Ditanya Soal Indikator Wujudkan Riau Emas, Jawaban Paslon Nomor Dua Terkesan Ambigu
Debat publik pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Riau berlangsung seru, saat segmen saling lempar pertanyaan antar-paslon.
Debat publik pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Riau berlangsung seru, saat segmen saling lempar pertanyaan antar-paslon. Pada segmen tersebut, paslon nomor urut tiga Syamsuar-Mawardi menanyakan indikator mewujudkan visi riau emas kepada paslon nomor dua M Nasir-Wardan.
"Pak Nasir, dalam visi bapak menyebutkan akan mewujudkan visi Riau emas, ini seperti visi Indonesia emas, bagaimana mewujdkan itu," tanya Syamsuar, Selasa (29/10) malam.
Pertanyaan tersebut kemudian ditambahkan oleh Mawardi. "Visi Riau emas bapak diwujudkan pada tahun 2030, sementara visi Indonesia emas baru bisa ditargetkan terwujud pada tahun 2045, apa indikatornya?" tanya Mawardi.
Mendapat pertanyaan tersebut, Nasir terkesan sedikit gelagapan dan tidak fokus dalam menjawab pertanyaan, sehingga apa yang ditanyakan tidak tergambar dari jawaban yang diberikan.
"Mangkanya bang, izinkan kami jadi gubernur, kami akan selesaikan ini dengan tuntas, kami akan mencari anggaran pusat untuk memfasilitasi seluruh anggaran desa, yang hari ini jalan-jalan desa rusak, kami akan memfasilitasi satu desa dan satu kabupaten Rp500 M per tahun dari APBN," jawab Nasir.
Nasir juga mengatakan akan menaikan APBD Riau hingga Rp15 triliun per tahun. "Hari ini APBD kita Rp9,6 T, kami akan naikan seperti zaman Bang Rusli hingga Rp15 T," lanjut Nasir.
Hal yang sama juga terjadi saat paslon nomor urut satu Abdul Wahid-SF Hariyanto melontarkan pertanyaan, bagaimana menerapkan budaya Melayu dalam pemerintah yang baik.
Pasangan Nasir-Wardan juga tidak memberikan jawaban yang menggambarkan pemahamannya terhadap topik yang dipertanyakan.
"Budaya itu satu objek wisata yang bagus, bahwa kami ingin budaya ini diceritakan dan jadi sejarah, sejarah yang baik menceritakan budaya ini, bagaimana hari ini kita punya Istana Siak, tapi masyarakat dan anak kecil tidak tahu," jelas Nasir.
Nasir melanjutkan lagi "Bahwa Istana Siak ini menjaminkan uangnya untuk negara kita, ini yang harus dilakukan, bagaimana Istina Siak ini bisa membangun potensi budaya yang baik ini," jelas Nasir lagi.
Debat publik antarcalon gubernur dan wakil gubernur berlangsung lebih kurang dua jam. Adapun tema dalam debat pertama ini mengangkat tema tata kelola pemerintahan yang baik, dan pembangunan yang inklusif.