Dibutuhkan Pendonor Plasma Darah Konvalesen untuk Pasien Covid-19 di Kota Bandung
Merdeka.com - Pasokan plasma konvalesen masih minim di Kota Bandung. Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung kesulitan mencari pendonor. Ditambah terbatasnya sumber daya manusia (SDM) dan alat apheresis yang digunakan untuk transfusi plasma.
Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Bandung, Uke Muktimanah mengakui, meski ada pertumbuhan jumlah labu yang terdistribusi, tapi tak sebanding dengan tingkat kebutuhan plasma konvalesen.
Dari data yang diterima, pada pekan ini, per 3 Februari lalu, PMI Kota Bandung disebut sudah mendistribusikan sekitar 500 labu. Bertambah 160 labu, dari jumlah sebelumnya, pada 21 Januari 2021. Saat itu, PMI Kota Bandung sudah mendistribusikan sekitar 340 labu.
-
Siapa yang disiagakan di pos kesehatan Banyuwangi? Semua layanan kesehatan ini dilengkapi dengan tenaga dokter, paramedis, dan ambulans. Tenaga medisnya diisi oleh dokter dan perawat dari semua rumah sakit dan klinik yang ada di Banyuwangi.
-
Apa tantangan pasien kanker? 'Ini kan bukan penyakit yang enak, pasti membuat orang khawatir, takut dan sebagainya. Nah, kita yang berada di sekitarnya harus memberi support. Di samping itu, suami dan keluarga yang berada di dekatnya harus memberikan semangat pada dirinya,' ungkap Ikhwan dalam acara gelar wicara bertema 'Mengenal Metastasis Her2-Low' dilansir dari Antara.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Siapa yang bisa donor darah? Syarat utama untuk mendonor darah adalah dalam kondisi sehat, berusia minimal 16 tahun (dengan izin orang tua), dan memiliki berat badan minimal 110 pon.
-
Mengapa pasien di Polewali Mandar harus ditandu? Sebab di sana tidak ada akses jalan yang layak, setelah bertahun-tahun tak diperbaiki.
-
Bagaimana warga di Polewali Mandar menandu pasien? Terlihat warga sangat berhati-hati menandu pasien yang ditidurkan di sebuah sarung dan diangkat menggunakan bambu besar.
"Saya ke staf pengennya ditarget memenuhi 75 persen (dari kebutuhan), tapi kenyataannya tidak bisa karena alatnya juga cuma ada tiga, terus SDM kita juga sedikit," katanya kepada Liputan6.com, Rabu (3/2).
Uke mengaku, masih ada sekitar 69 pasien Covid-19 yang terpaksa harus antre plasma konvalesen untuk mendapat giliran labu.
"Sudah dalam seminggu ini sekitar segitu (69 pasien yang antre), kami terkesan tidak memberi labu, padahal yang antrenya yang terus tambah," katanya.
Reporter: Dikdik RipaldiSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaDonor darah digelar selama satu hari diikuti oleh Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS TNI AU serta pengurus Pia Ardhya
Baca SelengkapnyaWarga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaSudah hampir dua pekan, PMI Kota Depok setiap harinya mendistribusikan 10 ribu hingga 15 ribu liter air bersih untuk warga yang kesulitan air.
Baca SelengkapnyaBantuan air bersih dari BPBD Kab Bogor disalurkan untuk meringankan kesulitan warga yang terdampak kekeringan akibat kemarau.
Baca Selengkapnya