Autopsi jasad Siyono tetap dilakukan, lokasi di Yogya atau Sukoharjo
Merdeka.com - Autopsi terhadap jenazah Siyono tetap akan dilakukan meski mendapat penolakan dari warga setempat. Muhammadiyah yang mendampingi keluarga Siyono menegaskan penolakan yang terjadi tidak mengurangi tekad istri Siyono untuk mencari keadilan.
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar yang terlibat dalam advokasi menjelaskan pihaknya hari ini sedang melakukan rapat teknis bersama tim dokter dari UMY. Dalam tim tersebut ada lima orang dokter yang akan melakukan autopsi.
"Kami belum bisa memberitahu kapan autopsi, yang jelas tetap akan dilakukan, tim dokter juga sudah persiapan," katanya saat dihubungi wartawan, Sabtu (2/4).
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Siapa yang diduga dikuntit Densus 88? Adapun dugaan Jampidsus diduga dikuntit oknum Densus 88 saat makan di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan.
-
Bagaimana Densus 88 mengantisipasi ancaman teroris? 'Kita akan lanjutkan penyelidikan dan penyidikan untuk menjawab salah satunya pertanyaan seperti tadi,' ucap dia.
-
Dimana kejadian ini berlangsung? Sebuah video memperlihatkan prajurit TNI yang memberi kejutan di HUT Bhayangkara. Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak.
-
Apa yang digali Komnas HAM? Usman ditanya seputar peran Pollycarpus dan peran orang lain di tempat kejadian perkara kematian Munir. Komnas HAM juga bertanya sosok yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
Karena warga melarang autopsi dilakukan di sekitar pemakaman, maka kemungkinan autopsi akan dilakukan di Yogyakarta atau di Sukoharjo. Penentuan tempat tersebut baru akan dipastikan setelah pihak Muhammadiyah dan Komnas HAM melakukan lobi terlebih dahulu kepada warga.
"Kita masih coba memberikan pemahaman dulu ke kepala desa, kemungkinan akan dilakukan di Yogya atau di Sukoharjo," ungkapnya.
Sementara itu terkait sikap warga yang memperbolehkan autopsi dengan syarat setelah autopsi jenazah tidak boleh dikebumikan di makam semula dan keluarga Siyono harus meninggalkan tempat tinggalnya di Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Muhammadiyah akan menyerahkan permasalahan tersebut pada Komnas HAM.
"Setiap warga negara berhak untuk tinggal di mana saja, biar nanti itu Komnas HAM yang menyelesaikan. Kalau memang terpaksa, ya kita akan cari jalan keluar lainnya," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya