Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi: Terdengar Ledakan Besar Disusul Hujan Kerikil, Warga Diminta Waspada Banjir Lahar
Ketinggian kolom abu terpantau mencapai 8.000 meter.

Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami erupsi pada Kamis, (20/3) pukul 22:56 Wita. Peristiwa itu membuat status Gunung Lewotobi Laki-Laki yang sebelumnya berada di level III Siaga, telah meningkat menjadi level IV (Awas).
Besarnya suara letusan yang terdengar saat erupsi terjadi membuat warga dari beberapa desa berlarian keluar untuk menyelamatkan diri. Kadib Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avelina Manggota Hallan mengatakan, setelah ledakan besar, terjadi hujan batu dan kerikil di wilayah Desa Lewotobi, Lewo Awang, serta sekitarnya, termasuk Desa Riang Rita di Kecamatan Ile Bura.
"Kami tetap siaga," ujarnya.
Hujan Kerikil
Asis Muda, warga setempat mengungkapkan, usai terjadi ledakan besar disusul jatuhnya material kerikil dan pasir. Warga yang panik langsung berlarian menyelamatkan diri. Di saat itu juga, listrik mendadak padam.
Tak lama setelah itu, hujan lumpur pun melanda, mengepung warga yang bertahan di rumah.
Muntahan material kerikil dan pasir membuat kami tidak bisa keluar rumah, ditambah lagi listrik padam," ungkap Asis.
Petugas Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-laki mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki serta para pengunjung atau wisatawan dilarang untuk melakukan aktivitas apapun dalam jarak 7 Km dari pusat erupsi. Selain itu, untuk sektor Barat Daya, Utara, dan Timur Laut, larangan berlaku hingga sejauh 8 Km.
Masyarakat juga diminta waspada kemungkinan terjadinya banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang bersumber dari puncak gunung, terutama saat hujan dengan intensitas tinggi, khususnya di daerah seperti Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote. Di samping itu, masyarakat yang terkena dampak hujan abu dari Gunung Lewotobi Laki-laki diimbau untuk mengenakan masker atau penutup hidung dan mulut guna melindungi diri dari bahaya abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan.
"Kami menghimbau agar masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan dari pemerintah daerah, dan tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya," ungkap petugas tersebut. .