Pernah Disinggahi Pendiri Muhammadiyah hingga Tokoh Komunis, Ini Fakta Menarik Ndalem Sopingen Kotagede
Ndalem Sopingen pada awalnya dibangun oleh seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta sekitar tahun 1800.
Ndalem Sopingen pada awalnya dibangun oleh seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta sekitar tahun 1800.
Pernah Disinggahi Pendiri Muhammadiyah hingga Tokoh Komunis, Ini Fakta Menarik Ndalem Sopingen Kotagede
Kawasan Kotagede di Kota Yogyakarta memiliki banyak peninggalan rumah tua yang masih berdiri kokoh hingga kini. Salah satu rumah tua itu adalah Ndalem Sopingen.
-
Siapa Tokoh Besar Muhammadiyah dari Minangkabau? Nama Buya Haji Ahmad Rasyid Sutan Mansur atau dikenal dengan A.R. Sutan Mansur menjadi salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia. Beliau merupakan salah satu tokoh besar Muhammadiyah di Minang dan berkecimpung di dunia politik semasa perjuangan kemerdekaan.
-
Siapa sosok pahlawan di bidang pendidikan di Mandailing Natal? Sosok yang satu ini adalah pahlawan di bidang pendidikan khususnya daerah Mandailing Natal, Sumatra Utara.
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
-
Siapa yang dikenal sebagai Bapak Pergerakan Nasional Indonesia? Gara-gara Nama Semasa kecil. dokter yang dikenal sebagai Bapak Pergerakan Nasional Indonesia ini dikenal dengan nama panggilan Tom.
-
Siapa pendiri NU Bojonegoro? Nahdlatul Ulama (NU) Bojonegoro lahir di Padangan pada tahun 1938 Masehi. Pemrakarsanya Kiai Hasyim Padangan.
-
Siapa pendiri NU yang dimakamkan di Leuwimunding? Kawasan ini memang telah lama dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Barat, melalui tokoh ikoniknya bernama K.H Abdul Chalim yang dimakamkan di Kecamatan Leuwimunding.
Seperti dikutip dari kanal YouTube tombo kangen Chanel, Ndalem Sopingen pada awalnya dibangun oleh Raden Hamat Dalem Sopingi sekitar tahun 1800. Raden Sopingi merupakan abdi dalem Keraton Yogyakarta yang menjadi juru kunci di Makam Raja-Raja Kotagede.
Dalem Sopingen berdiri di atas tanah seluar 4 hektare. Di depan rumah tua itu terdapat sebuah pendopo yang digunakan sebagai ruang publik.
Sebagai seorang abdi dalem saat itu, Raden Hamat Sopingi mempersembahkan rumahnya menjadi tempat peristirahatan dan tempat pertemuan bagi para pejabat Kerajaan Mataram yang akan berziarah ke Makam Raja-Raja Mataram Kotagede.
Pada masa Kebangkitan Nasional pada tahun 1908, bangunan rumah itu menjadi tempat rapat organisasi pergerakan nasional. Rapat itu dihadiri oleh tokoh-tokoh besar Indonesia seperti HOS Cokroaminoto sebagai Ketua Sarekat Islam, Samanhudi sebagai Pendiri Sarekat Islam, KH Ahmad Dahlan yang merupakan pendiri Muhammadiyah, dan Ki Hajar Dewantara sebagai pimpinan Perguruan Taman Siswa.
Selain itu, para pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) seperti Semaun, Muso, dan Alimin pernah hadir dan berpidato di Ndalem Sopingin.
Pada tahun 1984, rumah itu diwariskan oleh anak-anak keturunan Raden Sopingi. Pada tahun 1990-an, joglo tersebut menjadi ruang publik. Bagian joglo yang berada di bagian depan rumah telah dijual pada tahun tersebut.
Saat Yogyakarta dilanda gempa besar tahun 2006, banyak bagian dari Ndalem Sopingen yang mengalami kerusakan sehingga harus dilakukan renovasi. Renovasi setelah gempa dilakukan antara lain dengan mengganti kayu pada usuk-usuk, mengganti genteng kripik dengan genteng sokka, dan lantainya diganti dengan keramik.
Kini Ndalem Sopingen menjadi tempat makan brongkos yang dikelola keluarga. Pada waktu-waktu tertentu bangunan ini juga digunakan sebagai sanggar melukis untuk anak-anak. Saat ini kepemilikan masing-masing bagian rumah sudah dibagikan pada keluarga. Bagian pendopo hingga ke utara menjadi milik Bapak Suprapto, bagian timur rumah milik Ibu Sujadi Pranoto, dan bagian barat rumah milik Bapak Bowo.