BPS Catat Pemprov Sulut Surplus Neraca Perdagangan, Kunjungan Wisatawan Hingga NTP
Neraca Perdagangan Sulawesi Utara Agustus 2023 Surplus 34,98 juta US Dolar.
Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven O.E. Kandouw membawa capaian yang positif.
BPS Catat Pemprov Sulut Surplus Neraca Perdagangan, Kunjungan Wisatawan Hingga NTP
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara merilis sejumlah capaian di Bumi Nyiur Melambai. Dari hasil rilis tersebut Pemprov Sulut di bawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven O.E. Kandouw membawa capaian yang positif.
Dari data BPS disebutkan bahwa nilai ekspor Sulawesi Utara pada Agustus 2023 tercatat sebesar 64,43 juta US Dolar, sementara impornya senilai 29,45 juta US Dolar. "Neraca Perdagangan Sulawesi Utara Agustus 2023 Surplus 34,98 juta US Dolar," tulis BPS Provinsi Sulawesi Utara dalam rilisnya, Selasa (3/10/2023).
Tak cuma necara perdagangan yang surplus, jumlah wisatawan yang datang ke Sulut juga mengalami kenaikan. Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sulawesi Utara melalui
pintu masuk Bandara Sam Ratulangi meningkat 42,70 % pada periode Juli-Agustus. Sementara jika dibanding tahun lalu kenaikan ini setara dengan 207,00 % (Agustus 2022-Agustus 2023).
BPS juga merilis perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara September 2023. Pada bulan Agustus 2023 lalu, NTP Sulut bernilai 110,55, sementara di Bulan September 2023 ini menjadi 111,25. Artinya NTP Sulut naik 0,64%.
NTP sendiri merupakan indikator proxy kesejahteraan petani. NTP merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib).
NTP di atas 100, berarti petani mengalami surplus.
Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya. NTP sama dengan 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan atau penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan atau penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.
NTP kurang dari 100, berarti petani mengalami defisit.
Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.
Sebelumnya BPS juga merilis tingkat inflasi di seluruh Provinsi Indonesia. Data BPS menyebutkan Provinsi Sulut paling rendah tingkat inflasinya se-Indonesia yakni 1,16 persen.
Selain Sulut ada sembilan provinsi lainnya di Indonesia yang berhasil mengendalikan inflasi selama September 2023.
Provinsi tersebut yaitu Gorontalo 1,16 persen, Sulbar 1,19 persen, Papua 1,28 persen, Jambi 1,70 persen, Aceh 1,83 persen, Kalteng 1,88 persen, DKI Jakarta 1,89 persen, Sumbar 1,94 persen, Riau 1,96 persen dan Banten 2,04 persen. Adapun Bangka Belitung menjadi provinsi dengan inflasi tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 3,55 persen.