Profil
Mohamad Surya
Prof. Dr. H. Mohammad Surya adalah mantan Ketua Umum PB PGRI di era reformasi yang saat ini menjabat sebagai anggota MPR-RI. Dilahirkan di Kuningan, 8 September 1941, Mohammad Surya mengawali karirnya di bidang politik melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan pekerjaannya saat itu, guru. Ia aktif mengikuti suatu forum keguruan sejak tahun 1958, PGRI.
Pria yang juga merupakan anggota DPD periode 2004-2009 ini bertutur bahwa dunia pendidikan di Indonesia saat ini masih jauh dari batas kewajaran. Ia mengungkapkan bahwa situasi pendidikan di Indonesia berada dalam situasi kritis, baik secara internal antar anak bangsa maupun secara eksternal antar bangsa. Ia juga menunjukkan beberapa fakta yang ada di sekitarnya. Sebagai salah satu contoh adalah kualitas pendidikan bangsa Indonesia yang jauh tertinggal di bawah negara-negara lain.
Dalam pidatonya beberapa waktu lalu, ia menambahkan adanya empat pilar dalam pendidikan adalah perlu bagi peningkatan mutu pendidikan suatu bangsa. Empat pilar tersebut adalah Pancasila, UUD negara Kesatuan RI tahun 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Pada prinsipnya, empat pilar tersebut adalah pengokoh dan pengaya dunia pendidikan yang kini belum tampak kemajuan kualitasnya.
Pekerjaan guru yang diawali sejak tahun 1958 merupakan pekerjaan yang hingga kini masih bisa ia nikmati. Ia mengaku bahwa pekerjaan yang ia lakoni merupakan pekerjaan yang menyenangkan. Pengalaman mengajar di berbagai instansi baik formal maupun non-formal membuatnya semakin mencintai dunia pendidikan. Wawasan yang cukup luas dalam bidang organisasi pendidikan, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi politik mampu mengantarkannya duduk sebagai anggota DPRD Jawa Barat, DPD-RI mewakili Propinsi Jawa Barat, dan kini sebagai anggota MPR-RI.
Ia mengatakan bahwa latar belakang keahliannya tersebut dimulai dengan mengikuti berbagai aktivitas melalui berbagai konferensi, seminar, pelatihan, studi, dan sebagainya.
Mohammad Surya menikah pada tanggal 3 April 1967 dengan seorang wanita yang juga berprofesi sebagai guru, Dra. Hj. Siti Suminah, M.Pd dan mempunyai lima anak.
Oleh: Atiqoh Hasan