Geger Mayat Terikat Rantai dan Diberi Pemberat di Sungai Musi, Ditenggelamkan saat Masih Hidup?
Sebelum ditemukan tewas, korban pergi dari rumah sejak 6 Juni 2024.
Korban mengalami luka memar di kepala bagian belakang, tangan, dan kaki.
Geger Mayat Terikat Rantai dan Diberi Pemberat di Sungai Musi, Ditenggelamkan saat Masih Hidup?
Misteri penyebab kematian NK (23), pemuda asal Ogan Ilir, Sumatera Selatan, terungkap. Korban ditemukan mengapung di Sungai Musi dengan kondisi kaki terikat rantai dan terdapat batubata dalam karung sebagai pemberat.
Hasil autopsi disebut korban mengalami luka memar di kepala bagian belakang, tangan, dan kaki. Luka tersebut disebabkan adanya benturan benda tumpul.
Namun luka memar itu bukan menjadi penyebab kematiannya. Korban diduga kuat tewas akibat sengaja ditenggelamkan ke sungai.
Hal ini diketahui dari paru-paru korban terisi air sehingga menjadi lebih besar dari ukuran normal. Dengan demikian, korban masih hidup saat ditenggelamkan.
"Kematiannya akibat tenggelam dan kemungkinan besar korban masih hidup saat masuk sungai. Itu dilihat dari paru-paru berisi air," ungkap dokter forensik RS Bhayangkara Mohammad Hasan Palembang dr Indra Nasution, Jumat (21/6).
Sementara di organ bagian dalam, dokter tidak menemukan kerusakan. Begitu juga dengan urine korban yang tidak ditemukan kandungan apapun.
"Semuanya normal, hanya luka memar di beberapa bagian tubuhnya dan paru-paru terisi air," kata Indra.
Sebelumnya, warga Palembang digegerkan dengan penemuan mayat tanpa identitas mengapung di Sungai Musi. Polisi menduga korban pembunuhan karena kakinya diikat rantai.
Mayat laki-laki itu ditemukan oleh seorang pemancing ikan di Sungai Musi, tepatnya di sekitar Jembatan Musi IV, Kelurahan 14 Ulu, Seberang Ulu II, Palembang. Jenazah dievakuasi ke kamar mayat RS Bhayangkara Mohammad Hasan Palembang untuk keperluan visum dan identifikasi.
Saat ditemukan, terdapat karung berisi batubata yang diikatkan di rantai di kedua kaki korban. Batubata itu bertujuan sebagai pemberat sehingga korban terus tenggelam di dasar sungai.
Dua hari sejak penemuan, identitas korban akhirnya terungkap, yakni NK (23), pemuda ada Pemulutan, Ogan Ilir, Sumsel. Identitasnya terungkap setelah ayahnya, Lim Ashiong (51) datang ke kamar mayat RS Bhayangkara Mohammad Hasan Palembang.
Keluarga mengenali fisik dari tato tulisan Mandari di tangan yang identik dengan milik korban. Ciri lain adalah bekas luka di dada dan tanda keloid di punggung.
"Dia (korban) benar anak saya, ciri-cirinya sama persis, seperti tato, bekas luka, dan tanda keloid di punggung," ungkap ayah korban Lim Ashiong, Jumat (21/6).
Lim Ashiong menyebut anaknya pergi dari rumah sejak 6 Juni 2024 dan hilang sejak saat itu. Beberapa hari kemudian, keluarga melapor ke polisi untuk membantu pencarian.
"Kami sudah cari kemana-mana, tapi tidak ada jejak. Ternyata sudah meninggal," kata Lim.
Korban sehari-hari membantu keluarga jualan sembako di kampungnya. Dia tidak memiliki musuh atau masalah dengan orang lain karena sifatnya pendiam dan jarang bergaul.
Keluarga meminta dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya. Dengan demikian bisa mengungkap pelaku dan menangkapnya.
"Kami harap polisi mengusut siapa pembunuhnya dan bisa dihukum dengan adil," kata Lim.