Fariz RM gabungkan unsur tradisi di Jazz Ijen Banyuwangi
Merdeka.com - Ajang Jazz Ijen Banyuwangi untuk kemanusiaan dipastikan bakal meriah. Musisi legendaris seperti Fariz RM, Imaniar, dan Deddy Dhukun bakal menyajikan tampilan spesial.
Fariz RM siap mengajak penonton bernostalgia dengan hits-nya seperti Barcelona, Sakura dan Nada Kasih. “Saya akan mengombinasikan musik jazz dengan beberapa unsur seni tradisi. Pokoknya penyajiannya akan lebih unik, kaya, energik dan penuh improvisasi. Tetapi tetap tidak akan menghilangkan nuansa nostalgia di era lagu itu,” kata Fariz RM.
Sedangkan Deddy Dhukun akan nge-jazz dengan improvisasi penuh. Deddy akan mengeksplorasi musik jazz secara spontan bersama musisi lainnya di atas panggung, dengan lagu-lagu hits-nya, seperti Masih Ada, Biru, dan Keraguan.
-
Apa yang membuat penampilan lengger dengan musik jazz unik? Bagi mereka pertunjukan lengger dengan iringan musik jazz merupakan sesuatu yang langka.
-
Bagaimana tari lengger berkolaborasi dengan musik jazz? Dalam momen itu, tarian lengger berkolaborasi dengan alunan musik jazz. Kolaborasi itu membuat para penonton terpukau dan terhibur. Bagi mereka pertunjukan lengger dengan iringan musik jazz merupakan sesuatu yang langka.
-
Bagaimana Lorjhu' memadukan musik tradisional dan modern? Lorjhu’ mencoba berkompromi satu sama lain antar unsur musiknya.
-
Siapa yang memanfaatkan medium seni musik? Para musisi dapat memanfaatkan berbagai instrumen musik untuk menciptakan komposisi musik yang unik, kemudian merekam karyanya menggunakan teknologi rekaman modern, dan akhirnya menyajikannya dalam konser atau pertunjukan langsung.
-
Mengapa penampilan lengger dengan jazz memberikan pengalaman baru? 'Ini juga pengalaman baru bagi saya. Biasanya kolaborasi dengan musik eksperimental atau musik modern. Tapi ini jazz, jadi agak sedikit kesulitan saat harus mengikuti iramanya. Tapi di sini saya mengambil gerak lengger yang sangat dinamis dan sederhana bagaimana kita berbaur dengan penonton,'
-
Bagaimana Tayuban Cirebon diiringi musik? Dalam pementasannya, kesenian ini dilakukan oleh seorang penari yang disebut ronggeng dan diiringi pemusik karawitan seperti kendang, goong, kenong, gamelan, kecrek dan suling.
Imaniar pun siap tampil maksimal bersama Inang Noorsaid dan kawan-kawan. Imaniar merasa masyarakat Banyuwangi sangat mencintai seni-budaya. "Begitu sampai di sini saya merasa nyaman dan langsung dapat feel untuk tampil," kata Imaniar penuh semangat.
Sementara Inang Noorsaid, pimpinan project ini, siap mengolaborasi musik jazz dengan musik etnik perkusi. Untuk kolaborasi etnik ini, Inang menggandeng maestro perkusi Indonesia, Jalu Gatot Pratidina. Hasil kolaborasi ini akan dijadikan project baru sebagai benchmark bagi komunitas jazz di luar negeri. "Setiap detail perform kita besok akan direkam untuk diunggah ke youtube supaya teman-teman kita di luar negeri bisa melihat," pungkas Inang.
Musisi lain seperti Idham Noorsaid, Franky Sadikin, dan Abraham Lembono makin menyempurnakan hajatan musik untuk kemanusiaan ini. Tak ketinggalan, bintang muda Banyuwangi yang tengah naik daun, yaitu penyanyi Suliyana, juga bakal menampilkan performa terbaik untuk wisatawan dan penonton. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menyesuaikan diri dengan irama musik jazz menjadi tantangan sendiri bagi penari lengger
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Jazz Gunung Indonesia (JGI), Bagas Indyatmono, mengatakan digelarnya Jazz Gunung Ijen bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaKolaborasi Varnasvara dan Daniel Dyonisius saat tampil di acara Jazz Gunung Bromo 2023
Baca SelengkapnyaPerhelatan event Prambanan Jazz 2024 siap digelar pada Jumat (5/7) hingga Minggu (7/7) dengan konsep beragam kolaborasi antar musisi dan program lainnya.
Baca SelengkapnyaIndra Lesmana memutuskan menetap di Bali pada tahun 2014
Baca SelengkapnyaMusik tradisional Ghazal punya keunikan tersendiri.
Baca SelengkapnyaFadli Zon memaparkan sejumlah program kerja prioritas yang akan dilakukan dalam kurun waktu 100 hari pertama usai dilantik oleh Presiden Prabawo.
Baca SelengkapnyaMuhibah Budaya yang digelar Jumat malam (7/7/2023) tersebut menampilkan berbagai atraksi tari dari sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaAcara yang merupakan edisi khusus Ngariksa episode 100 itu, juga menggelar Sarasehan Agamawan dan Budayawan.
Baca SelengkapnyaMenteri Kebudayaan, Fadli Zon diminta untuk menjadikan musik khas Indonesia, dangdut sebagai warisan dunia.
Baca SelengkapnyaRaffi mengajak seluruh masyarakat untuk melestarikan kearifan lokal dan menjaga tradisi warisan nenek moyang.
Baca SelengkapnyaGhea Indrawari, Nadin Amizah, dan Yovie and Nuno memanjakan telinga dan meluluhkan hati para penonton
Baca Selengkapnya