Buntut Panjang Polemik 'Berdamai dengan Corona'
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo saat ini belum berencana melonggarkan kebijakan PSBB yang berlaku di sejumlah daerah di Tanah Air. Tetapi harus menyesuaikan dan hidup berdampingan dengan Covid-19.
"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," jelas Jokowi.
Namun, Jusuf Kalla (JK) tak setuju dengan pernyataan tersebut. JK menegaskan bahwa virus Covid-19 ini termasuk ganas, sehingga tak bisa diajak berdamai.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Apa yang dipesan Jokowi ke TNI-Polri? 'TNI Polri harus berani masuk ke hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Pesawat tempur perlu, iya. Tank perlu, iya. Tapi hati-hati juga dengan drone.' kata Jokowi.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Siapa yang meninggal saat kunjungan Jokowi? Gara-gara ingin melihat kepala negara dari dekat, Kamaluddin (53) terjatuh dan meninggal dunia.
"Ini kan virus ganas dan tidak pilih-pilih siapa. Tidak bisa diajak berdamai, kalau namanya berdamai itu, kalau dua-duanya berdamai. Kalau kita hanya ingin berdamai tapi virusnya enggak, bagaimana," kata JK pada webinar yang Universitas Indonesia: 'Segitiga Virus Corona', Selasa (19/5).
Pada diskusi tersebut, JK menuturkan, jika penggunaan kata berdamai bila ditunjukan terhadap virus Covid-19 dirasa tidak tepat.
"Kurang pas sebenarnya. Karena damai itu harus kedua belah pihak. Tidak ada perdamaian bagi mereka. Bahwa you bisa kena, bisa mati," ungkap JK.
"Mungkin kebiasaan kita yang harus berubah. Itu mungkin dianggap hidup berbarengan, pakai masker terus, cuci tangan terus. Tapi tidak berarti kita berdamai, tidak ada. Karena risikonya mati," tukasnya.
Fokus Perang Panjang Lawan Covid-19
Kritik atas seruan pemerintah untuk berdamai dengan Covid-19 pun datang dari Ahli racun dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Suroso, dr. Tri Maharani menyarankan pemerintah siapkan protokol kesehatan ketat.
Tri mengibaratkan, perang melawan Covid-19 sebagai perang yang berkepanjangan. Sebabnya tidak diketahui kapan pandemi ini akan berakhir karena vaksin yang belum ada.
"Lebih baik fokus menyiapkan diri dalam peperangan yang panjang," kata Tri ketika sesi diskusi daring, Minggu (17/5).
Perang yang panjang, lanjut Tri, adalah mempersiapkan kebutuhan kesehatan dan sanksi yang tegas bagi para pelanggar protokol kesehatan. Karena tidak ada yang kapan pandemi ini akan berakhir.
Maksud Jokowi Berdamai Dengan Corona
Atas ungkapan 'berdamai dengan corona' tersebut, Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin menjelaskan maksud Jokowi.
"Ya artinya jangan kita menyerah, hidup berdamai itu penyesuaian baru dalam kehidupan. Ke sananya yang disebut the new normal tatanan kehidupan baru," ucap Bey Machmudin, Jumat (8/5)
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga menjelaskan pernyataan berdamai dengan corona oleh Presiden Jokowi. Artinya, tetap menjaga protokol kesehatan, menjaga sistem imunitas tubuh, melakukan pencegahan, setelah mengenali karakteristik virus tersebut.
"Ke depan kalau belum selesai Covid-19, kita memang terpaksa harus berdamai, bersahabat, artinya kita me-manage. Pabrik-pabrik yang ada ke depan boleh buka, tapi harus membuat protokol yang kuat, protokol kesehatan, masuk semua harus diperiksa dengan thermal gun, tempat cuci tangan disiapkan di mana-mana, hand sanitizer di mana-mana, semua wajib pakai masker, kemudian di tempat kerja ada jaraknya, moda transportasi juga begitu, restoran, hotel, memperlakukan hal yang sama," ujar Tito.
"Mereka tidak mungkin akan tutup terus-menerus, PHK akan berguguran, akan makin banyak, tapi itu ke depan. Kita sekarang maksimalkan dulu melaksanakan PSBB ini,” sambungnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meminta kepada GAMKI untuk ikut mendinginkan situasi di lapangan jika melihat situasi politik yang memanas.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya