Bertemu Kiai dan Santri, Mahfud MD Tekankan Pentingnya Mencintai Negara
Mahfud menekankan bahwa kecintaan kepada negara adalah bagian dari iman
Hal itu disampaikan Mahfud Md, dalam orasinya di hadapan ratusan santri dan kiai Pondok Pesantren se Tangerang Raya
Bertemu Kiai dan Santri, Mahfud MD Tekankan Pentingnya Mencintai Negara
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md, menegaskan pentingnya suatu bangsa untuk mencintai negaranya. Hal itu sejalan dengan perjuangan para ulama dan pejuang islam bangsa Indonesia terdahulu dalam mendirikan negara republik Indonesia.
“Bangsa itu mempunyai negara. Umat Islam mempunyai kewajiban untuk mempunyai negara. Makanya umat islam dulu para ulama ikut mendirikan negara Indonesia. Karena ada dalilnya. Sehingga adanya negara ini suatu keharusan,” terang Mahfud Md, dalam orasinya di hadapan ratusan santri dan kiai Pondok Pesantren se Tangerang Raya, di Pesantren Nur Antika, Desa Pete, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Kamis (30/11/2023).
Dia menyebutkan dalam era peradaban islam di bangsa-bangsa Arab, Imam Al Ghazali dalam kitabnya kata Mahfud memperjuangkan nilai agama, memperjuangkan negara dan menguasai politik.
“Enggak bisa agama itu bagus kalau enggak pakai negara. Itulah sebabnya dulu pesantren dan republik ini ikut mendirikan negara multi etnik, multi ras, multi agama. Inilah yang disebut bangsa Indonesia,”
ungkap Mahfud.
merdeka.com
Mahfud juga menerangkan kaitannya lagu Indonesia Raya dengan Yaa Lal Wathan, yang digaungkan kaum Nahdliyin, yang memiliki arti sama yaitu cinta tanah air.
"Ada semangat juang dalam Ya Lal Wathon. Ya Lal Wathon, Ya Lal Wathon. Bangkitlah Hai Bangsaku. Sama dengan bangunlah jiwanya bangun lah raganya dalam lagu Indonesia. Cuma beda bahasa saja, itu karya seni,” tegasnya.
Untuk itu, dihadapan para santri dan kiai pengasuh Pondok Pesantren, umat islam tegas Mahfud berkewajiban mendirikan negara terutama di masa kolonial.
"Zaman Belanda dan Jepang dahulu tidak ada kebebasan beribadah. Setelah merdeka, pesantren bagus, masjid bagus. Jadi mendirikan negara itu sebuah keharusan," jelasnya.
Dia menekankan bahwa kecintaan kepada negara adalah bagian dari iman. Lantaran kecintaan tersebut para pemuda lintas agama, ras dan suku pada 1928 melakukan sumpah yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.
"Maka kenapa pada 1928 ada sumpah pemuda untuk bersatu dalam satu bangsa, tanah air, dan bahasa yang sama," tegas Mahfud.