2 Pria di Parepare Suntik Minyak Kemiri Demi Perbesar Alat Kelamin, Berakhir di RS
Mahyuddin menambahkan memasukkan benda asing ke alat kelamin bisa menyebabkan reaksi inflamasi dan infeksi.
2 Pria itu kini dirawat di RS Regional Hasri Ainun Habibie.
2 Pria di Parepare Suntik Minyak Kemiri Demi Perbesar Alat Kelamin, Berakhir di RS
Rumah Sakit Regional Hasri Ainun Habibie kedatangan dua pasien pria yang mengalami infeksi pada alat kelaminnya.
Dua pasien tersebut dirawat intensif usai suntik minyak kemiri demi memperbesar alat kelaminnya.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama RS Regional dr Hasri Ainun Habibie, dr Mahyudin Rasyid membenarkan adanya dua pria yang dirawat intensif karena mengalami infeksi pada alat kelaminnya. Hanya saja, Mahyuddin menolak mengungkapkan identitas dua pasien tersebut.
"Mohon maaf kami tidak bisa sampaikan indentitas pasien, tapi umurnya sekitar 30 dan 40,"
ujarnya kepada wartawan, Sabtu (9/9).
Mahyuddin mengungkapkan dari dua orang, satu pasien sudah diperbolehkan pulang. Mahyuddin menjelaskan dua orang pria tersebut mengalami infeksi pada alat kelaminnya karena disuntik minyak kemiri. Tindakan kedua orang tersebut menyuntikkan minyak kemiri demi memperbesar alat kelaminnya.
"Sangat berisiko jika orang tidak profesional pada bidangnya menyuntikkan sesuatu ke alat kelamin,"
kata dia.
Akibat kejadian tersebut, pasien tersebut jalani perawatan di RS. Alasannya, bukannya alat kelaminnya membesar, tetapi mengalami infeksi.
"Mereka mengaku menyesal setelah melakukan tindakan itu (suntik minyak kemiri ke alat kelamin),"
ungkapnya.
Mahyuddin mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak melakukan hal serupa. Pasalnya, jika menyuntikkan benda asing ke bagian vital bisa menimbulkan berbagai penyakit.
"Saya yakin kalau orang medis tidak akan menyarankan hal itu. Tindakan menyuntikkan benda asing ke alat vital akan sangat berbahaya," tegasnya.
Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) RS dr Hasri Ainun Habibie, Abdul Risal menambahkan saat masuk, alat kelamin pria tersebut dalam kondisi bernanah. Selain itu, kondisi pasien juga lemah.
"Alami infeksi dan bernanah. Awalnya kami sempat periksa apakah pasien ini mengalami sifilis atau penyakit kelamin lainnya," tuturnya.
Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata pasien tersebut negatif mengalami sifilis.
Pihaknya juga telah sempat melakukan pengecekan terhadap kemungkinan pasien terkena sifilis dan penyakit kulit lainnya. Namun setelah dicek hasilnya negatif.
"Sekarang kondisi pasien semakin membaik, meski sebelumnya sempat muntah-muntah," ucapnya.