Driver Ojol Demo Besar-Besaran di Kantor Kemenaker, Tuntut THR dan Tolak Pengurangan Tarif
Driver ojol demo besar-besaran di depan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) hari ini.

Driver ojek online (ojol) dari berbagai daerah di Indonesia menggelar demonstrasi besar-besaran di depan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap platform ojek online seperti Gojek dan Grab yang dianggap mengeksploitasi para pengemudi.
Tuntutan THR dan Pengurangan Potongan Tarif
Demo yang diinisiasi oleh Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) ini diikuti oleh pengemudi ojol dari berbagai kota, termasuk Jakarta, Sukabumi, Dumai, Pontianak, dan Pangkal Pinang. Para pengemudi melakukan aksi 'off beat' atau berhenti beroperasi sebagai bentuk dukungan terhadap tuntutan mereka.
Tuntutan utama adalah kewajiban platform ojek online untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada seluruh pengemudi. Selain THR, para pengemudi juga menuntut pengurangan potongan tarif yang dianggap memberatkan. Mereka menilai potongan tarif yang diterapkan saat ini terlalu tinggi dan mengurangi pendapatan bersih mereka secara signifikan.
Kondisi ini diperparah dengan adanya program layanan seperti 'Aceng' dan 'Slot' yang dinilai memberikan upah murah dan memaksa pengemudi bekerja di luar jam kerja normal serta di wilayah yang kurang menguntungkan.
Sistem Fleksibilitas Kerja
SPAI berpendapat sistem fleksibilitas kerja yang diterapkan oleh platform ojek online hanyalah dalih untuk menghindari kewajiban membayar THR dan hak-hak pekerja lainnya. Mereka menekankan bahwa platform ojek online memperoleh keuntungan besar dari kerja keras para pengemudi, namun kesejahteraan pengemudi justru diabaikan.
Hak-hak pekerja yang seharusnya diterima, seperti upah minimum, upah lembur, cuti haid dan melahirkan, serta pembatasan jam kerja 8 jam, seringkali tidak dipenuhi.
"Sistem ini hanya menguntungkan perusahaan, sementara kami sebagai pekerja justru terbebani," ungkap salah satu perwakilan pengemudi ojol dalam orasinya.
"Kami menuntut keadilan dan kesejahteraan yang layak!"
Aturan Persaingan Usaha
SPAI juga mendesak pemerintah untuk membuat aturan yang mengatur persaingan usaha antar platform ojek online. Mereka menilai persaingan harga yang tidak sehat antara platform-platform tersebut justru merugikan para pengemudi. Persaingan yang ketat seringkali memaksa pengemudi untuk menerima tarif yang sangat rendah demi mendapatkan order.
Dalam demonstrasi tersebut, SPAI menegaskan bahwa pengemudi yang tidak berpartisipasi dalam aksi demo tetap diperbolehkan untuk beroperasi. Hal ini menunjukkan bahwa aksi tersebut bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak seluruh pengemudi ojol, bukan untuk mengganggu layanan publik.