Cegah radikalisme di kampus, medsos mahasiswa hingga dosen bakal diawasi
Merdeka.com - Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir akan menyelidiki lebih jauh soal radikalisme yang terjadi di dalam kampus. Nasir akan mengumpulkan data-data stakeholder kampus melalui rektor universitas termasuk mengawasi media sosialnya.
"Kurikulum kami perbaiki. Rektor saya minta mendata semua pegawai, dosen, dan mahasiswa mana yang terpapar radikalisme. Sebelum ditindak, ditanya dia mau kembali lagi atau tidak ke NKRI, dari media sosial dan handphone itu kita data. Kita bisa lacak hubungan apa dari sana. Untuk semua nanti mahasiswa baru sudah mulai itu kerja sama dengan BIN dan BNPT," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/6).
Dalam pengawasan medsos ini, Kemenristek Dikti telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Intelijen Negara (BIN). Nantinya data masyarakat kampus baik itu rektor, dosen dan mahasiswa akan dikonfirmasi oleh BNPT.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Apa yang Kemnaker harapkan dari kolaborasi dengan mahasiswa? 'Kita ingin bonus demografi ini benar-benar berbuah bonus bagi pembangunan negara kita. Kita tidak ingin bonus demografi menjadi mudarat. Kita ingin bonus demografi mengantarkan Indonesia nanti 1 abad menjadi negara maju,' ucapnya.
-
Siapa yang minta perguruan tinggi verifikasi data KIP Kuliah? Oleh karena itu, Suharti meminta perguruan tinggi untuk segera melakukan identifikasi dan verifikasi data mahasiswa penerima KIP Kuliah yang sedang berjalan atau belum menerima KIP Kuliah pada semester genap 2023/2024, serta berkoordinasi dengan Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek untuk memproses pencairan.
-
Kenapa Kemnaker ajak mahasiswa kolaborasi? 'Kita perlu kolaborasi dan sinergi untuk mendapatkan bonus demografi,' ucap Menaker saat memberikan sambutan pada Sosialisasi Pasar Kerja yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jakarta, Rabu (7/2/2024) di Jakarta.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Siapa yang diharapkan berperan aktif dalam pengawasan BBM? 'Kami juga menekankan pentingnya memastikan bahwa penyaluran JBT dilakukan dengan memastikan kesesuaian antara nomor polisi kendaraan dan QR Code yang terdaftar, hal ini untuk menghindari adanya penyalahgunaan. Hindari praktik-praktik yang dapat memicu penyalahgunaan BBM, seperti pengisian kendaraan dengan banyak barcode,' pungkasnya.
"Semuanya nanti. Semua akan dikoordinasi," ujarnya.
Nasir menjamin, pengawasan di media sosial juga bukan bermaksud melanggar hak privasi. BNPT dan BIN hanya ingin ingin membaca lalu lintas informasi yang mengarah kepada radikalisme. Dia mengatakan, Kemenristek Dikti juga tak punya wewenang mengawasi medsos, melainkan sebatas koordinasi.
"Saya tidak akan melihat secara itu. Yang penting adalah medsos yang kita lihat adalah lalu lintas informasi yang diduga mengarah kesana, perilaku orang kan harus kita lihat kesitu. Bukan kami, kami kerja sama dengan BNPT, BIN," ujarnya.
"Mereka yang punya hak. Kami enggak punya. Kami hanya ingin koordinasi. Katakan ingin buka medsos seseorang, (kami) enggak boleh. Langgar UU ITE itu. Tapi pendataan itu penting supaya bisa diverifikasi dengan baik," sambung Nasir.
Lebih lanjut, tanggal 25 Juni nanti pihaknya akan mengumpulkan rektor kampus seluruh Indonesia yang juga melibatkan BNPT, Menko Polhukam dan sebagainya.
BNPT telah menyebut sebanyak tujuh kampus ternama yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), hingga Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (UB) terpapar radikalisme.
"7 kampus informasi yang disampaikan BNPT itu masa lalu. Itu 2011-2014. Setelah itu saya ingin menelisik lebih dalam siapa di dalamnya. Belum pada orang. Maka tanggal 25 nanti saya akan kumpulkan semua rektor perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia untuk menyikapi radikalisme di dalam kampus," ujar Nasir.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Sebenarnya kita mengawasi semua kegiatan, mulai dari masjid lembaga pemerintah, dari upaya radikalisme," kata Wapres.
Baca SelengkapnyaPanitia memastikan indikasi kecurangan tidak mungkin lantaran tiga kunci dari kotak berisi soal itu sudah aman.
Baca SelengkapnyaPemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca SelengkapnyaKegiatan ini bertujuan untuk menjalin komunikasi dan sinergitas antara pemerintah, aparat keamanan, dan elemen mahasiswa.
Baca SelengkapnyaMa’ruf menyampaikan, media sosial dapat dimanfaatkan sejumlah pihak untuk memecah belah umat.
Baca SelengkapnyaSementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berpesan kepada BNPT untuk lebih memperkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak.
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPihak STIP dituntut untuk tetap kooperatif dan transparan terhadap proses penyelidikan.
Baca SelengkapnyaPerbedaan pilihan dalam Pemilu jangan sampai menimbulkan polarisasi antara satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaSatlantas Polresta Pekanbaru menggelar sosialisasi di Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia.
Baca SelengkapnyaCegah Tawuran Pelajar, Polda Metro Bakal Bikin Grup WhatsApp Bersama Para Guru
Baca Selengkapnya