Ayah Korban Pemerkosaan Ngaku Diminta Ongkos oleh Polisi untuk Menangkap Pelaku
Menurut dia, polisi tidak memaksa. Namun, Kanit PPA Polres Tebo mengatakan pada LM akan mencari pinjaman dana untuk penanganan kasus.
Polisi itu menyampaikan butuh dana untuk menangkap pelaku pemerkosaan yang sedang berada di Jambi.
Ayah Korban Pemerkosaan Ngaku Diminta Ongkos oleh Polisi untuk Menangkap Pelaku
Pria Inisial LM (37) merupakan ayah anak di bawah umur inisial PH (16) yang diperkosa oleh mantan pacarnya di Kabupaten Tebo, Jambi, sempat diminta uang untuk penangkapan pelaku. Diketahui, pelaku diringkus polisi pada Jumat (28/7) lalu, setelah kasus bergulir selama lima bulan.
Ayah korban LM mengakui permintaan dana disampaikan polisi tidak secara terang-terangan melalui sambungan telepon. Polisi itu menyampaikan butuh dana untuk menangkap pelaku pemerkosaan yang sedang berada di Jambi."Kalau minta duit secara langsung, tidak ada. Cuma, dia mengatakan minta bantu dana untuk berangkat ke Jambi. Itu sebelum penangkapan, sekitar dua Minggu sebelumnya," ujarnya, saat dikonfirmasi melalui telepon oleh wartawan merdeka.com, pada Senin (31/7).
merdeka.com
Menurut dia, polisi tidak memaksa. Namun, Kanit PPA Polres Tebo mengatakan pada LM akan mencari pinjaman dana untuk penanganan kasus.
"Tak juga. Cuma ia mengatakan ya sudah mungkin kami mencari pinjaman dulu sama kawan-kawan untuk berangkat ke Jambi," ujar pria yang bekerja serabutan itu.
Sejauh ini, kata LM, keluarganya tidak mendapatkan ancaman apapun setelah berita permintaan dana ini diangkat di media massa. "Kalau untuk saat ini belum ada. Tak tahu kalau besoknya ada, nanti kami kasih kabar pada kawan-kawan dari media. Alhamdulillah sehat," ungkapnya. LM menyampaikan pemerkosaan menimpa anaknya berinisial PH (16) yang masih duduk di bangku SMA. Kekerasan seksual ini terjadi pada bulan Februari lalu.
"Kejadiannya sekitar 5 bulan yang lalu. Saat saya kerja di Sumatera Barat, saya dihubungi dari pihak keluarga bahwa anak mengalami pelecehan atau pemerkosaan. Saya langsung pulang," ujar LM.
merdeka.com
Kekerasan seksual dilancarkan pelaku saat korban dalam perjalanan pulang. "Ketemulah pelaku bernama Frendi ini, terjadilah insiden kekerasan seksual tadi di tempat pangkas rambut sekitar pukul 18.00," ungkap LM. Keesokan harinya, LM langsung melaporkan kasus ini ke Polres Tebo. Sempat diselidiki dan korban telah divisum, tetapi pihak keluarga korban merasa polisi lamban menangani kasus ini. "Apa kendalanya? Saya tak paham. Polisi hanya mengatakan kasus ini masih dalam pergelaran kasus, pengembangan kasus," kata LM.
Sebagai akibat pemerkosaan, PH sempat mengalami trauma. Setelah berbulan-bulan kasus ini, barulah ia sudah mau berkomunikasi dan bergaul. "Tetap ada, cuma sudah agak mendingan. Sudah bisa berkomunikasi, bergaul kembali. Sudah agak riang kembali. Tidak seperti sebelumnya," ungkapnya.Namun, korban masih tidak mau bersekolah. Terkait halnya, dinas sosial menyarankan agar PH mengikuti sekolah praktik menjahit atau memasuki pesantren di luar Provinsi Jambi. "Dia enggak mau sekolah lagi karena malu. Dinsos menyarankan sekolah praktik menjahit atau masuk pesantren. Ini sempat dipertimbangkan oleh anak saya. Namun, ibunya masih keberatan kalau jauh dari anaknya," katanya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Tebo AKP Rezka Anugras pun membantah dugaan permintaan uang kepada pelapor tersebut. "Enggak ada soal meminta bantuan dana. Kalau kita, enggak ada minta. Kita sudah panggil Kanit PPA tidak ada menyampaikan itu," katanya, saat dikonfirmasi melalui telepon pada Senin (31/7). Rezka menjelaskan, hanya menyampaikan ke ayah korban meminta bantuan ke korban agar bisa dibawa ke Jambi, Itu untuk mancing pelaku keluar dari persembunyian. "Karena kami tidak tahu kan posisi pelaku itu dimana," ujarnya.
Menurut dia, sehingga meminta bantuan dengan Polda Jambi dan Polresta Jambi untuk melakukan penangkapan pelaku, namun untuk keluarga korban kemungkinan hanya mis informasi saja. "Yang jelas kita tidak ada meminta dana bantuan kepada keluarga korban," tutupnya.