Masuk Tahun Politik, Begini Pesan Kapolri Jenderal Listyo Sigit kepada Mahasiswa
Perbedaan pilihan dalam Pemilu jangan sampai menimbulkan polarisasi antara satu dengan yang lain.
Perbedaan pilihan dalam Pemilu jangan sampai menimbulkan polarisasi antara satu dengan yang lain.
Masuk Tahun Politik, Begini Pesan Kapolri Jenderal Listyo Sigit kepada Mahasiswa
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta para mahasiswa menjadi bagian dari cooling system di tahun politik 2024. Perbedaan pilihan dalam Pemilu jangan sampai menimbulkan polarisasi antara satu dengan yang lain.
"Siapapun yang nanti kita pilih, jangan sampai perbedaan itu membuat antar kita terjadi polarisasi. Itu yang harus kita hindari," kata Sigit Prabowo di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (15/9).
Pesan tersebut disampaikan Jenderal Listyo saat memberikan Kuliah Tamu Penutupan Pengenalan Study Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
"Karena itu di tahun politik ini kita harapkan, kita bisa sama-sama jaga agar, yang namanya Pemilu, apakah Pilpres, Pilkada semuanya bisa menjalan dengan damai, dengan aman," ungkapnya.
Karena siapapun pemimpinnya, lanjut Listyo, ke depan harus bertanggung jawab kepada rakyat. Mereka harus melanjutkan posisi dan prestasi yang sudah diraih Indonesia saat ini, dan melanjutkan menjadi lebih baik lagi.
Listyo sebelumnya membeberkan posisi Indonesia dalam berbagai sektor di kancah internasional. Sekian tantangan yang masih harus dihadapi baik tantangan global maupun lokal dalam dirinya.
"Karena itu kalau ada yang mau menggunakan isu yang menyebabkan polarisasi, tugas adik-adik untuk menegur, tugas adik-adik menjadi cooling system," sambungnya.
Sekian kerja sama telah dibangun, salah satunya lewat Rumah Kebangsaan yang di dalamnya bergabung organisasi kepemudaan. Peran dan tugas mereka menjadi cooling system.
"Ini kebutuhan bersama untuk menjaga agar apa yang kita raih ini bisa kita pertahankan. Karena siapapun pemimpinnya butuh yang namanya stabilitas keamanan, butuh yang namanya persatuan dan kesatuan," ungkapnya.
Selain itu, Jenderal Listyo mengingatkan para mahasiswa juga tidak terjerumus dalam bahaya narkotika dan obat-obatan terlarang. Kampus dan lingkungannya harus dijaga jangan sampai narkoba itu masuk dan mahasiswa menjadi korbannya.
"Ini jadi tantangan kita, karena ini terjadi terus setiap hari. Angkanya juga terus meningkat. Saat ini, data kita ada 4,8 juta penduduk Indonesia yang terpapar narkoba. Dan kita melakukan pengecekan termasuk, kita mengungkap sampai dengan Agustus kemarin, selama tahun 2023 dari 27.607 pelaku, 1.549 pelaku itu mahasiswa," jelasnya.
Jenderal Listyo meminta para mahasiswa juga menjaga dari pengaruh radikalisme dan intoleransi. Bangsa Indonesia dengan kemajemukannya harus terus dijaga dan jauh dari masalah radikalisme dan intoleransi.
"Indonesia dengan berbagai pulau dan suku bangsa, harus kita jaga dan rawat. Karena itu paham-paham ini tidak boleh masuk ke kampus, apalagi dengan paham-paham terkait terorisme," ungkapnya.
Indonesia dalam pilihan antara harus mampu memanfaatkan bonus demografi atau sebaliknya, gagal memanfaatkan. Sehingga akibatnya juga antara menjadi bangsa yang besar atau juga sebaliknya, menjadi negara yang gagal.