Diguyur hujan deras, apel kebangsaan Kokam Muhammadiyah-Banser NU tetap dilanjutkan
Merdeka.com - Apel dan Kemah Kebangsaan Pemuda Islam Indonesia yang diikuti 20 ribu personel dari Banser NU dan Kokam Muhammadiyah yang digelar di Lapangan Siwa, Kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta, diguyur hujan deras. Meski demikian, para peserta apel tetap berbaris dengan rapi di Lapangan Siwa.
Pantauan merdeka.com di lokasi, 20 ribu peserta apel ini terus meneriakkan yel-yel di tengah guyuran hujan. Pekik kalimat takbir pun sesekali berkumandang dari puluhan ribu peserta.
Nyanyian lagu mars dari Banser NU maupun Kokam Muhammadiyah pun terdengar bersahut-sahutan. Suara tepuk tangan dari para peserta yang tengah bernyanyi lagu mars pun nyaring terdengar.
-
Kenapa doa hujan lebat dibacakan? Saat hujan turun dengan lebat, Rasulullah SAW pun selalu berdoa kepada Allah untuk memohon perlindungan dan keselamatan. Sebab, Allah bisa menurunkan hujan sebagai rahmat, bisa juga sebagai azab bagi manusia yang ada di bumi.
-
Dimana hujan terberat? Rekor curah hujan tertinggi tercatat di Cherrapunji, India, yang menerima lebih dari 11.871 mm hujan per tahun.
-
Di mana doa turun hujan dipanjatkan? Disunnahkan untuk melaksanakan sholat Istisqa ini di lapangan terbuka, meskipun beberapa ulama juga memperbolehkan pelaksanaannya di dalam masjid dalam situasi tertentu atau dalam kondisi terpaksa.
-
Kenapa doa hujan dipanjatkan? Doa ketika turun hujan adalah doa yang diucapkan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas berkah yang diberikan melalui turunnya hujan.
-
Bagaimana doa hujan dibacakan? Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, 'Allahumma shoyyiban nafi’an' [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]'.
Yusron, seorang anggota Banser menuturkan hujan tak masalah baginya. Hujan, lanjut Yusron justru membuat dirinya bersemangat.
"Kami sudah biasa kalau cuma kehujanan kepanasan. Kami sudah sering berlatih fisik sehingga tidak masalah," tutur Yusron, Sabtu (16/12).
Ahmad, anggota Kokam Muhammadiyah, menambahkan jika kondisi hujan tak membuat barisan bubar. Anggota Kokam yang ikut Apel Kebangsaan, sambung Ahmad tak kendor semangatnya mesti hujan.
"Kita tetap berada di barisan. Hujan maupun panas tidak masalah bagi kami," tutup Ahmad.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bertindak sebagai inspektur upacara, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Baca SelengkapnyaMassa dari berbagai aliansi ini bersuara lantang menolak Pemilu curang.
Baca SelengkapnyaLama dilanda kemarau, warga di Jambi lakukan salat istisqa untuk meminta hujan dan langsung dikabulkan.
Baca SelengkapnyaSuhu dingin yang melingkupi acara ini justru menambah kesan istimewa, menjadikan acara selawat di Dieng sebagai salah satu peristiwa yang menarik untuk diikuti.
Baca SelengkapnyaDalam video terlihat juga beberapa benda yang ada di lokasi terbang dan berjatuhan.
Baca SelengkapnyaAngin puting beliung berputar-putar tepat di tengah jemaah salat istisqa di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKesenian bantengan mencerminkan semangat kebersamaan dan gotong royong.
Baca SelengkapnyaHari ini Rabu (10/4/2024) seluruh umat Islam merayakan Idulfitri 1 Syawal 1445 Hijriah setelah berpuasa 1 bulan penuh.
Baca SelengkapnyaMeski diguyur hujan deras, semangat ribuan orang yang telah lama menunggu kedatangan Ganjar tidak berkurang.
Baca SelengkapnyaWalau di tengah genangan air dan guyuran hujan, mereka tetap hadir ke TPS untuk mencoblos
Baca SelengkapnyaSalah seorang orator menghentikan sementara orasi di kawasan Patung Kuda dan dilanjutkan dengan salat Zuhur.
Baca Selengkapnya