Di Balik Keindahan Masjid Sheikh Zayed Solo
Sederet Persamalahan Terjadi dalam Pengelolaan Masjid Hibah dari UEA tersebut
Sederet Permasalahan Muncul dalam pengelolaannya
Di Balik Keindahan Masjid Sheikh Zayed Solo
Sejak dibuka untuk umum awal Maret lalu, ratusan ribu warga atau wisatawan telah berkunjung ke masjid hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA), Syeikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Joko Widodo itu.
Menurut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dalam sehari masjid yang dibangun sejak awal Februari 2021 itu dikunjungi tak kurang dari 30.000 wisatawan dari berbagai daerah. Kemegahan masjid kebanggaan masyarakat Solo tersebut nyatanya tak bisa menutup kekurangan yang selalu muncul.
merdeka.com
Permasalahan demi permasalahan kerap datang
Kemudian muncul lagi masalah pembayaran gaji yang terlambat.
Satpam Dipecat karena Tip
Salah seorang Satpam di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, berinisial ES diberhentikan usai menerima uang tip sebesar Rp5.000 dari pengunjung. Surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diterima ES sejak Rabu, (14/6) lalu.
Dipecat setelah videonya saat menerima tip dari pengunjung viral
Atas kasus pemecatan tersebut, ratusan karyawan Masjid Sheikh Zayed sempat melakukan mogok kerja sebagai bentuk solidaritas pada Sabtu (17/6) lalu.
Imam Besar Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Anas Farkhani mengaku telah melakukan mediasi antara ES dengan perusahaan outsourcing PT Arsa.
Reporter: Arie Sunaryo
"Kami sudah memediasi permasalahan ini. Ini dinamika setelah bulan Ramadan. Wilayah di masjid kita tidak boleh meminta, tidak boleh menerima tip,"
Imam Besar Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Anas Farkhani
Walikota Gibran Turun Tangan
"Iya, nanti tak selesaikan. Takon (tanya) pak Munajat (pengurus masjid) dulu ya," ujar Gibran.
Masjid Sheikh Sayed SoloUtang Rp145 Juta
Pada pertengahan Maret lalu, permasalahan hutang muncul. Kabar mengejutkan datang dari, Dian Ekasati (38), pemilik warung makan Restu Bunda di sekitar Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Sejumlah mandor dan pekerja proyek masjid memiliki hutang padanya hingga Rp145 juta.
Dian mengaku dijanjikan para mandor bayar setiap dua minggu sekali. Namun kenyataannya, pembayaran sering terlambat. Bahkan tidak dibayar sama sekali hingga proyek selesai.
"Dulu itu perjanjiannya dibayar tiap dua minggu sekali. Tapi malah nggak dibayar," kata Dian, Jumat (16/3).
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku kaget dengan kabar tersebut. Dia baru mengetahui informasi tersebut setelah awak media menanyakannya.
"Wis telepon mandore, mandore sing salah ya. Dari Waskita sudah menyelesaikan kewajibannya. Itu salahe mandore, golekono (cari) mandore besok," ucap Gibran geram.
Gaji Karyawan Dipotong
Pada awal Mei lalu, kabar kurang sedap kembali menerpa Masjid Raya Seikh Zayed, Solo. Sejumlah karyawan outsourcing mengeluhkan besaran gaji yang diterima tidak dibayarkan utuh oleh pengelola sesuai kesepakatan awal.
Seorang pekerja mengungkapkan, pada 1 April kemarin banyak karyawan yang kaget karena gaji yang mereka terima kembali tidak utuh. Yakni berkisar Rp1,5 - 1,8 juta, bahkan beberapa ada yang hanya menerima Rp900 ribu. Harusnya Rp2.174.000
"Ada yang cuma dapat Rp900 ribu. Hampir semua karyawan kurang," jelasnya.
"Yang membayar gaji itu bukan dari Kemenag. Pembayaran dari UEA, kami akan fasilitasi dalam waktu dekat akan teratasi,"
Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Munajat
Reporter: Arie Sunaryo
PT Arsa, penanggung jawab karyawan outsourcing Masjid Sheikh Zayed Solo membantah memotong gaji karyawan. Kasus ini terjadi murni karena sistem penggajian.
"Kasus yang terjadi kemarin sepenuhnya adalah masalah keterlambatan bukan pemotongan gaji karyawan,"