5 Fakta penangkapan kader PDIP di tengah Kongres
Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap sejumlah orang dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Bali, Kamis (10/4) kemarin. Salah satu yang tertangkap adalah anggota DPR dari PDI Perjuangan Adriansyah.
Pelaksana tugas (Plt) Wakil Ketua KPK Johan Budi membenarkan yang ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Bali merupakan anggota DPR. Sejumlah barang bukti juga diamankan oleh KPK.
Penangkapan ini bersamaan dengan Kongres PDIP yang tengah digelar di Bali. Sejumlah politikus partai penguasa itu mengecam tindakan Adriansyah karena membuat malu partai.
-
Apa tujuan pertemuan PDIP di Bali? 'Hari ini Ibu Megawati akan memimpin langsung konsolidasi PDIP di Bali, di mana seluruh kader partai dihadirkan untuk mengompakkan suatu semangat juang dan kita lihat Bali ini militansinya sangat tinggi.'
-
Siapa yang memimpin konsolidasi PDIP di Bali? 'Hari ini Ibu Megawati akan memimpin langsung konsolidasi PDIP di Bali, di mana seluruh kader partai dihadirkan untuk mengompakkan suatu semangat juang dan kita lihat Bali ini militansinya sangat tinggi.'
-
Siapa yang ditugaskan PDIP untuk melobi PKB? Pada tanggal 8 Juni 2024 itu, saya ditugaskan oleh DPP PDIP untuk menjalin komunikasi dengan PKB. Saya lalu bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. PDIP dan PKB lalu bersepakat menjalin kerja sama di Pilkada Jakarta. PKB akan mendukung Anies Baswedan sebagai calon gubernur, kami meminta posisi wakil gubernur,' kata Basarah dalam keterangannya diterima di Jakarta, Minggu (17/11).
-
Kapan Muktamar PKB di Bali? Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM) Supratman Andi Agtas mengaku sudah menandatangani surat keputusan (SK) kepengurusan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dihasilkan dari Muktamar PKB di Bali pada 24-25 Agustus 2024.
-
Apa yang disita KPK di rumah kader PDIP? Dia melanjutkan, di rumah Mahfud yang berada di perumahan Halim Perdana Kusuma telah disita dua handphone dan uang tunai pecahan Rp 20 ribu senilai Rp 300 juta rupiah
-
Siapa yang ditangkap KPK? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Bupati Labuhanbatu Erick Adtrada Ritonga setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto menyebut Adriansyah terkait kasus pertambangan. Namun Bambang tidak menjelaskan lebih jauh kasus yang melibatkan Adriansyah. "Terkait penerbitan kuasa pertambangan," kata Bambang via pesan singkat kepada merdeka.com, Jumat (10/4).
Berikut fakta-fakta penangkapan Adriansyah:
Disita uang dalam bentuk Dolar Singapura
Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Ketua KPK Johan Budi membenarkan kabar KPK menangkap tangan sejumlah orang termasuk penyelenggara negara, di kawasan Sanur, Bali, Kamis (9/4) malam. Dirinya juga mengaku KPK telah menyita sejumlah barang bukti berupa pecahan uang Dolar Singapura yang diamankan bersama penyelenggara negara itu."Saya baru bisa membenarkan satu penyelenggara negara. Sekitar pukul 10 waktu Bali, di daerah Sanur, Bali," kata Johan Budi di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (10/4)."Ada sejumlah uang dalam bentuk uang Dolar Singapura," katanya menambahkan.Ketika dikonfirmasi mengenai nilai mata uang Dolar Singapura yang diamankan, Johan Budi mengaku belum dikonfirmasi mengenai hal tersebut. "Ini yang belum dapat informasi. Nanti akan kita pastikan," ujarnya.
Adriansyah sudah berstatus tersangka sebelum ditangkap KPK
KPK menangkap anggota Komisi IV DPR dari PDIP, Adriansyah dalam operasi tangkap tangan di salah satu hotel di Sanur, Bali, Kamis (9/4) kemarin. Namun, dalam kasus berbeda, Adriansyah ternyata sudah berstatus tersangka karena menerima suap.Adriansyah merupakan Bupati Tanah Laut selama dua periode yakni 2003-2008 dan 2008-2013. Saat menjabat, dia diduga pernah menerima suap dari Wali Kota Banjarmasin Muhidin dalam proses pengurusan izin kuasa pertambangan (KP) di Desa Sungai Cuka, daerah perbatasan antara Kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu di Provinsi Kalimantan Selatan.Wali Kota Banjarmasin diduga memberi suap untuk melicinkan niatnya dalam pengurusan untuk dikeluarkan surat tapal batas. Penetapan tapal batas itu terkait dengan area pertambangan batubara.Pada Oktober 2010 Muhidin bersedia menyetorkan dana sebesar Rp 5 miliar dalam bentuk tunai dan giro atas permintaan Adriansyah. Keduanya dijerat dengan UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.Saat kasus terjadi pada 2012, Karo Penmas Polri saat itu, Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan, dalam kasus ini ada tersangka lain yang ditetapkan."Dua warga itu berinisial N (Nurseto) dan SH (Surya Hartono) karena diduga menjembatani hubungan kedua pejabat tersebut," kata Boy. Penyuapan diduga terjadi tahun 2011.Perkembangan terakhir, berkas perkara milik Muhidin dan Adriansyah telah P-21."Sudah P-21 untuk kedua orang itu. Tinggal diserahkan saja oleh Bareskrim ke Kejati Kalsel untuk penyerahan tahap kedua tersangka bersama barang buktinya," kata Kapolda Kalsel Brigjen Machfud Arifin pada Maret lalu.Namun, kapan persidangan akan digelar, hingga kini belum jelas. Yang aneh, dengan status tersangka yang disandang Adriansyah sejak 2012, dia tak terganjal saat lolos ke Senayan sebagai anggota DPR periode 2014-2019. Statusnya tidak dipermasalahkan saat dia mengikuti pelantikan pada 1 Oktober 2014 lalu. Padahal, ada 5 anggota DPR terpilih lain yang batal dilantik karena berstatus tersangka.
Uang suap dibawa sesorang berinisial AK
Wakil Ketua KPK Johan Budi mengatakan pihaknya menangkap sejumlah orang dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Sabur, Bali, yang salah satunya adalah anggota Komisi IV dari Fraksi PDIP Adriansyah. Dalam penangkapan itu, KPK juga mengamankan seseorang berinisial AK."Peran AK dia yang membawa uang (suap)," ujar Johan saat konferensi pers di KPK, Jumat (10/4).Saat digerebek, keduanya sedang transaksi dalam bentuk uang dolar dan rupiah. Beredar kabar kalau AK merupakan anggota polisi. Namun, ketika disinggung apakah AK merupakan pria berseragam, Johan tak menjelaskan secara detail."Yang jelas pakai baju ha-ha-ha," kata Johan.Sebelumnya, PDIP mengonfirmasi salah satu anggotanya di DPR bernama Adriansyah ditangkap KPK dalam kasus suap. Penangkapan berlangsung di salah satu hotel di Sanur, Bali, saat PDIP tengah menggelar Kongres ke-IV.
KPK sudah dapat info suap Adriansyah 2 pekan lalu
Pelaksana tugas Wakil Ketua KPK Johan Budi mengatakan, pihaknya berhasil menangkap sejumlah orang dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta dan Bali, pada Kamis (9/4) kemarin. Dirinya juga meyakinkan jika operasi kedua penangkapan oleh KPK kemarin itu memang saling berkaitan.Namun Johan enggan memberikan rincian lebih lanjut, karena menunggu keterangan yang akan diperoleh dari para pelaku setelah pemeriksaan yang akan dilakukan hari ini."Bali dan Jakarta terkait. Rangkaian tadi satu kaitan. Ini hanya menjelaskan awalnya saja. Mengenai konstruksi tadi, sabar dulu. Detailnya tentu setelah persoalan didalami penyidik," kata Johan Budi di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (10/4).Johan menceritakan asal muasal operasi penangkapan tangan ini, yaitu berdasarkan laporan dari masyarakat. Laporan tersebut kemudian ditanggapi oleh KPK secara serius, dan diolah hingga akhirnya KPK menggelar operasi rahasia tersebut."Kami memperoleh informasi dari masyarakat, 1-2 pekan kemarin. Lalu lakukan penyelidikan. Ujungnya yaitu ditangkapnya beberapa orang," ujar Johan.
Pengusaha AH ditangkap di sekitar Senayan
Semalam KPK menangkap anggota Komisi IV dari PDIP Adriansyah di kawasan Sanur, Bali. Selain Adriansyah, KPK juga menangkap pengusaha di kawasan Senayan pada kemarin petang (9/4)."AH ditangkap di lobi hotel Senayan sekitar pukul 18.49 WIB," kata Pelaksana tugas Wakil Ketua KPK Johan Budi dalam konferensi pers di KPK, Jakarta, Jumat (10/4).Diduga AH juga terlibat dalam kasus suap yang membelit Adriansyah. "Ketiganya dibawa ke KPK dan dilakukan pemeriksaan terkait pemberian (pengurusan) izin," sambung Johan Budi.Diketahui, KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Kamis (9/4) malam, di kawasan Sanur, Bali. Salah satu dari yang tertangkap berasal dari anggota komisi IV dari PDIP Adriansyah. Saat ini, pihak KPK masih bersiap-siap di kantornya, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, guna menanti kedatangan hasil tangkap tangan beserta barang bukti yang diamankan.KPK telah menyita sejumlah barang bukti berupa pecahan uang dolar Singapura yang diamankan bersama penyelenggara negara itu."Ada sejumlah uang dalam bentuk uang dolar Singapura," kata Johan Budi menambahkan.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belum diketahui pasti kasus yang apa yang membuat petugas imigrasi terjaring OTT.
Baca SelengkapnyaKoster menyebutkan, semua baliho dan bendera yang dicabut sudah kembali dipasang.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui apa motif dari dua anggota tersebut yang ikut dalam aksi penyerangan tersebut.
Baca SelengkapnyaKejagung menyebut sosok high profile atau tokoh penting terkait kasus dugaan pemalsuan dokumen pertambangan.
Baca SelengkapnyaAgenda Rakernas V juga melaksanakan konsolidasi organisasi dengan mengembalikan siklus Kongres kembali ke 2025.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan alasan tak mengundang, lantaran Presiden Jokowi tampak sibuk dan menyibukkan diri.
Baca SelengkapnyaPengamanan KTT AIS Forum 2023 digelar selama 6 hari mulai dari 8 hingga 13 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaSatpol PP Bali mencopot baliho raksasa Ganjar-Mahfud MD dan bendera PDIP jelang kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gianyar, Selasa (31/10).
Baca SelengkapnyaDua oknum anggota TNI Kodam IX/Udayana ditangkap karena diduga terlibat dalam penyerangan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Denpasar, Bali.
Baca SelengkapnyaAda indikasi salah satu dari oknum tersebut memiliki hubungan keluarga dengan pelaku lainnya
Baca SelengkapnyaPolda Bali memberikan penjelasan terkait pencopotan baliho Ganjar Pranowo-Mahfud MD jelang kedatangan Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaLima kader PDIP yang melayangkan gugatan SK DPP PDIP mengaku dijebak. Mereka pun mengungkap siapa yang menjebaknya.
Baca Selengkapnya