BMKG Ungkap Daerah di Sulsel Potensi Rawan Longsor dan Banjir saat Arus Mudik, Ini Daftarnya
Data diberikan BMKG diharapkan dijadikan pemerintah daerah untuk memitigasi bencana.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan setiap daerah, khususnya Sulawesi Selatan tentang potensi cuaca ekstrem yang masih terjadi saat momen arus mudik dan balik lebaran 1446 Hijriah. Peringatan itu disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat menemui Sekretaris Daerah Sulsel Jufri Rahman.
Dwikorita mengungkapkan bahwa koordinasi ini dilakukan untuk kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem, terutama saat periode mudik Lebaran.
"Karena wilayah Sulsel bagian utara, seperti Toraja, Luwu, Enrekang, dan Bone, termasuk wilayah Timur Tenggara, saat ini memasuki puncak musim hujan pada bulan Maret dan April. Di wilayah utara, dikhawatirkan terjadi banjir bandang dan longsor, yang juga terdapat jalur mudik," ujar Dwikorita, Senin (17/3).
Wilayah Tenggara
Untuk wilayah tenggara, Dwikorita mengatakan, rawan terjadi banjir dan bahkan mungkin banjir rob. Oleh karena itu, dia mengingatkan penting untuk berkoordinasi dalam mengamankan dan mengelola risiko, misalnya dengan rekayasa lalu lintas buka tutup.
"Jika ada peringatan dini BMKG di zona rawan longsor, mungkin sementara waktu tidak ada kendaraan yang melintas, karena peringatan dini tersebut biasanya berlaku hingga 3 jam," ujar Dwikorita.
Untuk penerbangan, Dwikorita menjelaskan bahwa 6 jam sebelum pilot atau maskapai penerbangan melakukan penerbangan, sudah mendapatkan prakiraan cuaca di sepanjang jalur penerbangan. Dengan demikian, maskapai sudah dapat merencanakan jalur penerbangan yang aman.
"Misalnya ada risiko erupsi gunung api, risiko turbulensi, semuanya dapat diketahui. Awan kumulonimbus juga bisa terdeteksi dan informasi ini selalu diperbarui, sehingga penerbangan dapat direncanakan dengan tepat dan aman," kata dia.
Mitigasi Bencana
Sementara Sekretaris Daerah Sulsel Jufri Rahman menjelaskan bahwa kunjungan Kepala BMKG ini bertujuan untuk memberikan data terkait potensi daerah rawan bencana di Sulawesi Selatan, khususnya dalam menghadapi arus mudik Lebaran.
"Kami menerima data terkait potensi daerah rawan, khususnya untuk mudik Lebaran nanti. Seperti kita ketahui, di daerah utara Provinsi Sulsel ini kemiringan medannya cukup ekstrem sehingga potensi longsor sangat besar," ucap Jufri.
Karena itu, Jufri melanjutkan, dengan data yang diberikan BMKG, pemerintah dapat segera melakukan mitigasi melalui Tim Terpadu Tanggap Bencana. Data tersebut sudah tersedia sejak 6 hari, 3 hari, bahkan real-time mulai terlihat sejak 3 jam hingga 30 menit sebelumnya. Dengan demikian, potensi bencana sudah dapat diketahui lebih awal.
Jufri menjelaskan bahwa data potensi longsor yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, agar alat berat dapat disiapkan di sekitar lokasi potensi longsor. Kemudian, Dinas Perhubungan bersama Polres setempat dapat melakukan rekayasa lalu lintas dengan sistem buka tutup jalan untuk menghindari bencana bagi para pemudik.
"Kemudian BPBD dan Dinas Sosial juga dapat melakukan evakuasi jika terjadi longsor. Data ini sangat penting karena menyangkut keselamatan manusia," kata Jufri.
Selain itu, Jufri mengatakan, BMKG juga berupaya menjamin keselamatan pelayaran di selat antara Selayar dan Jeneponto dengan membangun radar untuk mendeteksi gelombang laut.