Apel Gelar Pasukan, Kapolres Inhu Tekankan Sinergritas Demi Pilkada Damai
Apel ini juga menandakan dimulainya operasi pengamanan Pilkada yang akan berlangsung selama 127 hari.
Polres Indragiri Hulu (Inhu), menggelar apel gelar pasukan operasi mandiri kewilyahahan dengan sandi Operasi Mantap Praja (OMP) Lancang Kuning (LK) pengamanan Pilkada 2024.
Polres Inhu bersama-sama seluruh stakeholder lainnya akan mengedepankan sinergitas dalam melakukan pengamanan sebelum, sesaat dan sesudah pencoblosan nantinya
Sinergitas ini bukan hanya kepada pihak TNI-Polri, pemerintah daerah, penyelelenggara pemilu. Tetapi sinergitas kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda maupun berbagai elemen dan organisasi kemasyarakatan yang ada di kabupaten Inhu, untuk menciptakan Pilkada yang aman, damai dan sejuk.
edar untuk merebut atau meraih kekuasaan, namun momentum untuk menyampaikan visi-misi, ide, gagasan," kata Fahrian.
Apel gelar pasukan di (RTH) Beringin Kecamatan Rengat ini, dipimpin oleh Wakil Bupati Inhu Junaidi Rachmat, didampingi Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar.
Apel ini juga menandakan dimulainya operasi pengamanan Pilkada yang akan berlangsung selama 127 hari. Sejak Selasa (27/8) hingga 31 Desember 2024.
Tim gabungan TNI, Polri, hingga pihak terkait di wilayah Inhu, menurunkan 2/3 kekuatan yang ada di Polres dan ditambah kekuatan dari TNI, Satpol PP dan Linmas.
"Mari kita jaga Inhu, dari orang-orang atau kelompok yang akan mengganggu proses pilkada ini dengan menyebar informasi hoaks, black campaign menggunakan isu suku, agama dan ras, serta politik identitas," kata Junaidi Rachmat.
Junaidi mengingatkan kepada seluruh personel TNI-Polri, ASN maupun penyelengara pemilu serta steakholder lainnya untuk menjaga netralitas selama proses Pilkada berlangsung demi terciptanya situasi yang kondusif.
"Mari melaksanakan tugas yang mulia ini dengan penuh tanggung jawab, tanggap, dan mengedepankan profesionalalitas dalam setiap tahapan Pilkada," ucapnya.
Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar mengatakan tantangan Pilkada serentak 2024, yakni diperkirakan masih akan diwarnai oleh isu-isu klasik seperti money politic, isu sara, hoax, black campaign, character assassination dan trust terhadap penyelenggara yang rendah.
"Pilkada harus dimaknai bukan sekedar untuk merebut atau meraih kekuasaan, namun momentum untuk menyampaikan visi-misi, ide, gagasan," kata Fahrian.