Benarkah tentara AS di Vietnam sehebat Rambo?
Merdeka.com - John Rambo tak terkalahkan. Enteng saja seorang diri dia menghabisi satu batalyon tentara Vietnam Utara. Atau membabat habis satu kompi pasukan elite Rusia Spetsnaz. Dengan pisau belati dan ikat kepalanya, Rambo menjadi ikon pahlawan Amerika dalam peperangan.
Rambo digambarkan sebagai veteran satuan elite baret hijau atau green berets dalam perang Vietnam. Sosok Rambo awalnya merupakan tokoh dalam novel First Blood karangan David Morrell tahun 1972. Tahun 1981, novel ini diangkat ke layar lebar dengan judul sama. Karena sukses, dibuat terusannya 'Rambo: First Blood Part II tahun 1985'. Berlanjut dengan Rambo III dan Rambo IV.
-
Siapa yang termasuk dalam veteran? Veteran adalah orang yang memiliki pengalaman atau jasa di bidang militer. Veteran juga bisa diartikan sebagai warga negara Indonesia yang ikut serta dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah.
-
Nama angkatan apa yang ada di konteks? Nama angkatan dan filosofinya ini tidak hanya sekadar sebutan. Melainkan juga bisa mencerminkan karakter angkatan.
-
Siapa yang memimpin pasukan Vietnam Selatan? Mereka dilatih oleh pasukan khusus AS seperti green berets dan Ranger.
-
Siapa yang memimpin pasukan baret merah? Mayjen Soeharto mengerahkan pasukan elite baret merah, Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) ke Jawa Tengah. Pasukan ini dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhie Wibowo untuk melawan kekuatan komunis di sana.
-
Apa yang diwakili oleh seragam militer? Seragam militer dianggap menandakan banyak hal dari seorang pria. Salah satunya adalah penghasilan stabil. Jika memiliki penghasilan yang stabil, artinya si pria berseragam mampu menghidupi istri dan anak-anaknya kelak.
-
Siapa yang memimpin pasukan Amerika? Pasukan Amerika sendiri dipimpin oleh Mayor Jenderal William F. Dean, seorang veteran Perang Dunia II.
Lalu benarkah tentara AS di Vietnam sehebat Rambo? Tentu saja tidak. Kalau sehebat Rambo, seharusnya Amerika Serikat memenangkan perang Vietnam. Bukannya meninggalkan Saigon tanggal 29 Maret 1973 dengan kekalahan.
Pasukan reguler Amerika umumnya direkrut dari wajib militer dan lulusan SMA. Saat pesta kelulusan SMA, tim rekrutmen mendatangi sekolah-sekolah. Mereka menawarkan apakah anak-anak belasan tahun itu mau berperang untuk negaranya. Melawan komunis, membebaskan kaum tertindas dan melindungi orang beragama dari pembantaian kaum komunis. Banyak yang tertipu propaganda semacam ini dan mau berperang ke Vietnam.
Sampai di Vietnam mereka mendapati kenyataan yang tidak sesuai. Mereka sadar perang ini hanya untuk kepentingan pemerintah AS yang fobia terhadap Soviet dan para sekutunya. Perang Vietnam adalah masalah dalam negeri negara itu. Sama sekali tak ada gunanya AS ikut campur.
Berperang di daerah tropis, dengan hutan dan rawa serta nyamuk bukan perkara mudah untuk para tentara muda itu. Keadaan ditambah buruk dengan ranjau dan sergapan Vietkong yang selalu datang tiba-tiba.
Banyak serdadu muda yang frustasi. Mereka mabuk-mabukan, memakai narkoba dan menjadi langganan rumah-rumah pelacuran di dekat pangkalan mereka.
Selain tentara reguler, AS juga mengirimkan satuan elite untuk bertempur di Vietnam. Salah satunya adalah Green Berets atau pasukan baret hijau. Selama perang, pasukan ini diberi misi-misi khusus. Mulai dari pembebasan tawanan perang, membunuh komandan Vietkong hingga melatih pasukan Vietnam Selatan.
Seringkali mereka tampil dengan seragam bercorak tiger stripe yang khas. Bukan dengan seragam hijau-hijau yang biasanya dipakai pasukan reguler. Kadang malah Green Berets memakai celana jins saat patroli. Celana jins ternyata lebih nyaman dan kuat dipakai dibanding celana seragam mereka.
Gaya mereka tak ubahnya gerilyawan dengan rambut dan janggut yang dibiarkan memanjang. Satu lagi ciri khasnya, mereka selalu mengecat wajah mereka dengan warna hijau untuk menyamakan diri dengan lingkungan sekitar. Dari sinilah lahir julukan 'tentara berwajah hijau'.
Kemampuan tempur pasukan elite ini memang cukup tinggi. Berbagai tugas berhasil diselesaikan dengan baik. Tapi tentunya tak ada yang sehebat Rambo dan bisa membantai satu batalyon Vietkong seorang diri. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TNI AU memiliki pasukan elitenya yang dinamakan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat).
Baca SelengkapnyaDi latihan pamungkas Super Garuda Shield, TNI mengerahkan deretan alutsista, mulai dari tank Leopard, roket artileri Astros & Vampire, serta heli AH-64 Apache.
Baca SelengkapnyaPrajurit Kostrad TNI kembali beraksi bersama pasukan elite Amerika Serikat dan German.
Baca SelengkapnyaFoto-foto lama ini menunjukkan kekuatan raksasa TNI AU. Sangar banget.
Baca SelengkapnyaPotret anak dan ayah sama-sama bagian dari pasukan elite di TNI dan Polri,
Baca SelengkapnyaVietnam Selatan dibantu tak kurang dari setengah juta pasukan AS dan segala persenjataannya. Tapi kenapa masih kalah?
Baca SelengkapnyaPesawat ini jadi andalan TNI saat bertempur di Timor Timur. Aneka operasi bantuan udara dijalani tanpa absen.
Baca SelengkapnyaKopral Bagyo mengidolakan seorang purnawirawan TNI AL Djoni Liem yang mendapatkan julukan Semburan Mulut Berbisa.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menerima panggilan telepon dari Ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Charles Q. Brown.
Baca SelengkapnyaDi sela momen istirahat saat bertugas, sosoknya kedapatan menikmati semangkuk bakso.
Baca SelengkapnyaPrajurit menembak menggunakan meriam hingga rudal hingga pesawat hancur berkeping-keping.
Baca SelengkapnyaAHY Senang dan Bangga, Ajudannya Lettu TNI Raih Penghargaan dari US Army 'Kalahkan' Tentara Amerika
Baca Selengkapnya