Harlah ke-95 NU, PDIP ingin Perkuat Relasi Islam dan Nasionalisme
Merdeka.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ikut memperingati Hari lahir Ke-95 NU pada besok (31/1). Anggota DPR Fraksi PDIP, Nabiel Haroen mengatakan, soliditas PDIP dan NU akan memperkuat nilai-nilai Islam dan nasionalisme di Indonesia.
"Dalam Harlah Ke-95 NU ini, PDI Perjuangan memperingati Harlah NU dengan sangat meriah. Terima kasih PDI Perjuangan yang memberi dukungan untuk terus menguatkan relasi Islam-nasionalisme. Mari kita terus kawal NKRI, menjaga Indonesia," kata dia dalam keterangan yang diterima, Sabtu (30/1).
PDIP, kata dia, akan ikut serangkaian acara akan digelar di Kantor DPP PDIP secara virtual dengan mengangkat tema Rumah Nusantara.
-
Siapa yang hadir di HUT ke-51 PDIP? Wapres Ma'ruf Amin menghadiri peringatan HUT ke-51 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang digelar di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1).
-
Bagaimana PDIP rayakan HUT ke-51? PDI Perjuangan memperingati HUT Partai ke-51 dengan sederhana, khidmat, dan dilaksanakan secara hybrid.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang memimpin konsolidasi PDIP di Bali? 'Hari ini Ibu Megawati akan memimpin langsung konsolidasi PDIP di Bali, di mana seluruh kader partai dihadirkan untuk mengompakkan suatu semangat juang dan kita lihat Bali ini militansinya sangat tinggi.'
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
Nabiel mengungkapkan, lima tahun lagi NU akan berusia satu abad. Hal itu merupakan pencapaian yang luar bisa, mengingat NU mengalami berbagai dinamika dalam setiap zamannya.
"NU jelas terbukti setia mengawal NKRI, menguatkan ke-Indonesiaan dan kebangsaan. Pengabdian NU bukan pada kekuasaan-pemerintahan, tetapi dukungan yang kuat kepada negara serta mengabdi untuk bangsa. Ini karena NU juga turut memperjuangkan kemerdekaan," paparnya.
Pada saat ini, lanjut dia, NU bergerak aktif untuk mencari solusi dalam penanganan pandemi Covid-19 dan bencana alam yang akhir-akhir ini menerpa Indonesia. Selain itu, kata dia, NU juga memperkuat solidaritas global.
Menurutnya, saat ini penting sekali memperkuat Islam dan nasionalisme. Dia bilang, ketika demokrasi ala Amerika Serikat mendapat kritikan keras serta ujian dari berbagai pihak, Indonesia tetap menjaga tradisi politik demokratis yang bersanding dengan nilai-nilai agama.
Meski demikian, Nabiel menyadari masih banyak tantangan dalam negeri yang harus dibenahi. Seperti ekstremisme, terorisme, dan ancaman radikalisme dari kelompok-kelompok yang selama ini ingin mengganti dasar ideologi negara.
"Pancasila jelas menjadi dasar penting, sebagai jiwa bangsa. Maka, memperkuat harmoni Islam dan nasionalisme menjadi keharusan. Bahwa warna Indonesia terhampar dalam bendera Merah Putih, yang melambangkan nasionalis-religius," urainya.
Oleh karena itu, dia memastikan NU akan terus bersinergi dengan kelompok-kelompok yang setia dengan NKRI. NU juga akan terus mengawal negara untuk membersihkan birokrasinya dari kelompok radikalis.
"Selain itu, NU juga mendorong kadernya mewarnai partai-partai yang sejalan dengan garis perjuangan NU, untuk mengawal perjuangan politik," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harlah ke-25 PKB digelar di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaZulhas ingin memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU).
Baca SelengkapnyaAda sembilan poin yang dapat dijadikan pedoman berpolitik bagi warga NU.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku butuh dukungan dari NU untuk membangun bangsa
Baca SelengkapnyaTokoh NU Malang Raya, Ferry Adha mengatakan, pihaknya mendukung penuh PAN.
Baca Selengkapnya"Muslimat NU yang selalu menjaga NKRI, merawat Pancasila yang selalu merawat persatuan," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaPeringatan Harlah ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) akan diadakan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta pada Sabtu (20/1).
Baca SelengkapnyaKetua DPP Golkar Nusron Wahid meyakini Prabowo-Gibran juga bakal mendapatkan suara dari kelompok Nahdlatul Ulama (NU).
Baca SelengkapnyaDi tangan Ketum Zulkifli Hasan (Zulhas), PAN sukses bertransformasi menjadi partai terbuka untuk semua golongan.
Baca SelengkapnyaMahfud memandang ada peran ulama termasuk santri-santri dari kiai Hamid memperjuangkan Indonesia merdeka.
Baca SelengkapnyaKH Said Aqil Siroj menjelaskan bahwa gerakan thoriqoh merupakan revolusi spiritual, lebih dari revolusi mental.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Ali Masykur Musa menilai Khofifah adalah kader NU sempurna
Baca Selengkapnya