Cegah Klitih, Sultan HB X Minta Orang Tua Bangun Dialog dengan Anak
Merdeka.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta para orang tua mampu membangun dialog dengan anak untuk mencegah kasus kejahatan jalanan atau kerap disebut klitih. Aksi klitih hingga kini masih muncul di Yogyakarta.
"Asal orang tua mau membangun dialog yang baik, saya kira hal seperti itu harus bisa dilakukan. Tapi kalau dengan orang tuanya pun enggak pernah bertemu, pergi ya bebas begitu saja, tidak pernah tahu, pamit pun enggak pernah ya terus bagaimana, kan ada masalah," kata Sultan HB X di Gedung DPRD DIY, Yogyakarta dilansir Antara, Senin (27/3).
Orang tua, menurut Sultan, perlu mengontrol serta membatasi aktivitas anak di luar rumah, khususnya bagi yang masih di bawah umur.
-
Apa yang Pak Kliwon buat? Sebagai seorang difabel, ia mampu menghasilkan beragam batik dengan corak yang unik. Biasanya satu kain batik dengan motif sederhana dapat ia selesaikan dalam waktu empat hari.
-
Kapan Sri Sultan HB I pindah ke Yogyakarta? Tepat hari ini, 7 Oktober pada 1756Sri Sultan Hamengku Buwono I pindah dari Kebanaran menuju Yogyakarta.
-
Apa saja wisata Klaten yang hits? merdeka.com merangkum informasi tentang 7 wisata Klaten yang hits dan cocok untuk liburan keluarga.
-
Dari mana Sri Sultan HB I pindah ke Yogyakarta? Tepat hari ini, 7 Oktober pada 1756Sri Sultan Hamengku Buwono I pindah dari Kebanaran menuju Yogyakarta.
-
Siapa pemilik keris Klungkung? Asal-usul belum dapat memastikan apakah keris ini dimiliki oleh Dewa Agung Jambe II atau kerabat dekatnya, tetapi keberadaannya menjadi saksi bisu dari peristiwa tragis yang terjadi pada zaman itu.
-
Kenapa Sri Sultan HB X nyoblos? Sri Sultan HB X pun menjadi pemilih pertama di TPS itu.
"Kalau anaknya tidak mau (dibatasi) ya malam hari saat mau bangun orang tuanya melihat tempat tidurnya ditempati atau tidak," kata dia.
Pencegahan kasus kejahatan jalanan yang masih terjadi di wilayahnya, kata dia, belum memerlukan penerapan kebijakan jam malam karena dikhawatirkan justru menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Aparat kepolisian, kata dia, harus mampu mengambil tindakan hukum kasus kejahatan jalanan secara tegas dan konsisten.
"Upaya lain saya belum menemukan wong juga nyatanya disel (dipenjarakan) juga tetap terjadi. Sekarang bagaimana keluarga itu bisa membangun konsolidasi sendiri tapi kalau kebebasan itu dilepas pergi, enggak pernah tempat tidurnya dilihat, mungkin tidak pernah pulang ya susah," kata dia.
Terkait wacana pengadaan sekolah khusus bagi anak yang terlibat kekerasan jalanan, Sultan mengaku masih mempertimbangkannya.
"Kalau ada sekolah khusus, apakah orang tua atau si anak mau. Dan persoalan sekian puluh tahun yang lalu sama sekarang kan beda. Saat ini (anak) cenderung lebih karena merasa bebas saja," kata dia.
Seperti diwartakan, Jajaran Polresta Yogyakarta telah mengamankan 15 pelaku kejahatan jalanan alias klitih yang aksinya viral di media sosial, dimana sembilan di antaranya berstatus anak bawah umur.
Para pelaku melakukan aksi penganiayaan terhadap korban berinisial N menggunakan tangan kosong ataupun ditendang.
Peristiwa ini diawali saat korban berinsial N dan kelompoknya yang menggunakan empat sepeda motor berpapasan dengan kelompok pelaku di Jalan HOS Cokroaminoto, Tegalrejo, Kota Yogyakarta pada Jumat (24/3) pukul 04.30 WIB dan kemudian saling mengumpat.
Kelompok pelaku yang mengendarai dua sepeda motor kemudian putar balik dan mengejar rombongan korban.
Sesampainya di Jalan Tentara Rakyat Mataram, Bumijo, Jetis, salah seorang dari rombongan pelaku melempar batu hingga membuat kendaraan yang ditumpangi N menabrak pot dan jatuh. Setelah jatuh, N kemudian dikeroyok.
Polisi menjerat para pelaku dengan Pasal 170 ayat 2 KUHP dengan ancaman maksimal 9 Tahun Penjara dan Pasal 80 ayat (2) Juncto Pasal 76 C Undang-undang No. 35 tahun 2014, tentang Perubahan Undang-undang No. 23 tahun 2002, tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman maksimal 5 Tahun Penjara.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Zaman terus berkembang. Seiring berjalannya waktu, tradisi hingga adab menjadi kian rentan untuk ditinggalkan generasi muda.
Baca SelengkapnyaHadi berharap situasi kondusif terus terjaga hingga pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI yang baru.
Baca SelengkapnyaPelaku inisial RZ (13), ZS (14), KD (13) dan AI (14).
Baca SelengkapnyaHadi mengaku kerap melakukan silaturahmi dengan HB X saat menjabat sebagai Menteri ATR/BPN.
Baca SelengkapnyaPertemuan Ganjar dan Sultan HB X ini digelar di Gedhong Wilis yang berada di Kompleks Kantor Gubernur DIY
Baca SelengkapnyaHanya saja, Sultan menerangkan bahwa DIY diakui sebagai daerah istimewa karena asal-usul, sejarah dan budayanya.
Baca SelengkapnyaSultan HB X Mencblos di TPS 12 Kalurahan Panembahan: Warga Jangan Golput
Baca SelengkapnyaDalam pidatonya, Anies menyinggung sosok pemimpin yang patut menjadi panutan
Baca Selengkapnya"Besok pagi datang ke TPS. Gunakan hak pilih saudara, jangan golput," kata Sultan HB X
Baca SelengkapnyaSri Sultan Hamengkubuwono X meminta masalah Ade Armando tidak diperbesar karena telah selesai.
Baca SelengkapnyaSri Sultan Hamengkubuwono X mengaku adanya permintaan Presiden Jokowi, untuk mengatur pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati
Baca SelengkapnyaJokowi tak membantah dirinya meminta Sri Sultan HB X untuk menjembatani pertemuan dengan Megawati.
Baca Selengkapnya