Singkat tapi 'ngena', yuk kenali si puisi lama - pantun

Merdeka.com - Bangsa kita, Indonesia, punya banyak karya sastra yang luar biasa – nggak kalah dari karya sastra dari luar negeri. Bahkan sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, sastrawan Indonesia udah bikin banyak banget puisi yang mengagumkan. Sastra lama banyak mendapat pengaruh dari warga asing, dan kemudian bercampur dengan budaya asli Indonesia. Salah satu dari banyak bentuk puisi lama yang sampai sekarang digemari orang-orang adalah pantun.

Pantun adalah salah satu bentuk puisi lama yang dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu. Pantun gampang banget dikenali, terutama dari rimanya yang beda dari yang lain. Nih, ada beberapa ciri-ciri pantun yang beda dari yang lain:

a. Tiap bait biasanya terdiri dari empat baris (a-b-a-b).

b. Tiap baris biasanya terdiri dari empat kata.

c. Baris pertama dan kedua berisi sampiran, baris ketiga dan keempat berisi isi.

Pantun sekarang masih banyak digunakan, terutama di daerah Sumatera. Inilah 2 contohnya:

Buah duku buah rambutan,

Mari makan bawah jembatan;

Entah jodohku entah bukan,

Apa yang penting persahabatan.

Memancing sepat di hujung paya,

Dibuat pekasam si ikan puyu;

Bersiram adat bermandi budaya,

Menjunjung resam tradisi Melayu.

Nggak cuma Sumatera yang punya, pantun tradisional dari Jawa juga ada loh, ini contohnya:

Ana arjuna karo kresna

Mangan salak karo sate baya

Arane gen wong tresna

Bocah blesak ya kaya luna maya

Nggak diragukan lagi, pantun memang udah banyak penggemarnya sejak dulu. Bikinnya juga gampang. Semua orang mulai dari muda sampai tua juga bisa menulis pantun. Selain pantun, ada beberapa jenis puisi lama lain yang bakal membuat kamu jatuh cinta, seperti syair, gurindam, bidal, talibun, dan masih banyak lagi. (mdk/iwe)