanah itu terlihat jelas di Kampung Teko. Hampir setengah warga tinggal di RT 10/ RW 1, Kampung Teko, Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat, menaikkan rumahnya dengan bahan dasar kayu. Banyak pula rumah di daerah ini berada di bawah badan jalan.
Siti menjelaskan penurunan muka tanah bukan hanya terjadi di Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan mengalami hal serupa. "Rumah berada di bawah badan jalan tidak mampu beradaptasi dengan penurunan muka tanah dan risiko banjir banyak ditemukan di Jakarta," ujarnya.
Penelitian oleh Kelompok Keilmuan Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) di 23 titik di sekitar Jakarta menemukan penurunan permukaan tanah beragam, mulai dua sentimeter hingga lebih dari 12 sentimeter selama 1997 sampai 2007.
Seperti dikutip dari materi diskusi Pengelolaan air dan pemanfaatan air tanah di Jakarta serta kaitannya dengan banjir oleh Firdaus Ali dari Indonesia Water Institute, kecepatan penurunan muka tanah di Jakarta pada 2007-2008 mulai dari 17 sampai 26 sentimeter. Penurunan ini terjadi di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
Siti mengatakan amblesan tanah di Jakarta tidak dapat dilihat dalam waktu seketika namun memiliki dampak negatif. Contohnya banjir di Jakarta kerap terjadi dan daerahnya terus meluas. "Luasan wilayah banjir di Jakarta terus bertambah," ujarnya. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini daftar 11 kota yang diperkirakan akan tenggelam pada 2100.
Baca SelengkapnyaPenurunan muka tanah di selatan Jakarta ini karena penggunaan air tanah.
Baca SelengkapnyaTren penurunan muka tanah di wilayah DKI Jakarta tersebut terus mengalami perbaikan dibandingkan tahun 1997 hingga 2005.
Baca SelengkapnyaPenampakan perumahan warga yang terletak di sekitar kawasan Kampung Aquarium lebih rendah dari pada air laut.
Baca SelengkapnyaPenyebab banjir dan genangan lantaran hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Selasa (13/02) hingga Rabu (14/02).
Baca SelengkapnyaDinas Lingkungan Hidup (DLH) mencatat penurunan muka tanah atau land subsidence di pesisir Kota Semarang berkisar 7-13 cm per tahun.
Baca SelengkapnyaStudi mencatat bahwa sekitar 40-70 persen faktor penurunan air tanah diakibatkan pengambilan air tanah. Ini berartiselama masih ada yang mengambil air tanah.
Baca SelengkapnyaGenangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat
Baca SelengkapnyaSelain ekonomi, nasib 50 juta masyarakat di kawasan pesisir juga dipertaruhkan.
Baca SelengkapnyaTerdapat 22 ruas jalan yang terendam banjir usai diguyur hujan semalaman
Baca SelengkapnyaMasyarakat pada kota dengan indeks kualitas udara tidak sehat disarankan untuk memakai masker jika melakukan aktivitas di luar rumah atau outdoor.
Baca Selengkapnya