Banyak warga Kota Bogor masih bingung dengan sistem satu arah
Merdeka.com - Satu hari menjelang diberlakukannya sistem satu arah (SSA) di lingkar Kebun Raya dan Istana Bogor (Jalan Ottista, Juanda, Jalak Harupat dan Pajajaran), tepatnya 1 April mendatang, sejumlah persiapan demi kelancaran program yang bertujuan mengurai kemacetan terus dilakukan Pemkot Bogor.
Mulai dari sosialisasi, pemasangan rambu pengalihan trayek angkutan Kota (angkot), hingga penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL). Namun demikian, di empat ruas Jalan Raya sekitar Kebun Raya dan Istana Bogor, nyaris tak ada peningkatan ataupun pelebaran infrastruktur jalan. Tak hanya itu, di lapangan hingga saat ini, masih banyak rambu penunjuk arah pengalihan arus untuk kendaraan pribadi yang terpasang.
Sehingga kondisi tersebut membuat masyarakat bingung untuk mencapai lokasi yang dituju, dan banyak menanyakan soal harga tarif angkot diprediksi bakal terjadi penyesuaian, karena sebagian besar jarak tempuhnya menjadi lebih jauh.
-
Apa contoh aturan lalu lintas? Contoh aturan lalu lintas banyak sekali. Contohnya antara lain pengemudi kendaraan bermotor harus mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM), pengendara sepeda engine harus memakai helm, menaati lampu lalu lintas, dan menaati rambu-rambu lalu lintas. Apabila Adik akan menyeberang jalan harus melalui tempat penyeberangan jalan seperti jembatan penyeberangan dan zebra cross.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Siapa yang menilai kemacetan di Jakarta? Tomtom International BV adalah lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia mencatat peringkat kemacetan di Jakarta naik menjadi 29 pada 2022.
-
Bagaimana lampu lalu lintas membuat pengendara tertib? Peran lampu lalu lintas amatlah vital, lantaran bisa mengarahkan pengendara motor agar tetap tertib di jalan.
"Kalau satu arah lingkar Kebun Raya searah jarum jam saya tahu. Nantinya kendaraan dari arah Bogor Permai yang mau ke Merdeka tidak bisa lagi ke kanan, tapi harus berputar ke Tugu Kujang atau mengambil rute pengalihan arus lainnya. Hanya yang saya bingung nanti naik angkot rutenya bagaimana, itu yang sampai sekarang masih membingungkan," ujar Rosdiana (36) warga Babakanpendey, Bogor Tengah, Kota Bogor, Rabu (30/03).
Hal senada diungkapkan Rusman(45) warga Gunung Batu, Bogor Barat, Kota Bogor. Dia mendukung kebijakan SSA, kalau memang tujuannya untuk mengatasi kemacetan di pusat Kota.
"Hanya yang membingungkan saya, terkait pengalihan arus dan bakal mengeluarkan ongkos untuk naik angkot jadi membengkak. Misalkan dari stasiun yang biasanya ke BTM cukup satu kali, kalau diberlakukan SSA, kemungkinan jadi dua kali dan jarak tempuh menjadi lebih jauh," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor Kota AKP Irwandi membenarkan hingga saat ini di beberapa titik jalur SSA, masih minim rambu penunjuk arah. Pihaknya mengatakan pihaknya hanya membantu dalam melakukan pengamanan dan pengaturan lalu lintas saat SSA diberlakukan 1 April mendatang.
"Personel yang kita kerahkan dalam membantu kelancaran program SSA sebanyak 170 personel. Mereka akan ditempatkan di beberapa lokasi, khususnya di persimpangan yang dijadikan jalur pengalihan arus," jelasnya.
Lebih lanjut, pihaknya mengakui di beberapa titik masih banyak yang belum dilengkapi rambu, baik penunjuk arah maupun infrastruktur penunjang atau kelancaran SSA pada 1 April mendatang. "Memang masih banyak yang belum dipasangi rambu penunjuk arah," ujarnya.
Berdasarkan pantauan, persiapan diberlakukannya SSA di Jalur Lingkar Kebun Raya Bogor (KRB), hingga saat ini pembenahannya baru sebatas pemansangan rambu dan pembuatan celukan (pelebaran) sepanjang 20 meter di kawasan Tugu Kujang saja.
Padahal, SSA ini merupakan program rekayasa lalu lintas paling vital, karena rute yang dibuat satu arah berada di pusat kota dan mengubah 13 trayek angkutan kota (angkot) terdiri dari 2.000 armada.
Selain masih minimnya infrastruktur dan suprastruktur pendukung program SSA, gencarnya sosialisasi Pemkot Bogor yang melibatkan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, baik DLLAJ, Satpol PP dan Disperindag Kota Bogor tak menjamin kebingungan warga berkurang.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Bogor Encep Ali Alhamidi saat dikonfirmasi terkait persiapan SSA yang masih belum matang dikarenakan terbatasnya anggaran untuk menyediakan atau membuat infrastruktur penunjang, dibantahnya.
"Kegiatan SSA ini tidak berdiri sendiri melainkan bagian besar dari kebijakan dan program prioritas mengatasi transportasi, mengurai kemacetan seiring dengan pertambahan kendaraan, dan penertiban PKL. Tidak ada dana khusus untuk program SSA. Yang dipakai adalah anggaran rutin dari dinas-dinas terkait. Misal untuk iklan billboard dan videotron, itu partisipasi Dispenda memanfaatkan billboard milik vendor yang sedang kosong karena sedang tidak disewa oleh user," katanya.
Menurutnya pembuatan rambu berasal dari dana rutin DLLAJ Kota Bogor yang setiap tahun memang sudah dialokasikan untuk pembuatan rambu, marka dan fasilitas jalan maupun lalu lintas. "Sedangkan untuk pemindahan pedagang kaki lima itu sumber dananya dari Satpol PP dan Dinas UKM, penertiban dan pembinaan tidak secara khusus untuk SSA ini tapi kegiatan rutin," jelasnya.
Lebih lanjut, Encep menegaskan program SSA ini anggarannya sudah ditanggung masing-masing SKPD. "Jadi kegiatan uji coba SSA ini bukanlah proyek khusus dengan biaya khusus, melainkan kegiatan yang disinergikan dari setiap SKPD kecuali biaya pengamanan dan penjagaan lalu lintas dengan nilai Rp 250 juta selama uji coba," ujarnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demi berlibur ke Puncak Bogor, sejumlah warga rela menunggu rekayasa lalu lintas satu arah atau one way
Baca SelengkapnyaRibuan kendaraan roda empat dan roda dua terjebak kemacetan parah di kawasan Ciawi, Bogor.
Baca SelengkapnyaPetugas kepolisian masih terus menerapkan kebijakan one way baik menuju Puncak maupun arah sebaliknya.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menerapkan rekayasa one way menuju Jakarta untuk mengurai kemacetan sejak pagi tadi.
Baca SelengkapnyaKendaraan tidak berjalan sama sekali di kawasan Puncak. Para pengendara yang lelah memutuskan beristirahat di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaPengendara memilih melawan arah untuk bisa langsung naik ke flyover ke arah Tanah Abang.
Baca SelengkapnyaRizky mengatakan sebanyak ribuan pengendara telah memadati kawasan puncak sejak kemarin dengan yang mendominasi adakah kendaraan roda dua.
Baca SelengkapnyaRizky mengatakan sistem lalu lintas dua arah sudah diberlakukan sejak pukul 15.00 WIB.
Baca SelengkapnyaSejumlah tempat wisata di Lembang Bandung tengah menjadi serbuan warga untuk menghabiskan libur panjang
Baca SelengkapnyaPantauan merdeka.com terjadi penumpukan penumpang di Stasiun LRT Jatibening Baru, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaPenerapan one way begitu lama karena jumlah kendaraan menuju Jakarta ditaksir mencapai 50 ribu unit.
Baca SelengkapnyaWarga sudah berulang kali mencari keadilan dengan cara melapor ke pemda setempat. Tetapi suara hati mereka dianggap angin lalu.
Baca Selengkapnya