Jadi Tempat Nyoblos Sri Sultan HB X, Ini Fakta Menarik TPS 12 Panembahan di Kota Yogyakarta
Bangunan tempat TPS 12 Panembahan Yogyakarta sudah berusia 100 tahun
Bangunan tempat TPS 12 Panembahan Yogyakarta sudah berusia 100 tahun
Jadi Tempat Nyoblos Sri Sultan HB X, Ini Fakta Menarik TPS 12 Panembahan di Kota Yogyakarta
Baru pagi-pagi hari, Gubernur DIY Sri Sultan HB X sudah hadir di TPS 12 Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta. Ia hadir bersama sejumlah anggota keluarga pukul 07.10 pagi.
Bahkan waktu ia tiba, petugas KPPS baru menyiapkan berkas-berkas pemilu. Sri Sultan HB X pun menjadi pemilih pertama di TPS itu.
-
Dimana Jokowi bertemu Sultan HB X? Pertemuan tertutup tersebut dilakukan di Keraton Klien Yogyakarta, pada Minggu (28/1).
-
Kenapa Open House Sri Sultan HB X diadakan? 'Hari ini di hari pertama masuk kerja kami menggelar Syawalan open house, menerima semua lapisan masyarakat dari semua penjuru tanpa terkecuali,' kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Benny Suharsono dikutip dari ANTARA.
-
Kenapa Jokowi bertemu Sultan HB X? 'Ya banyak (yang dibahas). Berbicara masalah ekonomi global, geopolitik global, termasuk juga ekonomi nasional, politik nasional,' ujar Jokowi di Pasar Desa Bandongan, Magelang, Jawa Tengah, Senin (29/1).
-
Di mana Open House Sri Sultan HB X di gelar? Pada Selasa (16/4), Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X menggelar acara Open House di Bangsal Kepatihan, Kota Yogyakarta.
-
Dari mana Sri Sultan HB I pindah ke Yogyakarta? Tepat hari ini, 7 Oktober pada 1756Sri Sultan Hamengku Buwono I pindah dari Kebanaran menuju Yogyakarta.
-
Kenapa Sri Sultan HB I pindah ke Yogyakarta? Setelah itu, nama Yogyakarya sebagai ibu kota kerajaannya menjadi lebih populer.
Sebagai TPS tempat Sri Sultan HB X menyoblos, TPS 12 Panembahan punya sederet fakta menarik. Apa saja?
Sudah Berusia 100 Tahun
Bangunan tempat berdirinya TPS 12 Panembahan dikenal dengan nama Ndalem Cokronegaran. Bangunan itu sudah berdiri sejak tahun 1916. Sebelumnya bangunan itu bernama Ndalem Joyokusuman.
Kepemilikan rumah itu kemudian diambil alih oleh Kanjeng Pangeran Hario (KPH) Wiwoho Basuki Cokrohadiningrat. Itulah salah satu alasan kenapa bangunan itu berubah nama.
Bagian Ruangan Ndalem Cokronegaran
Ndalem Cokronegaran memiliki luas tanah 1.900 meter persegi dengan luas bangunan utama sekitar 900 meter persegi. Bagian yang menjadi lokasi TPS 12 adalah bagian pendoponya, yang biasanya digunakan untuk menyaring tamu yang datang ke rumah.
Selain itu Ndalem Cokronegaran juga memiliki ruang peringgitan. Ruangan ini merupakan ruangan hiburan yang berfungsi sebagai tempat menghibur tamu-tamu yang datang. Biasanya pihak tuan rumah menghibur para tamu itu dengan pertunjukan wayang.
Tampak Berbeda
Ndalem Cokronegaran tampak berbeda dari rumah adat Jawa pada umumnya. Hal itu terlihat dari taman bangunan tersebut. Di taman tersebut, terdapat pohon kepel yang menjadi ciri khas bangunan-bangunan di lingkungan dalam Keraton Yogyakarta.
Dilansir dari Liputan6.com, pohon tersebut memiliki nilai filosofis yang mengikuti bentuk fisik tanaman tersebut.
Batangnya yang lurus dan jarang memiliki cabang menggambarkan kepribadian seorang pangeran yang diharapkan bisa mengikuti pola tumbuh batang pohon tersebut.
Kompak Berseragam Baju Adat
Para petugas KPPS di TPS 12 Panembahan kompak berseragam baju adat. Para petugas pria menggunakan Surjan bermotif kembang khas Yogyakarta dengan jarik dan blangkon. Sementara petugas wanita tampak kompak dengan kebaya model kutu baru motif kembang dan jarik. Pakaian yang dikenakan para petugas tampak serasi dengan atmosfer bangunan yang digunakan sebagai TPS 12.