Begini Kondisi Pendidikan dan Kesehatan di Yahukimo Papua Usai KKB Serang Guru dan Nakes
Serangan tersebut mengakibatkan tewasnya seorang guru dan melukai sejumlah guru dan tenaga kesehatan lainnya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno mengungkapkan kondisi terkini di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, usai insiden penyerangan guru dan tenaga kesehatan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Dia mengatakan, pemulihan layanan kesehatan sudah berjalan. Sementara kegiatan pendidikan disiapkan agar dapat berjalan kembali.
"Nanti dalam waktu secepatnya kami akan memberi solusi permanen bahwa pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat harus dijamin betul, harus terjamin, dan juga rasa aman benar-benar aman kepada tenaga nakes dan tenaga guru juga harus dilakukan," kata Pratikno di Kantor Kemenko PMK, Selasa (25/3).
Untuk pemulihan layanan pendidikan, lanjutnya, Kemendikdasmen bersama pemerintah daerah dan pihak terkait menyiapkan langkah-langkah agar kegiatan belajar mengajar segera berjalan kembali.
Dia menjelaskan setelah libur layanan pendidikan akan disiapkan, meskipun masih dalam penanganan tanggap darurat, untuk memastikan anak-anak bisa kembali bersekolah secepatnya.
Sementara itu untuk pemulihan layanan kesehatan juga telah kembali berjalan dengan dukungan TNI, Polri, Kemenkes, dan pemerintah daerah. Upaya percepatan normalisasi terus dilakukan agar masyarakat kembali mendapatkan akses layanan yang memadai.
Pemerintah Sudah Beri Pendampingan dan Santunan
Dia menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), serta kementerian dan lembaga terkait telah memberikan pendampingan kepada keluarga korban serta menyalurkan santunan. Terkonfirmasi satu korban meninggal dunia dan enam orang korban luka.
Dia menegaskan pentingnya kerja sama semua pihak untuk menjaga layanan pendidikan dan kesehatan di wilayah rawan konflik. Dia juga berpesan supaya semua pihak menjaga kondusifitas dan bisa diantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
"Kita harus bekerja sama antara pemerintah dan seluruh jajaran, termasuk pemda, gereja, tokoh-tokoh masyarakat, dan masyarakat secara umum harus mampu untuk menjaga bersama-sama layanan pendidikan dan kesehatan dan rasa aman ini sebaik-baiknya. Semua demi masa depan anak cucu kita," ucap Pratikno, dikutip dari Antara.
KKB Serang Guru dan Nakes
Pada Jumat, 21 Maret 2025, sekitar pukul 16.00 WIT, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melancarkan serangan brutal di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Serangan tersebut mengakibatkan tewasnya seorang guru dan melukai sejumlah guru dan tenaga kesehatan lainnya.
Peristiwa ini terjadi di wilayah yang jauh dari pos polisi, sehingga menghambat upaya penyelamatan dan penyelidikan awal. Motif penyerangan masih dalam penyelidikan, namun indikasi awal mengarah pada TPNB-OPM.
Serangan diawali dengan pembunuhan terhadap seorang guru. Setelah itu, KKB melanjutkan aksi brutal mereka dengan memasuki rumah-rumah warga dan melakukan pembakaran.
Kondisi ini membuat para korban kesulitan menyelamatkan diri, sehingga menambah jumlah korban luka dan meninggal.Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli mengatakan, korban baru bisa dievakuasi pada Minggu, 23 Maret 2025. Evakuasi korban sempat terkendala cuaca.
"Hari Minggu, 23 Maret, puji Tuhan cuaca cerah, sehingga kami mengerahkan seluruh kekuatan, termasuk tiga helikopter TNI dan lima pesawat sipil, untuk mengevakuasi korban dari Anggruk ke Jayapura. Wakil Bupati juga langsung turun ke lokasi," ujar Yahuli, Senin (24/3).