Kenalan Lebih Dekat dengan Gondangdia, Namanya Konon dari Seorang Kakek
Dahulu nama Gondangdia konon berasal dari seorang kakek.
Nama Gondangdia konon berasal dari seorang kakek.
Kenalan Lebih Dekat dengan Gondangdia, Namanya Konon dari Seorang Kakek
Belum lama ini nama Gondangdia menjadi bahan perbincangan setelah muncul nyanyian yang dipopulerkan oleh penyanyi Duo Anggrek. Namun sebenarnya, wilayah yang merupakan kelurahan di Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat ini memiliki kisah yang unik.
-
Apa itu Gondongan? Gondongan adalah salah satu penyakit infeksi yang umum terjadi pada anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang kelenjar ludah, khususnya kelenjar parotid yang terletak di area leher bagian atas dan pipi bagian bawah.
-
Siapa manusia goa di Kebumen? Pria itu bernama Haryono.
-
Siapa yang mencatat tentang pria Jawa berambut gondrong? Hal ini senada dengan catatan Tiongkok dari Dinasti Liang (502-556 M) serta Dinasti Sung (902-1279 M) yang menuliskan bahwa para pria Jawa memiliki rambut gondrong.
-
Siapa yang mendirikan Kotagede? Kota kuno itu didirikan langsung oleh Panembahan Senopati, raja pertama Mataram pada tahun 1532 Masehi.
-
Kapan Gondang dilakukan? Ditambahkan Alam, jika saat ini tradisi Gondang masih terus dilestarikan termasuk dengan mengajak anak-anak muda di sana untuk mementaskannya di acara-acara tertentu.
-
Dimana Gondang dipertunjukkan? Momen tersebut akan dilaksanakan di acara-acara tertentu yang mengundang banyak orang.
Kawasan Gondangdia telah dikenal lama oleh warga ibu kota sebagai daerah elite. Banyak permukiman mewah, apartemen, hotel sampai perkantoran yang megah dan menjulang tinggi.
Salah satu sisi menarik adalah asal-usul namanya yang beragam, di mana salah satunya disebut berasal dari seorang kakek. Namun demikian, Gondangdia menjadi salah satu titik paling berpengaruh di Batavia kala itu, melalui ciri banyaknya gedung tua peninggalan kolonial Belanda.
Bagaimana kisah tentang wilayah Gondangdia yang kesohor di jantung Ibu Kota Jakarta itu? Yuk, simak informasinya berikut ini.
Merupakan Daerah Strategis
Mengutip majalah digital Jakita yang dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta, wilayah Gondangdia merupakan kawasan sentra ekonomi yang strategis.
Titik ini mudah dilalui dari berbagai rute di Jakarta, salah satunya dari Sabang Tanah Abang dan Tugu Tani serta Senen.
Sebagai jantung kota, wilayah ini benar-benar dijaga kualitasnya seperti tata letak bangunan, infrastruktur dan kebersihan sehingga nyaman dilalui masyarakat.
Sudah Mewah Sejak Dulu
Dalam laman Indonesia.go.id dimuat jika kawasan Gondangdia sudah diisi dengan bangunan-bangunan elite sejak zaman Belanda. Apabila menyusuri Jalan Cut Meutia, bangunan di sisi kanan dan kirinya tampak memiliki gaya arsitektur khas Eropa abad pertengahan.
Salah satu bangunan tersebut bernama Masjid Cut Meutia yang dulunya bekas kantor pengembangan perumahan De Bouwploeg. Perusahaan ini banyak menangani pembangunan gedung-gedung di daerah tersebut yang saat ini kondisinya sudah banyak beralih fungsi.
Bergeser sedikit dari Masjid Cut Meutia terdapat Rumah Menteng 37, di mana dahulu pemiliknya adalah CF Starkey, seorang direktur dari perusahaan bernama NV Java Neon Company. Gedung yang kini menjadi perkantoran itu dulunya juga pernah menjadi tempat penampungan perempuan dengan keterbatasan ekonomi lewat organisasi Christian Women Union.
Tempat Mengasah Nasionalisme Pemuda
Gedung Rumah Menteng 37 juga dulunya difungsikan sebagai Hotel yang dibangun oleh konglomerat Belanda, Schomper. Ia meresmikan hotel tersebut dan menjadikannya sebagai tempat untuk bertemunya para pejabat Belanda, pribumi serta pengusaha asing yang tengah mendatangi Batavia.
Saat Jepang mulai masuk, hotel ini kemudian diambil alih dan dijadikan sebagai markas pemuda. Tujuannya agar para pemuda bisa mengenal program-program Jepang yang dipropagandakan untuk mempermudah kolonialisasi.
Namun bukannya digunakan untuk mendukung strategi Jepang, para pemuda justru menjadikannya sebagai lokasi diskusi untuk menggerakan semangat nasionalisme dan anti penjajahan. Tokoh pemuda yang kala itu menjadi penggerak adalah Soekarno, Mohammad Hatta, Adam Malik, Chaerul Saleh dan lainnya. Saat ini gedung tersebut menjadi museum bertema kemerdekaan.
Terdapat Pasar Gondangdia yang Legendaris dan Stasiun yang Ikonik
Bangunan bersejarah lainnya di Gondangdia adalah sebuah pasar yang diresmikan pada 17 April 1914.
Ada juga Kunstring yang merupakan ruang seni dan restoran. Konon, lukisan seniman dunia Vincent Van Gogh dan Pablo Picasso pernah nangkring di sana.
Elitenya kawasan Gondangdia makin didukung dengan adanya stasiun kereta api. Di sini, warga hilir mudik untuk bekerja, sekolah dan lain sebagainya.
Asal-usul Nama yang Konon dari Seorang Kakek
Adapun terdapat sejumlah versi terkait asal-usul penamaan Gondangdia. Pertama, Gondangdia berangkat dari nama pohon yang menyerupai beringin. Dahulu jalannya masih berupa tanah yang basah dan berair sebagai habitat utama pohon tersebut.
Versi berikutnya, penamaan Gondangdia diketahui berasal dari hewan kecil sejenis siput atau keong yang memiliki nama sama. Gondang merupakan keong yang mirip siput, dengan ukuran beberapa kali siput pada umumnya. Kawasan ini saat masih hutan kerap ditemukan siput atau keong secara bertahap.
Terakhir, Gondangdia disebut berasal dari nama seorang kakek di masa lampau. Kakek ini disegani oleh warga.
Saking terkenalnya, kakek tersebut menjadi kondang. Ini diklaim menjadi pengantar penyebutan Gondangdia yang sebelumnya adalah Kondang Dia, alias terkenal sekali sosok ini.