13 Pendaki Gunung Pangrango yang Hilang Ditemukan, Begini Kondisinya
13 pendaki tersebut terpisah menjadi dua kelompok. Masing-masing 10 orang dan 3 orang.
10 Pendaki sempat mencapai puncak Pangrango. Sementara 3 lainnya terpisah.
13 Pendaki Gunung Pangrango yang Hilang Ditemukan, Begini Kondisinya
Tim SAR gabungan menemukan 13 pendaki yang tersesat di Gunung Pangrango, Senin (29/1). Mereka ditemukan di Blok Pasir Pogor, Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.
Saat ditemukan, 13 pendaki dalam keadaan selamat meski terdapat dua orang terkilir dan lainnya mengalami kelelahan. Usai ditemukan, mereka dievakuasi ke Kantor Resort Tapos oleh tim SAR.
"Iya sudah ditemukan. Alhamdulillah semua dalam keadaan selamat," kata Staff Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Jalal.
Informasi yang dihimpun, 13 orang tersebut merupakan rombongan peziarah di Gunung Pangrango, yang saat ini ditutup untuk pendakian hingga 31 Maret 2024.
Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Jakarta Agung Priambodo menjelaskan, 13 pendaki tersebut terpisah menjadi dua kelompok. Masing-masing 10 orang dan 3 orang.
Para pendaki tersebut, berangkat pada Sabtu (27/1) sekitar pukul 16.00 WIB melalui jalur Cibedug, Bogor. Sementara komunikasi terakhir antara pendaki dengan petugas terjadi pada Minggu (28/1) sekitar pukul 17.00 WIB.
"Infonya mereka terpisah, 10 orang dan 3 otang. Mereka semua belum ada yang bisa dihubungi kembali. Yang 10 orang terakhir komunikasi itu kemarin pukul 17.00 WIB posisinya di sekitar hutan Pangrango," kata Agung.
Informasi yang dihimpun, 10 pendaki sempat mencapai puncak Pangrango. Sementara 3 lainnya terpisah.
Sebelum adanya kabar 13 pendaki tersesat di kawasan Gunung Pangrango, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), ternyata sedang menutup jalur pendakian sejak 31 Desember 2023 hingga 31 Maret 2024.
Penutupan tersebut, tertuang dalam surat edaran dari Balai Besar TNGGP yang ditandatangani Kepala Balai TNGGP Septo Aji Prabowo, bahwa penutupan jalur pendakian karena cuaca ekstrem yang terjadi pada akhir dan awal tahun.
"Mencermati kondisi cuaca ekstrem dan dalam rangka pemulihan ekosistem di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango," demikian edaran tersebut.