Alissa Wahid: Perjuangan Kartini Cerminkan Nilai Keberanian Melawan Ketidakadilan
Alissa menekankan pentingnya generasi muda untuk meneruskan semangat Kartini dalam memperjuangkan keadilan sosial.
Peringatan Hari Kartini seolah mengingatkan semua pihak akan pentingnya emansipasi kaum hawa.
Alissa Wahid: Perjuangan Kartini Cerminkan Nilai Keberanian Melawan Ketidakadilan!
Kesetaraan gender dan penolakan terhadap diskriminasi perempuan merupakan nilai-nilai yang terus diperjuangkan. Peringatan Hari Kartini seolah mengingatkan semua pihak akan pentingnya emansipasi kaum hawa. Direktur Nasional GusDurian Network Indonesia (GNI) Alissa Wahid menyoroti bagaimana semangat emansipasi Kartini bisa mempengaruhi penafsiran agama yang modern terhadap posisi perempuan.
"Semangat perjuangan Kartini mencerminkan nilai-nilai keadilan dan keberanian untuk melawan ketidakadilan," kata Alissa dalam keterangannya, Rabu (24/4).
Menurut Alissa, seiring dengan semangat perjuangan Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan dan keadilan, penyalahgunaan agama untuk mendiskriminasi wanita seharusnya dapat dihindari.
"Islam mengajarkan perdamaian dan kasih sayang bukan kekerasan atau intoleransi. Kita perlu memerangi pemahaman yang menyimpang dan merusak citra agama."
tegas tegas Ketua Tanfidziyah PBNU ini.
Alissa menyebut bahwa pemahaman terhadap ajaran agama seringkali terkait dengan konteks historis dan sosial yang berubah seiring waktu. Oleh karena itu, penting untuk memahami prinsip-prinsip dasar agama dan menerapkannya dalam konteks zaman yang berbeda.
"Peradaban itu selalu berkembang, dan prinsip-prinsip keadilan serta kesetaraan harus dipegang teguh dalam setiap zaman," tambahnya.
Alissa juga menekankan pentingnya generasi muda untuk meneruskan semangat Kartini.
Dalam hal ini terkait memperjuangkan keadilan sosial dan kesetaraan gender.
"Perempuan jangan hanya pasif sebagai anggota masyarakat, tapi harus aktif mampu berjuang dan berani seperti Ibu Kartini. Jangan berikan celah pada pihak lain untuk menganggap bahwa perempuan itu mudah dipengaruhi. Justru perempuan harus punya jati diri yang kuat dan bisa berkontribusi sesuai dengan keahliannya,"
tandas Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini.