Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus, Enam Orang Dilaporkan Meninggal Dunia
Dilaporkan bahwa sekolah beserta sejumlah rumah yang berada di lereng gunung terbakar dan rusak berat akibat lontaran material gunung.
Gunung api Lewotobi Laki-laki kembali erupsi, Minggu (3/11) malam. Mengeluarkan suara gemuruh yang besar dan melontarkan abu vulkanik disertai batu kerikil, membuat suasana mencekam.
Dilaporkan bahwa sekolah beserta sejumlah rumah yang berada di lereng gunung terbakar dan rusak berat akibat lontaran material gunung. Bahkan dilaporkan juga bahwa enam warga meninggal dunia dan satu keluarga tertimbun reruntuhan rumahnya.
Takut kehilangan nyawa, warga pun nekat keluar dari dalam rumah dengan melindungi kepala mereka menggunakan helm, untuk mengungsi ke perbatasan antara Flores Timur dan Sikka.
"Hujan vulkanik dan api terjadi pas jam 12 malam. Kami lari terpontang panting, ada yang baku tindis dan baku tabrak karena kondisi jalan tidak bisa dilihat," jelas warga dalam video amatir yang didapatkan.
Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Pululera, melaporkan, adanya erupsi namun tinggi kolom abu tak bisa teramati karena kabut awan. Erupsi ini terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi ± 3 menit 5 detik.
"Saat ini Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada status level IV (Awas)," jelas Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Herman Yosef S Mboro, Senin (4/11).
Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 7 Kilometer dari pusat erupsi, serta sektoral 7 Kilometer pada arah Utara-Timur Laut dan 7 Kilometer pada sektor Timur Laut.
"Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda, serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya," kata Herman Yosef Mboro.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Enam Orang Meninggal Dunia
Kepala Desa Klatanlo, Petrus Muda mengatakan korban tewas akibat tertindih rumah yang roboh.
"Gunung meletus sekitar pukul 00.30 WITA. Ada satu keluarga sekitar 6 orang yang tertindih bangunan," kata Petrus Muda.
Dia mengatakan belum ada proses evakuasi karena semua warga melarikan diri meninggalkan kampung mereka.
"Petugas baru tiba di lokasi kejadian untuk proses evakuasi," katanya sambil menutup telepon karena harus melayani petugas yang baru tiba di lokasi seperti dilansir dari Antara.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur sejauh ini belum dapat dikonfirmasi.