Pidato Puan Saat Tutup Forum Parlemen RI-Afrika, Ajak Negara Berkembang Lawan Kebijakan Diskriminatif yang Hambat Kemajuan
Puan menilai forum IAPF dapat membangun hubungan baik bagi seluruh delegasi sehingga bisa semakin mengenal satu sama lain.
Pidato Puan Saat Tutup Forum Parlemen RI-Afrika, Ajak Negara Berkembang Lawan Kebijakan Diskriminatif yang Hambat Kemajuan
Gelaran Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) tahun 2024 telah berlangsung sejak 31 Agustus 2024 lalu. Dalam kesempatan tersebut, hadir juga Ketua DPR RI Puan Maharani yang menutup rangkaian acara dengan pidato yang menekankan pentingnya negara berkembang bersatu demi masa depan dan kemajuan bangsa masing-masing.
"Saya bersyukur melihat jalannya pembahasan, yang berlangsung dengan semangat persaudaraan, solidaritas, serta kerja sama yang tinggi antara Parlemen negara-negara Afrika dan Indonesia," kata Puan dalam acara penutup IAPF yang digelar di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024).
Ia melanjutkan, "Masing-masing delegasi telah menyampaikan pandangan menegaskan komitmen bersama bagi kemajuan hubungan antar negara."
"Kita sepakat bahwa Parlemen berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Parlemen juga berperan penting dalam mendukung kebijakan luar negeri yang efektif," terang Puan.
IAPF Bangun Hubungan Baik untuk Seluruh Delegasi
IAPF juga ikut menyoroti tentang kerja sama dalam sektor kesehatan, serta ketahanan pangan dan energi. Lebih dari itu, Puan menilai forum IAPF dapat membangun hubungan baik bagi seluruh delegasi sehingga bisa semakin mengenal satu sama lain.
-
Apa yang Puan Maharani sampaikan terkait Pemilu 2024? 'Capek-capek tunggu pemilu, tapi nggak bebas, rugi dong, yang benar saja. Capek-capek ke TPS dan nyoblos, tapi nggak ikut kata hatinya, rugi dong, yang benar saja,' kata Puan diiringi tepuk tangan para anggota DPR yang hadir pada Rapat Paripurna ke-12 DPR RI dalam Masa Persidangan III Tahun Sidang 2023-2024.
-
Bagaimana Puan Maharani membuka IAPF 2024? Puan kemudian secara resmi membuka IAPF. Bersama sejumlah pimpinan parlemen Afrika, ia memukul tifa secara bersama-sama tanda dimulainya konferensi.
-
Kapan Puan Maharani menyampaikan pesan tentang Pemilu 2024? Ketua DPR RI Puan Maharani mengucapkan peribahasa sindiran untuk mengajak rakyat Indonesia menyalurkan hak pilihnya dan menjunjung tinggi persatuan dalam Pemilu 2024 saat menutup rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Jakarta.
-
Kapan Puan Maharani menutup sidang AIPA? Sidang Umum ke-44 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) telah ditutup oleh Presiden AIPA sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani di Jakarta pada Rabu, 9 Agustus 2023.
-
Siapa yang Puan Maharani ingatkan tentang Pemilu 2024? Oleh karena itu, dia mengajak seluruh rakyat Indonesia yang sudah memiliki hak suara untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2024.
-
Kapan Puan Maharani menanggapi wacana bersatu di putaran kedua pilpres 2024? 'Insyallah (berkolaborasi antara kubu 1 dan kubu 3). Kita lihat saja gimana nanti kedepan ini,' kata Puan, saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).
"Kita berhasil membangun persahabatan, solidaritas, dan jejaring (network) antar Parlemen. Saya yakin kesamaan pandangan di antara kita akan mendukung solidaritas Global South dan dapat menjadi fondasi kuat bagi masa depan hubungan kita," tuturnya.
Puan menambahkan, banyak potensi kerja sama selatan-selatan yang dapat dilakukan mulai dari bidang pertanian, kesehatan, industri, investasi dan perdagangan.
"Kita dapat menggunakan keberagaman potensi ekonomi untuk kemajuan bersama di Afrika dan Indonesia," ungkap Puan.
3 Sesi Diskusi untuk Perkuat Kemitraan
Dengan tema 'Memperkuat Kemitraan Parlemen Indonesia-Afrika untuk Pembangunan', IAPF sendiri memiliki tiga sesi diskusi mendalam dengan topik yang berbeda. Antara lain terkait Kerja Sama Selatan-Selatan, Membangun Masyarakat yang Tangguh, serta terkait Kesehatan dan Ketahanan Pangan dan Potensi Perdagangan dan Investasi.
"Forum IAPF ini telah menunjukkan bahwa hubungan antara Afrika dan Indonesia dapat diperkuat dengan kerja sama antar Parlemen. Melalui berbagai diskusi, telah ditegaskan bahwa komitmen terhadap pembangunan yang berpusat pada manusia (people-centered) haruslah menjadi prioritas," papar Puan.
Mantan Menko PMK ini juga berbicara tentang upaya menjawab tantangan global yang saat ini dihadapi bersama, mulai dari ketegangan geopolitik hingga pemanasan global. Puan menegaskan Indonesia berkomitmen untuk mendukung visi Afrika yang lebih sejahtera, damai, dan bersatu dalam konteks Agenda 2063.
"Kita harus berdiri bersama melawan kebijakan berbagai negara yang menghambat kemajuan negara berkembang, seperti kebijakan diskriminatif dan proteksionisme," ucapnya.
Di hadapan 7 Ketua dan 2 Wakil Ketua Parlemen serta para anggota Parlemen dari 22 negara Afrika yang hadir, Puan menegaskan bahwa tanggung jawab besar ini tidak hanya untuk masa sekarang. Tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
"Masa depan kita ada di tangan generasi muda. Afrika, sebagai benua dengan populasi termuda di dunia, akan menyumbang 42 persen dari seluruh populasi pemuda dunia di tahun 2030," kata Puan
"Sama halnya dengan Indonesia yang tengah memasuki puncak bonus demografi, di mana hampir 60 persen warga negara berusia muda," tambah cucu Poklamator RI Ir. Sukarno ini.
Titik Awal Parlemen Berkomitmen untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Di sisi lain, Puan menilai forum IAPF bisa menjadi titik awal dari perjalanan panjang parlemen untuk berkomitmen melakukan kontribusi dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi rakyat semua negara yang hadir.
"Pertemuan ini juga bersifat inklusif dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat: pemuda, perempuan, dan kaum yang termarjinalkan," sebut Puan.
Puan kembali menyinggung soal sejarah hubungan Indonesia dengan Afrika yang terjalin sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955. Menurutnya, Dasasila Bandung dari KAA tetap menjadi landasan bagi kerja sama ke depan.
"Dasasila Bandung merupakan pernyataan politik yang berisi 10 poin prinsip dasar dalam upaya memajukan perdamaian dan kerja sama dunia," jelasnya.
"Prinsip-prinsip seperti penentuan nasib sendiri, penghormatan terhadap kedaulatan, dan kesetaraan politik masih sangat relevan ditengah situasi dunia yang semakin kompleks ini," sambung Puan.
Oleh karena itu, Puan mengatakan kolaborasi yang dibangun berdasarkan kesetaraan menjadi hal penting.
"Bukan hubungan yang saling mendominasi, atau didikte oleh kepentingan sepihak," tegasnya.
Puan mengungkap, bahwa di ruang forum IAPF banyak terdengar seruan untuk menghentikan genosida di Gaza, memastikan gencatan senjata, dan akhirnya menuju kemerdekaan penuh Palestina. Ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh delegasi, panelis, dan penyelenggara yang telah membuat forum ini berjalan dengan sukses.
"Keberagaman kita adalah menjadi kekuatan dalam hubungan antara Afrika dan Indonesia. Kami di DPR RI, berkomitmen kuat untuk menempatkan Parlemen negara-negara Afrika sebagai mitra utama," urai Puan.
Di masa depan, Puan mengatakan perlu ada konsultasi dan dialog secara lebih intensif oleh negara-negara yang telah hadir dalam IAPF maupun forum parlemen dunia lainnya seperti IPU (Inter-Parliamentary Union).
Puan juga meminta kepada seluruh delegasi untuk membawa hasil diskusi ke ruang sidang parlemen di negara masing-masing agar hasil pembahasan di Bali ini ditindaklanjuti.
"Dari hati rakyat Indonesia, saya menyampaikan salam persahabatan kepada rakyat di benua Afrika," ucapnya.
"Let us remember, Sisters and Brothers, we, Asians and Africans, must be united!" kata Puan lantang.
Sebagai informasi, IAPF digelar DPR RI secara berkesinambungan dengan penyelenggaraan Forum Tingkat Tinggi (FTT) Indonesia-Afrika atau Indonesia-Africa Forum yang diselenggarakan pemerintah Indonesia dalam waktu bersamaan di Bali.