Membedah Sim Card Murah di Indonesia
Merdeka.com - Dua ponsel pintar ada di genggaman Rizky. Sudah lima tahun terakhir, dia memutuskan menggunakan dua nomor ponsel.
Alasannya sederhana. Sebagai wanita karir, dia tidak ingin urusan pekerjaan tercampur kehidupan pribadinya. Satu nomor ponsel khusus urusan pekerjaan. Sementara satunya untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman.
©2022 Merdeka.com/Grafis: Amar ChoiruddinSebenarnya Rizky masih punya satu nomor lagi. Tetapi tak selalu aktif. Nomor itu sesekali dipakai bila perlu. Tepatnya, bila ada rekan atau keluarga menggunakan nomor dari operator selular yang sama agar tarif lebih murah.
-
Smartphone apa yang paling banyak terkirim? iPhone 14 Pro Max adalah HP yang paling banyak dikirimkan ke seluruh dunia pada paruh pertama tahun ini.
-
Kenapa Smartfren luncurkan eSIM Kuota S? Astiyanto Tri Muktiwibowo, Head of Products Smartfren mengatakan, pihaknya terus berinovasi memberikan variasi produk yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. 'Seiring dengan semakin banyaknya perangkat genggam yang dapat menggunakan eSIM, Smartfren juga memberikan pilihan eSIM dan paket data dengan harga semakin kompetitif sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati teknologi ini,' kata Astiyanto dalam keterangannya, Jumat (12/7).
-
Bagaimana cara mendapatkan eSIM Kuota S? eSIM Smartfren Kuota S bisa didapat dengan mudah melalui situs resmi smartfren.com, dengan memilih menu eSIM dan produk Kuota S. Selain itu, bisa juga diperoleh melalui aplikasi MySmartfren dengan memilih menu 'Beli SIM', klik 'eSIM', kemudian 'Kuota S'.
-
Kapan jumlah pengguna BRImo meningkat? Tercatat per Desember 2023, BRImo telah digunakan oleh 31,6 juta user. Jumlah ini meningkat 32,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
-
Apa target nasabah BSI di tahun ini? BSI) optimistis jumlah nasabah bisa menembus angka 20 juta pada akhir tahun 2023.
-
Apa handphone termahal di dunia? HP termahal di dunia itu apa sih? Pada tahun 2014, sebuah pencapaian luar biasa dicatat dalam dunia ponsel, yakni kehadiran Falcon Supernova iPhone 6 Pink Diamond yang berhasil memegang gelar sebagai perangkat ponsel termahal yang pernah dijual.
"Nomor ketiga itu lumayan lama. Belinya iseng karena nomornya bagus. Tapi aku tidak sering pakai, soalnya jarang juga teman-teman atau keluarga pakai nomor itu," ceritanya kepada merdeka.com, Selasa (1/3) sore lalu.
Sejak memiliki dua nomor aktif, Rizky memutuskan tak ingin mengganti. Meski saat ini, banyak sekali tawaran sim card (Subscriber Identity Module atau Subscriber Identification Module Card) atau kartu perdana murah. Ditambah iming-iming bonus hadiah.
Cerita Rizky gambaran perkembangan teknologi hari ini. Menjawab kebutuhan masyarakat. Tak hanya berkomunikasi, juga mendapatkan informasi. Perangkat yang digunakan seperti ponsel dan sim card, bertebaran. Dijual dengan harga bersahabat. Sesuai isi dompet. Menjangkau semua lapisan masyarakat.
Bagi mereka belum berpenghasilan tetap, kehadiran sim card murah dengan ragam hadiah ibarat berkah. Modal Rp10.000 sudah mendapatkan sim card berikut paket data internet.
"Ya buat anak-anak sekolah kayak kita gini itu yang dicari," kata Inur.
Siswi SMK di Bogor itu mengakui. Sudah berulang kali berganti nomor ponsel. Alasannya sederhana, menyesuaikan uang jajan. Baginya, lebih mahal mengisi pulsa atau membeli paket internet, daripada membeli sim card baru yang dilengkapi berbagai bonus.
"Enak seperti itu, habis paketnya ya sudah ganti lagi," katanya malu-malu.
Tariq, pemilik counter handphone dan pulsa di kawasan Lubang Buaya Jakarta Timur, berbagi cerita. Bonus pada sim card murah menjadi daya tarik. Biasanya, kartu perdana murah menjadi incaran anak muda.
Saat ini, harga kartu perdana termurah dijual Rp8.000. Harga semurah itu sudah mendapatkan bonus kuota internet 1 Gb. Sehingga tak heran, dalam satu hari kiosnya bisa menjual hingga 50 nomor sim card murah.
"Keuntungan dari kartu perdana biasanya Rp1 juta per hari," katanya.
Pamflet sim card murah bak pajangan gambar yang memenuhi kios pengisian pulsa. Pamflet terpasang di seluruh sudut. Niatnya satu. Promo dalam pamflet menggugah pembeli mengganti nomor ponsel baru.
Bagi mereka belum berpenghasilan, tidak terlalu penting nomor ponsel digunakan. Kebutuhan utamanya mencari bonus atau hadiah paket data. Apalagi saat ini, berkomunikasi sudah jarang menggunakan telepon langsung. Begitu juga penggunaan pesan singkat Short Message Service (SMS).
"Yang penting paket datanya. Kan dari WA juga sudah bisa teleponan gratis," kata Inur.
Kenapa Sim Card Bisa Dijual Murah?
Para penjual biasanya membeli kartu perdana dari seorang sales. Semakin banyak membeli, semakin murah harga diberikan.
Setiap kartu perdana terjual, pemilik mendapat untung Rp3.000 sampai Rp5.000. Bergantung jenis operator selularnya. Agar tak rugi banyak, biasanya pemilik kios memilih kartu perdana paling banyak menawarkan bonus. Sehingga lebih mudah laku di pasaran.
"Anak-anak muda belinya perdana soalnya lebih murah. Perdana Rp65.000 buat sebulan, kalau pulsa bisa Rp80.000," kata Yani, pemilik konter pulsa di Jakarta Timur.
Meski sim card dijual murah dan mendapatkan bonus, penjual memastikan kondisinya masih tersegel. Pedagang mengaku tidak pernah coba-coba mengakali sim card baru yang akan dijual dengan melakukan aktivasi sendiri. Kecuali, pembeli meminta bantuan untuk diajarkan proses aktivasi sim card.
"Saya juga belum aktivasi semua, paling nanti kalau tidak ngerti bisa kita bantuin," kata Reza, yang membuka usaha konter pulsa di rumahnya.
700 Juta Sim Card Aktif Setahun
Bonus menjadi kata-kata paling disenangi banyak orang. Apalagi ketika bonus didapat saat membeli barang dengan harga murah.
Fenomena ini yang menjadi penyebab banjirnya sim card atau kartu perdana di Indonesia. Data Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, jika ditotal dari seluruh operator selular Indonesia, maka produksi sim card dalam satu tahun bisa mencapai 1 miliar.
Dari jumlah itu, lebih kurang 700 juta sim card terjual dengan status aktif beredar di masyarakat. Meskipun data akhir tahun menunjukkan, para penggunanya tidak benar-benar menjadikan sim card itu sebagai nomor tetap mereka.
"Setelah akhir tahun yang aktif real itu 361 juta, jadi ada yang habis pakai buang," kata Direktur Pengendalian dan Informatika Ditjen PPI, Gunawan Hutagalung, saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (2/2).
Gunawan mengungkap sebab utama besarnya angka penjualan sim card. Masyarakat Indonesia lebih tergiur bonus dari kartu perdana, ketimbang harus mengisi pulsa.
Bonus terpampang jelas di tempat penjualan, memudahkan pembeli untuk memilih. Harga termurah dengan bonus melimpah.
"Hal ini menyebabkan banyak masyarakat memanfaatkan promo ini daripada melakukan top up atau pengisian ulang atau re-load," katanya.
Sebab lainnya, mayoritas pengguna ponsel menggunakan nomor lebih dari satu. Hal itu biasanya terjadi karena menyesuaikan kebutuhannya, serta fasilitas dari ponsel.
Sebenarnya kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Banyak negara juga mengalami kondisi serupa. Kebanjiran sim card murah.
Gaya Hidup Orang Indonesia
Sebagai penyedia jasa telekomunikasi, perusahaan operator selular merasa berkewajiban melayani semua penduduk di Indonesia tanpa terkecuali. Caranya menyediakan sim card atau kartu perdana dengan harga terjangkau. Agar bisa dibeli semua kalangan.
Sekjen Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Marwan O. Baasir, menjelaskan penerapan harga sim card yang dilakukan operator selular semata-mata untuk menjangkau semua lapisan masyarakat.
"Memberikan kemudahan dan keadilan bagi masyarakat Indonesia di manapun berada untuk dapat mengakses dan menggunakan layanan telekomunikasi," kata Marwan kepada merdeka.com.
Marwan menjelaskan analisisnya mengenai sim card baru seolah membanjiri Indonesia saat ini. Perusahaan operator selalur sampai saat ini terus memproduksi sim card. Dikarenakan menyesuaikan ketersediaan sumber daya nomor tersebut termasuk memproduksi ulang (recycle, reuse) nomor-nomor sim card yang sudah tidak aktif atau tidak digunakan.
Sim card merupakan sumber daya terbatas yang dimiliki oleh negara. Nomor-nomor sim card dialokasikan kepada setiap operator melalui izin operasional penyelenggaraan jasa dan layanan telekomunikasi yang dimilikinya. Selanjutnya, operator memberikan hak penggunaan atas nomor sim card tersebut kepada masyarakat atau pelanggan yang menggunakan jasa layanan telekomunikasi.
Di luar prosedur tersebut, penyebab banyaknya sim card beredar lagi-lagi karena pola masyarakat itu sendiri. Mayoritas masyarakat di Indonesia kini memiliki dua nomor ponsel. Salah satu alasannya akibat kebutuhan gaya hidup.
"Kepemilikan multi sim card tidak bisa dilepaskan juga dari lifestyle orang Indonesia yang memiliki multi device seperti HP, tablet, smartwatch," tutup Marwan.
Sim card murah seolah menjadi jawaban. Memberikan kemudahan bagi mereka yang hidup pas-pasan. Tetapi ada baiknya tetap dilakukan pengawasan. Supaya ke depan tak timbul permasalahan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah terlalu memberatkan keuangan perusahaan telekomunikasi dengan biaya penggunaan frekuensi yang semakin naik.
Baca SelengkapnyaPolri akan melakukan shut down atau pemblokiran terhadap 191.000 handphone yang terdata menggunakan IMEI ilegal.
Baca SelengkapnyaIndustri telekomunikasi dan game di Indonesia tengah mengalami perkembangan yang luar biasa di Asia.
Baca SelengkapnyaSemua uang tersebut diserap bandar judi luar negeri untuk kepentingan bisnisnya, termasuk pencucian uang.
Baca SelengkapnyaS.id, layanan aplikasi web untuk membuat tautan pendek dan microsite untuk bio link, mencatat pertumbuhan yang signifikan di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaJumlah pengiriman smartphone mengalami kenaikan, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (Q3 2023), hingga 4 persen.
Baca SelengkapnyaGSMA baru-baru ini menyoroti kemajuan pesat Indonesia dalam teknologi seluler
Baca SelengkapnyaBerikut deretan HP yang paling laris sepanjang masa.
Baca SelengkapnyaPlatform karya anak bangsa S.id telah dikunjungi 1 miliar visitors dalam waktu 1,5 tahun. Pengguna aktif datang dari guru dan pelaku UMKM.
Baca Selengkapnya