Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tanpa Tuhan di negeri beriman

Tanpa Tuhan di negeri beriman Jammah salat Idul Adha tahun lalu di Jakarta. (merdeka.com/dwi narwoko)

Merdeka.com - Indonesia dikenal sebagai negara berketuhanan dan mengakui enam agama resmi. Namun dari seperempat miliar penduduk di negeri ini, sebagian kecil memilih tidak bertuhan.

Seperti Nu, bukan nama sejatinya. Lima tahun belakangan, sejak mata melek hingga terpejam lagi, dia meyakini Tuhan tidak pernah turut campur dalam kehidupannya. Bahkan, dia menegaskan Sang Maha Kuasa itu juga buka pencipta dan pengatur alam semesta. "Tuhan tidak lagi relevan dengan kondisi sekarang," katanya saat ditemui merdeka.com di sebuah kafe di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa malam dua pekan lalu.

Tentu saja tidak mudah menjadi seorang ateis di negara berpenduduk mayoritas Islam terbesar sejagat ini. Jangankan yang menolak Tuhan, umat seagama saja kerap bentrok berdarah hanya lantaran perkara bukan mendasar. Seperti penyerangan terhadap komunitas Syiah di Kecamatan Omben, Sampang, Madura (Jawa Timur), tahun lalu. Belum lagi perseteruan antara muslim dan non-muslim soal pendirian rumah ibadah.

Orang lain juga bertanya?

Pemuda 24 tahun itu pun menyadari keyakinan merupakan isu sangat sensitif di Indonesia. Sebab itu, dia tidak mau mengaku secara terbuka soal pendiriannya itu. "Gue merasa tidak perlu umumin gue ateis," ujarnya seraya menambahkan pihak keluarga cuma tahu dia tidak lagi ke gereja sebagai penganut Katolik. Hanya teman-teman sekantor paham dia tidak lagi mengakui keberadaan Tuhan.

Masyarakat pernah digegerkan lantaran Alexander alias Aan awal tahun lalu mengumumkan lewat Facebook dirinya seorang ateis. Akibatnya dia ditangkap dan kemudian diadili. Pengadilan Muaro Sijunjung, Sumatera Barat, akhirnya memvonis dia 2,5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta.

Nu juga tetap akan menjalani prosesi pernikahan menurut ajaran Katolik sebab tidak ingin mengundang kehebohan sekaligus masalah lantaran dia ateis. "Nggak jadi kriteria tertentu, yang penting dia punya pandangan terbuka," ujarnya saat ditanya apakah harus beristrikan perempuan ateis. Dia juga tidak bakal memaksakan anak-anaknya nanti mengikuti keyakinannya. "Gue akan menyesal kalau ada anak gue menjadi fundamentalis."

Val juga berprinsip serupa. Sadar soal sensitivitas agama, dia memilih menyembunyikan jati dirinya sebagai seorang ateis. "Karena itu saya masih salat dan kadang menjadi imam ketika pulang ke rumah orang tuanya," ucap lelaki 28 tahun ini. Dia melakoni semua itu buat menyenangkan orang tua sudah sepuh.

Dia juga menjalani prosesi perkawinan secara Islam satu setengah tahun lalu. Dia berkomitmen tidak akan memaksakan anak-anaknya nanti menjadi ateis. "Terserah mereka mau memilih apa," tuturnya. (mdk/fas)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Ungkapan Ilmuwan Terkenal dari Galileo hingga Charles Darwin tentang Keberadaan Tuhan
Ini Ungkapan Ilmuwan Terkenal dari Galileo hingga Charles Darwin tentang Keberadaan Tuhan

Masing-masing ilmuwan punya pandangan sendiri soal ini. Berikut ungkapannya.

Baca Selengkapnya
Gus Falah Yakin Warga NU Tidak Otomatis Dukung Anies-Cak Imin
Gus Falah Yakin Warga NU Tidak Otomatis Dukung Anies-Cak Imin

Warga NU cerdas dalam menentukan pilihan politik sehingga tidak memilih hanya pada satu partai politik.

Baca Selengkapnya
Daftar Ilmuwan yang Lebih Percaya Sains daripada Keberadaan Tuhan
Daftar Ilmuwan yang Lebih Percaya Sains daripada Keberadaan Tuhan

Berikut adalah deretan ilmuwan yang memilih atheis dalam menjalani hidupnya.

Baca Selengkapnya
Cerita Perempuan 5 Tahun Tak Pernah Salat dan Ngaji Sampai Lupa Caranya, Penyebabnya Digunjing Tak Pakai Kaos Kaki
Cerita Perempuan 5 Tahun Tak Pernah Salat dan Ngaji Sampai Lupa Caranya, Penyebabnya Digunjing Tak Pakai Kaos Kaki

Seorang perempuan bernama Ara menceritakan kisahnya tidak pernah sholat 5 tahun.

Baca Selengkapnya