Profil
Lucky Djani
Luky Djani adalah calon anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Untuk lolos seleksi, dia mempunyai prinsip kalah atau menang kita serahkan kepada permainan. Lelaki kelahiran Makassar, 26 Juni 1971, ini mengaku tidak mematok target khusus untuk lolos. Dia hanya mengaku tengah konsentrasi meyakinkan banyak pihak, bahwa dirinya layak. Tapi upaya Luky bukanlah lobi-lobi khusus ke ruang anggota DPR, atau pejabat-pejabat pemerintahan. Dia cuma melakukan pendekatan tidak langsung dengan cara memanfaatkan ruang publik di media cetak, misalnya lewat menulis opini tentang demokrasi, politik, dan pemilihan umum (pemilu).
Lucky selama ini dikenal sebagai pegiat Transparansi Internasional Indonesia (Oktober 2011 - sekarang) dengan jabatan wakil sekretaris jendral. Sejak tahun 2000 hingga 2006, dia bergabung di Indonesia Coruption Watch (ICW), dan sebagai Koordinator Nasional program Penguatan Partisipasi Civil Society di tingkat Lokal.
Sebagai aktivis ICW, Lucky Djani, dia memiliki pendapat tersendiri mengenai korupsi di Indonesia. Menurutnya, korupsi dan sikap hedonis para pejabat disebabkan budaya berkuasa yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Para pejabat dulu dan sekarang menganggap gratifikasi sebagai hal yang wajar, dianggap upeti yang menjadi hak penguasa.
Lucky sempat aktif di Forum Rektor Indonesia, sebagai Koordinator Program monitoring Jajak Pendapat di Timor-Timur pada Agustus hingga Desember 1999. Pendidikan Insinyur Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB dia tamatkan pada 1997. Kemudian melanjutkan pendidikan Public Policy Program, National University of Singapore, dan mendapatkan gelar Master in Public Policy pada 2002. Terakhir dia menjadi mahasiswa PhD di Asia Research Center, Murdoch University, Australia, sejak 2008 hingga 2011.
Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic