Bertemu Parlemen Belarusia & Bahrain, Puan Bahas Kerja Sama Ekonomi hingga Perlindungan WNI
Hal itu dilakukan Puan di sela-sela kehadirannya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-15 Asian Parliamentary Assembly (APA) yang digelar di Baku, Azerbaijan.

Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Belarusia dan Ketua Parlemen Bahrain di sela-sela kehadirannya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-15 Asian Parliamentary Assembly (APA) yang digelar di Baku, Azerbaijan.
Dalam pertemuannya dengan Ketua Parlemen Belarusia Koschanova, Puan menekankan pentingnya hubungan bilateral Indonesia-Belarusia yang telah berkembang pesat dalam tiga dekade terakhir di berbagai sektor, termasuk perdagangan, investasi, pendidikan, dan pariwisata.
"Kami meyakini, pertemuan ini dapat memberi kontribusi bagi penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Belarusia, termasuk hubungan antar parlemen berperan penting untuk memfasilitasi kerja sama antar-negara yang lebih kuat," ujarnya, Rabu (19/2/2025).
Menurutnya, dialog dengan parlemen Belarusia dapat membahas tantangan demokrasi dan pemilu di berbagai negara di tahun 2024. "Negara-negara demokrasi harus mendorong kerja sama internasional lebih luas, dan tidak terjebak pada nasionalisme sempit, kebijakan unilateral," ujar Puan.
Puan pun menyinggung pentingnya isu pemberdayaan perempuan dalam politik, mengingat kedua negara memiliki Ketua Parlemen perempuan. "Kepemimpinan kita diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak perempuan untuk terjun ke dunia politik," katanya.
Terkait kerja sama ekonomi, Puan mendorong eksplorasi komoditas alternatif seperti kopi, buah tropis, produk perikanan, serta kerja sama motor listrik. "Indonesia bermaksud mencapai ketahanan pangan, dan hal ini dapat dilakukan dengan dilengkapi pasokan dairy product dari Belarusia," ujarnya.
Menurut Puan, Indonesia bisa menjadi hub bagi produk Belarusia memasuki pasar Asia Tenggara. Di sisi lain, Belarusia juga bisa menjadi pintu masuk bagi komoditas Indonesia ke pasar Eropa Timur.
Maka itu, Puan juga berharap dukungan Belarusia dalam perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU) diselesaikan agar membuka peluang ekonomi baru.

Dalam pertemuannya dengan Ketua Dewan Shura Bahrain, Ali Bin Saleh Al Saleh, Puan mengapresiasi peningkatan nilai perdagangan Indonesia-Bahrain pada 2024 yang mencapai USD 239 juta. Ia pun mendorong adanya peningkatan di masa depan.
Puan mendorong hubungan lebih erat antara pihak swasta antara Indonesia dan Bahrain untuk lebih saling mengenal potensi, melakukan promosi bersama untuk peningkatan perdagangan dan investasi. "Saya juga mengundang pihak Bahrain untuk berinvestasi di Indonesia, misalkan untuk sektor energi terbarukan," tuturnya.
Menurutnya, Indonesia juga perlu mengekplorasi peluang kerja sama lain, seperti berinvestasi dengan mendirikan pabrik pengolahan makanan di Bahrain. Adapun komoditas ekspor utama Indonesia ke Bahrain antara lain kendaraan bermotor, produk kertas, produk kayu, makanan, alas kaki, suku cadang mobil, garmen.
"Saya optimis bahwa potensi kemitraan ekonomi dapat dikembangkan agar saling menguntungkan rakyat kedua negara," ujar Puan.
Puan juga menyoroti peningkatan wisatawan Bahrain ke Indonesia yang naik 12% pada 2024, serta kerja sama pendidikan yang sudah terjalin di bidang pertanian dan ekonomi syariah. "Tentu di masa depan dapat dikembangkan untuk pertukaran dosen dan mahasiswa kedua negara, atau melakukan penelitian bersama," sebutnya.
Selain itu, Puan menyinggung perlindungan terhadap 6.965 WNI di Bahrain, terutama mereka yang bekerja di sektor informal dan rentan terhadap TPPO. "Kami ingin mengajak Pemerintah dan Shura Council Bahrain untuk memajukan perlindungan warga Indonesia di Bahrain dan pemberantasan TPPO," tegasnya.
Puan juga mengungkapkan bahwa DPR telah meluncurkan Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) untuk periode 2024-2029, termasuk dengan Belarusia dan Bahrain. "Saya yakin melalui pembentukan GKSB DPR, maka akan tercipta kolaborasi yang kuat dan saling memahami dalam berbagai sektor," ujar Puan.
"Di masa mendatang, kita akan memperkuat interaksi parlemen di tingkat bilateral dan multilateral, seperti di AIPA, IPU, APA," pungkasnya.