42 Motor Disita Saat Polisi Razia Balap Liar dan Geng Motor di Pekanbaru
Dalam operasi ini, polisi berhasil mengamankan 42 kendaraan roda dua yang terlibat dalam balapan liar dan penggunaan knalpot tidak standar.
Satuan Lalu Lintas Polresta Pekanbaru menggelar operasi represif terhadap balap liar dan geng motor untuk menyukseskan Pilkada damai, hal ini dilakukan dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kota Pekanbaru.
Dalam operasi ini, polisi berhasil mengamankan 42 kendaraan roda dua yang terlibat dalam balapan liar dan penggunaan knalpot tidak standar.
Kasat Lantas Polresta Pekanbaru Kompol Alvin Agung Wibawa mengatakan operasi ini bertujuan untuk meminimalisir aksi balap liar dan potensi kejahatan jalanan yang kerap meresahkan warga.
"Kami melakukan penindakan tegas di beberapa titik yang rawan dijadikan arena balap liar, seperti di Jalan Sudirman, Jalan Tuanku Tambusai, dan Jalan Cut Nyak Dien," ujar Alvin Kamis (3/10).
Selama operasi, kendaraan yang ditindak tidak hanya terlibat dalam balapan liar, tetapi juga menggunakan knalpot brong yang mengganggu kenyamanan warga.
"Semua kendaraan yang melanggar langsung diberikan sanksi tilang dan diamankan oleh pihak kepolisian," ungkap Alvin.
Alvin menyampaikan bahwa operasi ini merupakan bagian dari upaya menciptakan situasi keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcar Lantas) di wilayahnya.
"Dengan operasi ini, kami berharap dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas, tindak kejahatan jalanan, serta menciptakan rasa aman bagi masyarakat," tegas Alvin.
Operasi ini melibatkan personel Satlantas Polresta Pekanbaru yang tersebar di beberapa titik utama di kota Pekanbaru.
"Selain menindak kendaraan balap liar, pihak kepolisian juga mengantisipasi adanya gangguan keamanan lainnya, termasuk potensi aksi geng motor yang dapat memicu ketidaknyamanan di tengah masyarakat," pungkas Alvin.
Ke depan, Polresta Pekanbaru akan terus melanjutkan operasi serupa guna memastikan kondisi lalu lintas tetap aman dan terkendali, terutama di akhir pekan yang sering dimanfaatkan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan balapan liar.