Profil
Lidia Djunita Pamontjak
Lidia Djunita Pamontjak atau yang lebih populer dengan nama Jajang C Noer adalah seorang aktris dan sutradara ternama Indonesia. Nama Jajang sendiri berasal dari sapaan "sayang" dari orang tuanya. Sementara C Noer adalah nama dari almarhum suaminya yang juga seorang sutradara (meninggal pada Mei 1995).
Perempuan berdarah Padang ini mengenal dunia seni sejak usianya 5 tahun. Saat menetap di Manila, mengikuti ayahnya yang menjabat sebagai dubes RI untuk Filipina, Jajang kecil gemar menari tari payung, tari piring, dan sesekali tampil mewakili Indonesia. Ketika SMA, ia mulai menggemari seni teater dan belajar gamelan. Jajang juga sempat bergabung dengan klub drum band di sekolah dan turut menyambut kedatangan Paus Paulus Yohanes VI di Senayan, Jakarta. Jajang melanjutkan pendidikannya di FISIP UI namun tidak selesai, ia kemudian bergabung dengan sanggar Teater Ketjil pimpinan Arifin C Noer yang kemudian menjadi suaminya.
Meski bersuamikan sutradara handal, Jajang sesungguhnya tidak pernah berpikir untuk mengikuti jejak Arifin. Jajang terpaksa menjalani perannya sebagai sutradara setelah sang suami wafat dan meninggalkan warisan berupa naskah sinetron Bukan Perempuan Biasa yang baru diproduksi sebanyak tujuh episode. Di luar dugaan, sinetron yang digarap Jajang tersebut mendapat penghargaan Piala Vidia sebagai drama seri terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia.
Sejak kesuksesan Jajang tersebut, ia mulai kebanjiran order untuk menyutradarai sinetron, film televisi, serta pementasan teater. Waktu senggang Jajang ketika tidak sedang menyutradarai film maupun berakting dihabiskannya dengan membaca dan tidur. Karena gemar membaca, ia pun menjadi anggota Perpustakaan British Council. Selain itu, perempuan yang fasih berbahasa Belanda dan Inggris ini juga memiliki perpustakaan pribadi di rumahnya.