Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Otak di balik pengubahan naskah 'Sumpah Pemuda'

Otak di balik pengubahan naskah 'Sumpah Pemuda' Muhammad Yamin. ©2016 Merdeka.com/badanbahasa.kemdikbud.go.id/

Merdeka.com - Minggu 28 Oktober 1928, ratusan pemuda berkumpul di Gedung Oost-Java Bioscoop, Batavia. Sejarah mencatat, di tempat ini lah dibacakan naskah Sumpah Pemuda, sebuah ikhtiar yang lahir untuk memperkuat persatuan dan kesatuan para pemuda dari berbagai daerah. Konges Pemuda II inilah diyakini sebagai benih awal cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Awalnya pertemuan itu disebut 'Kerapatan Pemuda II' yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari Kerapatan Pemuda I pada awal Mei 1926. Namun, karena belum menemukan kesepakatan, direncakan adanya kongres yang kedua.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang dipimpin oleh Ketua PPPI Sugondo Djojopuspito. PPPI merupakan organisasi pemuda ini beranggota pelajar dari seluruh Indonesia.

Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat yang sudah dimulai sejak Sabtu, 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Baru kemudian setelah rapat ketiga ini dibacakan sumpah oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Mohamad Yamin.

Sejarawan Anhar Gonggong mengatakan, istilah Sumpah Pemuda sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya oleh Yamin kepada Soegondo. "Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie" (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini). Itulah kata yang dibisikan Yamin kepada Soegondo kala itu. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Pemuda.

"Sumpah Pemuda tidak ditetapkan. Awalnya dibacakan oleh Yamin. Istilah Sumpah Pemuda dari Yamin. Isinya dari semua dan menjadi keputusan yang hadir waktu itu," kata Ahnar ketika dihubungi merdeka.com pekan lalu.

Anhar mengatakan embel-embel Sumpah Pemuda diberikan Yamin untuk melahirkan kesan heroik di tengah perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan. Kesan heroik ini dibuat untuk menandakan adanya suatu kebangkitan para pemuda yang hadir pada waktu itu.

"Yamin gunakan istilah yang heroik ya wajar saja, bukan hal istimewa. Melawan kolonial waktu itu kan mesti ada hal yang digunakan, misalnya dengan kata-kata heroik," tegas Anhar.

Kongres II tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, Jong Betawi dan sebagainya. Selain pemuda ini, juga sudah ikut pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Periset budaya Melayu, Tengku Muhammad Dhani Iqbal mengatakan keberatan sebelum keputusan dalam rapat terakhir itu ada dalam aspek bahasa. Yamin tidak setuju adanya kata 'Bahasa Indonesia' sebagai bahasa pemersatu melainkan Bahasa Melayu. Namun, entah mengapa Yamin sendiri akhirnya setuju dan menyerahkan secarik kertas kepada Soegondo.

"Tahun 1926 Yamin masih membela Bahasa Melayu. Dia mengatakan tidak ada Bahasa Indonesia hanya ada Bahasa Melayu. Tapi kemudian diubah ya dia yang bikin-bikin," jelasnya.

Namun fakta lahirnya Sumpah Pemuda di Kongres II ini ini dibantah keras oleh Dhani. Menurut dia, Kongres II ini tidak pernah melahirkan sebuah sumpah sebagaimana yang dicatat dalam sejarah masa kini. Meski melahirkan kesepakatan, namun tidak bisa disebut sumpah.

komik sumpah pemuda

komik sumpah pemuda (c) 2013 Merdeka.com/Istimewa

"Tapi anak muda itu, mereka enggak pernah bersumpah. Mereka membuat kerapatan dan menghasilkan kesepakatan. Intinya mereka tidak pernah bersumpah," kata Dhani ketika berbincang dengan merdeka.com di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.

Menurut Dhani, para peserta rapat kala itu hanyalah anak muda yang merasa prihatin dengan situasi bangsa, termasuk daerah asal masing-masing. Dia mengatakan, meskipun membawakan nama daerah, mereka bukanlah utusan dari masing-masing.

"(Sastrawan) Taufik Abdullah mengatakan tidak ada artinya itu kerapatan. Itu anak-anak sekolah yang berkumpul saat itu saja. Nah kalau dibuat monumenisasi yang dipelintir sebagai sumpah pemuda sangat tidak tepat," bebernya.

Hal yang sama, lanjut dia, mengatakan Kongres II dengan Sumpah Pemuda-nya sebagai cikal bakal pergerakan merebut kemerdekaan sangatlah tidak tepat. "Buktinya apa, Soekarno tidak merasa penting untuk ikut. Mereka tidak bisa disebut sebagai perwakilan daerah saat itu," urai Dhani.

(mdk/ard)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 Contoh Pidato Sumpah Pemuda yang Singkat, Menggelora dan Penuh Makna
4 Contoh Pidato Sumpah Pemuda yang Singkat, Menggelora dan Penuh Makna

Berikut contoh pidato Sumpah Pemuda yang bisa Anda gunakan sebagai referensi menulis dan menyampaikan gagasan.

Baca Selengkapnya
Ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1982 Beserta Sejarahnya Lengkapnya
Ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1982 Beserta Sejarahnya Lengkapnya

Isi ikrar Sumpah Pemuda beserta sejarah lengkapnya yang bisa dipelajari.

Baca Selengkapnya
Puisi Sumpah Pemuda yang Inspiratif dan Penuh Semangat
Puisi Sumpah Pemuda yang Inspiratif dan Penuh Semangat

Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Baca Selengkapnya
Ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober: Begini Sejarah, Isi dan Maknanya
Ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober: Begini Sejarah, Isi dan Maknanya

Sumpah Pemuda menjadi momen penting bagi bangkitnya semangat persatuan para pemuda di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Contoh Berbalas Pantun Tema Sumpah Pemuda 28 Oktober, Gelorakan Semangat Nasionalisme Generasi Muda
Contoh Berbalas Pantun Tema Sumpah Pemuda 28 Oktober, Gelorakan Semangat Nasionalisme Generasi Muda

Ayo saling berbalas pantun tema Sumpah Pemuda dengan pantun berikut ini. Semarakkan Sumpah Pemuda dan bangkitkan nasionalisme pada bangsa.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Penentuan Nama Bahasa Nasional, Mohammad Tabrani dan M. Yamin Sempat 'Eyel-eyelan'
Cerita di Balik Penentuan Nama Bahasa Nasional, Mohammad Tabrani dan M. Yamin Sempat 'Eyel-eyelan'

Sebelum muncul kesepakatan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, Mohammad Tabrani dan Yamin sempat eyel-eyelan karena berbeda pendapat.

Baca Selengkapnya
29 Pantun Hari Sumpah Pemuda, Inspiratif dan Penuh Semangat Juang
29 Pantun Hari Sumpah Pemuda, Inspiratif dan Penuh Semangat Juang

Setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Hari Sumpah Pemuda sendiri merupakan tonggak sejarah bagi kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Khidmatnya Upacara Peringatan 96 Tahun Sumpah Pemuda di Jakarta
FOTO: Khidmatnya Upacara Peringatan 96 Tahun Sumpah Pemuda di Jakarta

Upacara peringatan 96 tahun Sumpah Pemuda diikuti ratusan peserta, mulai dari anggota keluarga pahlawan nasional, pelajar, hingga masyarakat umum.

Baca Selengkapnya
Kenapa Proklamasi Tanggal 17 Agustus? Ternyata ini ‘Hitung-Hitungan Angka’ Presiden Sukarno
Kenapa Proklamasi Tanggal 17 Agustus? Ternyata ini ‘Hitung-Hitungan Angka’ Presiden Sukarno

Saat para pemuda menantangnya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno menolaknya. Dia memilih tanggal 17 Agustus. Apa makna di baliknya?

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah Jong Sumatranen Bond, Perkumpulan Pemuda Sumatra Cikal Bakal Pemimpin Bangsa
Menilik Sejarah Jong Sumatranen Bond, Perkumpulan Pemuda Sumatra Cikal Bakal Pemimpin Bangsa

Sebelum era kemerdekaan, pemuda Sumatra telah membentuk perkumpulan untuk mempererat hubungan satu sama lain.

Baca Selengkapnya
55 Ucapan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023, Menarik dan Penuh Semangat
55 Ucapan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023, Menarik dan Penuh Semangat

Ungkapkan gagasan Anda mengenai semangat persatuan dan kesatuan demi Indonesia yang lebih baik melalui ucapan Hari Sumpah Pemuda.

Baca Selengkapnya
Saat Sukarno Kesal Karena Diculik Para Pemuda ke Rengasdengklok
Saat Sukarno Kesal Karena Diculik Para Pemuda ke Rengasdengklok

Apa tujuan para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok?

Baca Selengkapnya