Profil
Ledia Hanifa Amaliah
Perempuan yang lahir di Jakarta, 30 April 1969 ini mulai terjun ke dunia politik sejak reformasi 1998 bergulir. Seiring berdirinya Partai Keadilan (PK) yang akhirnya berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dengan masuk ke dunia politik, banyak hal yang menurutnya bisa dikerjakan, terutama dalam pembuatan produk kebijakan. Sebelum terjun ke politik praktis, Ledia aktif di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Magister Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI) ini meyakini dengan terjun ke politik, ia dapat lebih luas lagi mengabdikan dirinya untuk publik.
Meski baru setahun lebih berkiprah di DPR RI, anggota Komisi IX DPR RI ini mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk kepentingan masyarakat luas. Beberapa kinerjanya seperti mendorong Kementerian Kesehatan untuk menurunkan angka kematian pada ibu.
Di bidang ketenagakerjaan, Ketua Bidang Humas Kaukus Perempuan Parlemen Indonesia ini menegaskan, pihaknya mendorong BNP2TKI dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tidak terjadi dualisme dalam mengurus TKI/TKW.
Tentu saja, selama setahun lebih berkiprah di parlemen, bagi Ledia masih banyak pekerjaan rumah yang belum dikerjakan. Ia bercita-cita membuat program promotif-preventif di bidang kesehatan.
Persoalan lainnya dalam hal kesehatan, Ketua DPP Bidang Kewanitaan PKS ini ini juga menginginkan pendistribusian tenaga kesehatan di daerah dilakukan secara merata. Termasuk revisi UU Kesehatan dan penerbitan UU Keperawatan.
Ledia mengaku, soal kesetaraan gender tidak ada masalah di PKS. Menurutnya, dalam praktiknya tidak ada lagi dikotomi laki-laki dan perempuan. Wanita ini berpendapat, semua kembali kepada kapasitas perseorangan. Di PKS sendiri lebih ditekankan kepada kapasitas. PKS sangat menghargai perempuan.
Jika melihat jejak rekam Ledia, perempuan berkacamata ini tergolong aktif. Saat ini ia juga tercatat sebagai anggota Forum Parlemen Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan (2009-2014).
Ia menjabat Ketua Departemen Kebijakan Kesehatan, Kependudukan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bidang Kebijakan Publik DPP Partai Keadilan Sejahtera (2010-2015). Saat ini ia juga anggota Majelis Pertimbangan PP Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia serta Ketua III PP Wanita PUI Ketua Divisi Diklat Kaukus Perempuan Politik Indonesia (2008-2010).
Ledia mengaku seabrek aktivitas tidak meninggalkan kodrat dirinya sebagai istri dari Bachtiar Sunasto itu. Menurut dia, suaminya cukup mendukung aktivitas politiknya. Ia menyadari pilihannya terjun ke dunia politik merupakan hasil kesepakatan yang dibangun dirinya dengan dukungan suaminya.
Riset dan analisa oleh Bobby Reza Satrian