75 Produk dari Sumbar Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Merdeka.com - Sebanyak 75 warisan budaya dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI) hingga tahun 2022.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Syaifullah. Menurut dia, sejak tahun 2013 hingga 2021 ada 56 WBTbI dari Sumbar.
"Tahun ini ada 19 WBTbI dari Sumatera Barat. Beberapa waktu lalu juga telah kita terima sertifikatnya yang diserahkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim di Jakarta," tutur Syaifullah diwawancarai merdeka.com, Senin (12/12).
-
Apa yang menjadi ikon budaya Sumbar? Rumah Gadang menjadi ikon budaya di Sumatra Barat.
-
Apa yang diibarkan Bupati Subang? Di sana, Ruhimat mengibarkan bendera khas Republik Indonesia berukuran 10x5 meter di ketinggian 75 meter.
-
Apa yang diminta oleh Gubernur Sumbar? 'Kami telah menyampaikan dampak-dampak kerusakan dan kemudian juga beberapa dukungan dari Komisi V di antaranya adalah dukungan peralatan untuk BNPB dan peralatan untuk PUPR dalam rangka untuk darurat,' kata Mahyeldi di Komisi V DPR RI, Kamis (16/5) malam. 'Secara total tadi ada lebih kurang Rp1,5 triliun,' lanjut dia.
-
Apa yang menarik dari wisata di Sumatera Barat? Sumatera Barat adalah sebuah wilayah yang memukau dengan keindahan alamnya yang memikat hati. Dengan perpaduan antara pegunungan yang hijau, lembah yang subur, dan pantai yang indah, Sumatera Barat menjadi destinasi yang tak terlupakan bagi para pelancong.
-
Apa yang terjadi di Sumbar? Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi memerintahkan Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi untuk menerima semua korban bencana yang dirujuk tanpa terkecuali.
-
Apa yang disita dari Bupati Labuhanbatu? Dalam OTT Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga, KPK menyita uang tunai senilai Rp551,5 juta dari nilai dugaan suap Rp1,7 miliar.
Daftar Produk
Dia mengatakan, pada 2013 ada empat warisan budaya takbenda dari Sumbar yaitu Rendang, Sistem Matrilineal, Tabuik dan Rumah Gadang.
Kemudian 2014 yakni Indang Piaman, Kaba Cindua Mato, Ronggeng Pasaman, Silek Minang, Songket Pandai Sikek, Tari Toga dari Siguntur Dharmasraya, Tato Mentawai dan seni pertunjukan Ulu Ambek.
Selanjutnya di tahun 2015 ada empat warisan budaya yaitu Rabab, Salawat Dulang, Pasambahan serta Batombe. Kemudian tahun 2016 ada Tari Tanduak dan Tari Piriang, tahun 2017 ada seni pertunjukan Randai, tahun 2018 ada Bahasa Tansi.
Seterusnya tahun 2019, ada 13 warisan budaya takbenda yaitu seni pertunjukan Babiola, Talempong Unggan, Tari Benten dari Pesisir Selatan, Sikerei Mentawai, Batotah dari Pasaman, Arak Bako, Songket Silungkang, Tari Sikambang Manih, Tari Kain dan Seni Pertunjukan Anak Balam, Diki Pano dari Pasaman, Patang Balimau dan seni pertunjukan Badampiang.
Kemudian tahun 2020, ada delapan warisan budaya dari Sumbar, yaitu Basapa dari Padang Pariaman, Marosok, Uma Mentawai, Tari Balanse Madam, Tradisi Mato dari Padang, Baju Kuruang Basiba, Pacu Itiak Payakumbuh, serta Pacu Jawi dari Tanah Datar.
Kemudian tahun 2021, Khatam Quran Agam, Tenun Kubang dari Lima Puluh Kota, Gamad, Tandang Paku, Talempong Pacik serta Bansi, Gandang Tasa, Pupuik Sarunai, Saluang, Dadiah Nagari Aia Dingin, Makan Bajamba Nagari Jawi-jawi, Batik Tanah Liek Dharmasraya, Malamang Padang Pariaman, Teh Talua, dan Kawa Daun Pariangan Tanah Datar.
Syaifullah menambahkan, untuk tahun 2022 ada 19 warisan budaya yakni Balango Galogandang dari Kabupaten Tanah Datar, Legenda Ikan Sakti Sungai Janiah dari Kabupaten Agam, Bakajang dari Kabupaten Limapuluh Kota, Sijobang dari Kabupaten Limapuluh Kota, Batobo Konsi serta Bakaua Adat dari Kabupaten Sijunjung.
Kemudian ada Ikan Larangan Lubuak Landua dan Sulam Bonang Omeh Aie Bangih dari Kabupaten Pasaman Barat, Kirekat dan Pasikut Abag Kabupaten Kepulauan Mentawai, Rumah Gadang Kajang Padati dari Kota Padang, Tenun Koto Nan Godang dan Takuluak Kompong Koto Nan Gadang, Takuluak Talakuang serta Talempong Sikatuntuang dari Kota Payakumbuh.
Selanjutnya Kawin Bajapuik dari Kabupaten serta Badoncek dari Kota Pariaman, serta Dendang Bansi Solok dari Kota Solok serta Gandang Sarunai dari Kabuapten Solok Selatan.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penghargaan Merdeka Awards 2023 menjadi memotivasi untuk menghadirkan kekhasan, keunikan, dan inovasi
Baca SelengkapnyaTercermin dari banyaknya produk halal khas Minang yang mudah dijumpai di pasaran.
Baca SelengkapnyaDirektur Sido Muncul, Irwan Hidayat menilai bahwa LK Agrowisata Sido Muncul sudah mengikuti standar LHK sejak awal beroperasi di tahun 2011 silam.
Baca SelengkapnyaFestival Semarapura berhasil mendatangkan total hingga 250 ribu pengunjung, artinya ada kurang lebih sekitar 62 ribu pengunjung per hari.
Baca SelengkapnyaSetelah melepaskan diri dari pengaruh Demak, pusat pemerintahan dipindahkan dari Ngurawan ke Sogaten.
Baca SelengkapnyaCara membuatnya terbilang gampang, hampir sama dengan memasak pindang. Bahan-bahannya juga mudah didapat, terlebih bagi masyarakat pedesaan.
Baca SelengkapnyaDesa yang satu ini merupakan ikon dari Kabupaten Ogan Ilir yang sudah menyabet penghargaan kategori Kampung Ekowisata.
Baca SelengkapnyaPemprov Sulsel menggelar Fashion Show Batik Khas Sulsel, di Anjungan Pantai Losari, Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaPengrajin barang bekas dari kayu dan biji-bijian bernama Samsul Arifin sangatlah inspiratif.
Baca SelengkapnyaEmpat kuliner tersebut adalah sego cawuk, sego tempong, pecel pitik, dan ayam kesrut.
Baca SelengkapnyaKrecek Bung bukan sekadar makanan, tetapi juga menunjukkan jati diri masyarakat Kabupaten Lumajang
Baca SelengkapnyaArtefak yang direpatriasi diambil selama intervensi Belanda di Bali tahun 1906, dan arca-arca dari Candi Singhasari.
Baca Selengkapnya